Pelecehan seksual pada anak dapat meninggalkan trauma yang mendalam, baik secara fisik maupun emosional. Meski demikian, anak yang menjadi korban pelecehan sering kali takut menceritakannya. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda pelecehan seksual pada anak dan cara menyikapinya.
Pelecehan seksual pada anak merupakan segala bentuk kontak seksual yang dilakukan oleh orang dewasa atau orang yang lebih tua kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun. Tak hanya berasal dari pihak luar, pelaku pelecehan seksual bisa saja datang dari orang terdekat, bahkan anggota keluarga sendiri.
Pelecehan seksual pada anak dapat terjadi karena anak mendapat perlakukan child grooming atau dibujuk, dipaksa, dan diancam untuk melakukan sesuatu yang tidak wajar, seperti berciuman, menonton tayangan pornografi, atau berhubungan seksual.
Tanda-Tanda Anak yang Mengalami Pelecehan Seksual
Tanda pelecehan seksual pada anak terkadang sulit dikenali oleh orang tua. Pasalnya, kebanyakan anak yang menjadi korban pelecehan seksual tidak menyadari atau memahami bahwa tindakan yang dilakukan oleh pelaku kepada dirinya merupakan sesuatu yang tidak wajar.
Tak hanya itu, kebanyakan korban juga merasa takut mengungkapkan pelecehan seksual yang ia alami, baik karena diancam oleh pelaku maupun karena menganggap pelecehan yang terjadi diakibatkan oleh kesalahannya sendiri.
Meski demikian, ada beberapa tanda yang bisa ditunjukkan oleh anak saat ia mengalami pelecehan seksual, di antaranya:
- Sering mimpi buruk hingga susah tidur
- Kehilangan konsentrasi dan sulit menerima pelajaran
- Kesulitan mengendalikan emosi
- Sangat tertutup atau menarik diri dari lingkungan sekitar
- Terlihat sedih, cemas, atau takut berlebihan
- Muncul keinginan dan perilaku untuk menyakiti diri sendiri (self harm) bahkan bunuh diri
Tak hanya itu, korban juga bisa memberi petunjuk tertentu mengenai pelecehan seksual yang ia alami tanpa mengungkapkannya secara langsung. Misalnya, anak mengalami tantrum setiap hendak mengunjungi kerabat atau bertemu dengan pelaku pelecehan.
Selain dari perubahan perilaku dan emosi anak, tanda-tanda pelecehan seksual juga dapat diketahui dari keluhan kesehatan yang dialami anak, termasuk kehamilan yang tidak diinginkan.
Waspadai luka atau memar yang terlihat tak wajar pada anak, terlebih jika disertai dengan beberapa masalah kesehatan lain, seperti susah buang air kecil, nyeri saat berjalan atau duduk, perdarahan dari anus atau kemaluan, serta gejala penyakit menular seksual.
Cara Menyikapi Pelecehan Seksual pada Anak
Sebagai orang tua, Anda perlu tahu bagaimana cara menyikapi pelecehan seksual pada anak. Hal ini penting dilakukan agar anak tidak makin terpuruk dan mengganggu tumbuh kembangnya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan pada anak yang menjadi korban pelecehan seksual:
1. Cobalah untuk mengajak anak berbicara
Cobalah untuk mengajak anak berbicara dengan Anda dari hati ke hati. Ketika anak sudah mulai bercerita, usahakan untuk tetap tenang dan dengarkan ia dengan cermat.
Selain itu, hindari menyela perkataan anak meski Anda merasa marah atau kesulitan memahami hal yang sedang ia ceritakan. Menyela perkataan anak dapat membuatnya merasa kurang didengarkan sehingga ia enggan bercerita lebih lanjut.
2. Berikan waktu yang cukup untuk anak
Pahami bahwa tidak semua anak dapat menceritakan kejadian buruk ini dalam waktu cepat. Jika anak belum siap untuk bercerita, berikan ia waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu hingga ia dapat terbuka dengan Anda.
3. Berikan dukungan penuh
Alih-alih menghakimi, berilah dukungan kepada anak dengan memercayai seluruh perkataannya dan meyakinkan dirinya bahwa hal yang terjadi bukanlah kesalahannya. Jelaskan juga bahwa menceritakan kejadian yang ia alami kepada Anda merupakan tindakan yang tepat.
Selain itu, beri tahu anak bahwa Anda akan selalu berada di sisinya kapan pun ia butuhkan. Dengan demikian, anak akan merasa lebih aman dan dilindungi oleh Anda.
Pelecehan seksual adalah tindakan yang melanggar hukum. Jika Anda mencurigai anak menjadi korban pelecehan seksual, Anda perlu melaporkan kejadian tersebut kepada pihak terkait, seperti kepolisian dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), agar dapat diproses secara hukum.
Pelecehan seksual pada anak tentu membawa trauma yang sangat mendalam dan bisa terbawa sampai dewasa. Bahkan, penelitian menyebutkan jika anak yang mengalami pelecehan seksual lebih rentan mengalami hal yang serupa saat ia dewasa kelak.
Pastikan Anda selalu mendampingi anak agar ia tetap merasa aman. Anda juga bisa membawa anak berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan pendampingan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.