PRP (platelet-rich plasma) adalah terapi yang menggunakan plasma darah yang diperkaya trombosit. Suntik PRP biasanya digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan cedera pada tendon, otot, sendi, atau kulit. Selain itu, terapi PRP juga banyak digunakan dalam dunia kecantikan.
Terapi PRP menggunakan trombosit dari darah yang berperan dalam mendorong pertumbuhan sel-sel baru yang sehat, menghentikan pendarahan, dan mempercepat proses penyembuhan luka. Trombosit tersebut ditambahkan ke plasma darah dan disuntikkan ke jaringan tubuh yang rusak untuk mempercepat penyembuhan.
Proses Pengobatan dengan PRP
Metode pengobatan dengan PRP terbilang unik karena menggunakan darah yang berasal dari pasien itu sendiri. Metode ini terdiri dari beberapa tahap yang meliputi:
- Pengambilan darah
- Pengolahan darah pasien menjadi PRP
- Penyuntikan PRP ke bagian tubuh pasien
Sebelum melakukan suntik PRP, pasien diminta untuk tidak mengonsumsi obat tertentu yang bisa mengencerkan darah, seperti aspirin atau ibuprofen, serta suplemen omega-3. Selain itu, pemeriksaan USG juga dilakukan untuk memastikan diagnosis dan menentukan lokasi pengobatan yang tepat.
Selanjutnya, dokter akan mengambil darah pasien sebanyak 20–60 mililiter dan memasukkannya ke alat pemutar yang disebut centrifuge. Alat ini akan memisahkan berbagai komponen darah. Dari sejumlah darah yang diambil dari proses ini akan diperoleh beberapa milimeter plasma darah yang kaya trombosit.
Setelah itu, pasien diberi bius lokal dan dokter akan menyuntikkan cairan PRP ke bagian tubuh yang mengalami cedera atau luka. Prosedur penyuntikan PRP akan menimbulkan rasa sakit ringan dan iritasi di area suntik selama beberapa hari.
Beragam Kondisi yang Dapat Diatasi dengan PRP
Terapi PRP merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan berbagai cedera yang memengaruhi tendon, otot, dan persendian. Beberapa kondisi yang dapat diatasi dengan menggunakan terapi ini meliputi:
1. Tennis elbow
Tennis elbow adalah nyeri hebat akibat cedera di daerah otot dan tendon di sekitar bagian luar siku. Kondisi ini biasa dialami oleh petenis dan orang yang sering bekerja atau beraktivitas menggunakan kekuatan lengan dan tangan.
Tendon memiliki aliran darah yang sedikit, sehingga proses penyembuhan cedera di lokasi tersebut akan berjalan lambat. Namun, dengan terapi PRP, trombosit dan berbagai faktor pertumbuhan akan ditambahkan langsung ke daerah tendon, sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan.
2. Peradangan tendon lutut kronis
Radang tendon Achilles kronis dan radang tempurung lutut (patella) adalah kondisi yang juga dapat ditangani dengan terapi PRP. Meski demikian, perbandingan efektivitas antara terapi PRP dengan terapi lain masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
3. Cedera akut pada otot dan ligamen
Cedera akut pada otot dan ligamen biasanya dialami oleh para atlet. Cedera jenis ini ditandai dengan tertariknya otot hamstring di paha dan lutut akibat terkilir. Banyak atlet profesional yang melakukan terapi PRP untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sayangnya, belum ada bukti ilmiah yang memastikan bahwa terapi PRP benar-benar membantu proses penyembuhan cedera otot dan ligamen lebih cepat.
4. Patah tulang
Terapi PRP juga dapat diterapkan dalam mengobati patah tulang. Karena bisa merangsang pertumbuhan sel-sel baru yang sehat, terapi PRP dipercaya dapat mendukung proses penyembuhan tulang yang patah.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas terapi PRP dalam proses pemulihan patah tulang.
Selain keempat kondisi di atas, terapi PRP juga dapat membantu beberapa jenis operasi, seperti operasi bahu untuk memperbaiki tendon yang robek. PRP juga sudah diterapkan untuk memperbaiki ligamen lutut robek, terutama anterior cruciate ligament (ACL).
5. Kulit keriput
Anda mungkin pernah mendengar istilah “facial vampir”. Facial vampir merupakan perawatan wajah yang menerapkan metode PRP. Jenis perawatan ini bertujuan untuk menghilangkan keriput, bekas jerawat, dan stretch mark pada kulit.
Selain itu, metode ini juga membuat kulit menjadi lebih kenyal, lebih halus, dan bercahaya, dan serta meratakan warna kulit. Terapi PRP umumnya tidak menimbulkan reaksi alergi karena berasal dari tubuh pasien sendiri.
6. Kebotakan
Suntik PRP juga efektif dalam mengobati kebotakan yang disebabkan oleh alopesia androgenik. Kondisi ini ditandai dengan penipisan rambut dan garis batas rambut yang mundur pada dahi. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan kemampuan suntik PRP dalam mengobati kebotakan.
7. Osteoarthritis
PRP juga telah diujikan untuk penderita osteoarthritis. Pada penderita osteoarthritis, PRP menjadi metode pengobatan alternatif, terutama pada fase awal penyakit ini.
Oleh karena itu, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang mengarah pada osteoarthritis, seperti rasa sakit atau nyeri sendi dan kaku pada sendi.
Sayangnya, efektivitas terapi PRP bagi penderita osteoarthritis belum diketahui secara pasti.
Meski terlihat menjanjikan, terapi PRP masih membutuhkan banyak penelitian untuk membuktikan efektivitasnya, termasuk dalam dunia medis dan kecantikan.
Jika Anda tertarik menggunakan terapi PRP sebagai pengobatan kondisi tertentu atau perawatan kecantikan, konsultasikan lebih dulu ke dokter untuk mengetahui manfaat dan efek sampingnya.