Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali di dalam tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain.

Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia. Kanker sering menyebabkan kematian karena penyakit ini umumnya tidak menimbulkan gejala pada awal perkembangannya. Kanker baru terdeteksi dan ditangani setelah mencapai stadium lanjut.

Business concept. Medical 3d concept

Skrining atau cek kesehatan secara berkala dapat mendeteksi kanker sejak dini. Untuk mencegah kondisi ini, jalani pola hidup sehat, misalnya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

Penyebab Kanker

Penyebab utama kanker adalah perubahan (mutasi) genetik pada sel yang membuatnya tumbuh tidak normal. Sebenarnya, tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk menghancurkan sel abnormal ini. Namun, bila mekanisme tersebut gagal, sel abnormal tadi akan tumbuh tidak terkendali dan dapat menggantikan sel normal.

Selain mutasi, infeksi virus HPV juga bisa memicu terjadinya kanker. Infeksi virus HPV bisa menular melalui kontak langsung dengan kulit atau hubungan seks dengan penderita. Jika tidak ditangani dengan baik, infeksi virus HPV juga dapat menyebabkan perkembangan sel-sel abnormal yang akhirnya berpotensi menjadi kanker.

Beberapa jenis kanker yang dapat timbul akibat virus HPV ini adalah kanker serviks, kanker penis, atau kanker anus.

Faktor risiko kanker

Faktor yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker berbeda-beda, tergantung pada jenis kankernya. Meski demikian, tidak ada jenis kanker yang spesifik hanya dipicu oleh satu faktor.

Faktor yang diduga berisiko menyebabkan kanker antara lain:

  • Riwayat penyakit kanker dalam keluarga kandung
  • Usia di atas 65 tahun, tetapi lebih umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, kanker dapat terjadi pada usia berapa pun, termasuk anak-anak 
  • Kebiasaan merokok atau konsumsi minuman beralkohol
  • Parapan radiasi, zat kimia (seperti asbes atau benzene), atau sinar matahari
  • Infeksi virus, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HPV
  • Paparan hormon dalam kadar tinggi atau jangka panjang
  • Obesitas atau berat badan berlebih
  • Kurang banyak bergerak dan tidak rutin berolahraga
  • Penyakit yang menyebabkan peradangan jangka panjang, seperti kolitis ulseratif.
  • Daya tahan tubuh menurun, misalnya akibat menderita HIV/AIDS

Gejala Kanker

Gejala yang timbul akibat kanker bervariasi, tergantung pada jenis kanker dan organ tubuh yang terkena. Beberapa gejala atau tanda yang sering dialami penderita kanker adalah:

  • Muncul benjolan
  • Nyeri yang tidak kunjung hilang
  • Pucat, lemas, dan cepat lelah
  • Perubahan pada kulit, seperti kulit menguning, luka yang tidak kunjung sembuh, atau perubahan pada tahi lalat 
  • Berat badan turun drastis
  • Gangguan buang air besar atau buang air kecil
  • Batuk kronis
  • Memar dan perdarahan yang terjadi tiba-tiba
  • Demam yang terus berulang

Kapan harus ke dokter

Lakukan skrining dan pemeriksaan rutin ke dokter jika memiliki faktor risiko kanker. Pemeriksaan juga disarankan jika sering berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi HPV yang kemudian bisa menyebabkan kanker.

Pemeriksaan ke dokter juga perlu dilakukan bila seseorang mengalami gejala kanker, seperti munculnya benjolan di tubuh, berat badan turun drastis, atau batuk kronis. Deteksi dini kanker dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan.

Penderita kanker perlu menjalani pengobatan dari dokter onkologi. Selanjutnya, perlu dilakukan pemeriksaan rutin untuk melihat apakah pengobatan yang diberikan efektif.

Jika kondisi sudah membaik dan kanker dinyatakan sembuh, pasien masih tetap perlu memeriksakan kondisinya ke dokter secara berkala. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa kankernya tidak kambuh.

Penderita yang kankernya sudah tidak bisa disembuhkan juga perlu berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat memberikan pengobatan untuk memperlambat perkembangan kanker dan meredakan keluhan. Pengobatan ini disebut pengobatan paliatif.

Diagnosis dan Stadium Kanker

Untuk mendiagnosis kanker, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan menjalankan pemeriksaan fisik. Setelah itu, ada beberapa tes tambahan yang akan dilakukan dokter untuk memastikan diagnosis kanker, yaitu:

  • Pemeriksaan laboratorium
    Pemeriksaan laboratorium, seperti tes darah dan urine, dapat dilakukan untuk memeriksa kelainan dalam tubuh. Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan tumor marker untuk mendeteksi kanker.
  • Pemindaian
    Tes ini dapat berupa pemeriksaan Rontgen, USG, CT scan, MRI, atau PET scan, untuk melihat kondisi organ yang bermasalah.
  • Biopsi
    Pada prosedur ini, dokter akan mengambil sampel jaringan tubuh pasien yang diduga terserang kanker. Biopsi merupakan pemeriksaan yang paling akurat untuk menentukan apakah pasien terkena kanker atau tidak.

Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas, dokter kemudian akan menentukan tingkat keparahan (stadium) kanker. Secara umum, tingkatan kanker dibagi menjadi stadium 1 sampai 4. Makin tinggi stadium kanker, gejala yang dialami pasien akan makin parah dan peluangnya untuk sembuh makin kecil.

Ada berbagai cara untuk menentukan stadium kanker, tetapi yang paling sering dilakukan adalah sistem TNM (Tumor, Node, Metastasis). Dalam sistem TNM, dokter menentukan stadium kanker berdasarkan ukuran kanker, ada tidaknya penyebaran kanker ke kelenjar getah bening di sekitarnya, dan seberapa jauh kanker menyebar ke organ lain.

Pengobatan Kanker

Jenis pengobatan yang akan dipilih dokter tergantung pada beberapa faktor, mulai dari jenis kanker, letak kanker, stadium kanker, kondisi kesehatan pasien secara umum, dan keinginan pasien.

Metode pengobatan kanker yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Obat yang digunakan misalnya doxorubicin, vincristine, atau vinorelbine.

2. Operasi

Operasi kanker dilakukan dengan memotong dan mengangkat jaringan kanker.

3. Radioterapi

Radioterapi dilakukan dengan memaparkan sinar radiasi untuk membunuh sel-sel kanker. Radioterapi terbagi dua, yaitu radiasi dari mesin yang berada di luar tubuh (radioterapi eksternal) atau radiasi dari alat implan yang dipasang di dalam tubuh (brakiterapi).

4. Transplantasi sumsum tulang

Lewat prosedur ini, sumsum tulang pasien akan diganti dengan sumsum tulang baru dari pendonor agar dapat menghasilkan sel baru yang normal dan bebas kanker.

5. Terapi hormon

Jenis kanker tertentu, seperti kanker payudara dan kanker prostat, dipicu oleh hormon. Oleh sebab itu, menghambat hormon pemicu tersebut dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker. Dokter dapat memberikan obat hormon seperti Tamofen 10 mg 10 Tablet.

6. Targeted drug therapy

Terapi target dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang mampu menghambat mutasi genetik pada sel. Obat yang diberikan antara lain everolimus, axitinib, atau atezolizumab.

7. Imunoterapi

Imunoterapi atau terapi biologis bertujuan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker.

8. CAR-T cell therapy

Chimeric antigen receptor (CAR) T-cell therapy atau disebut juga terapi sel T CAR adalah salah satu bentuk imunoterapi. Sel T merupakan komponen dari sistem imun yang berfungsi melawan infeksi. 

Terapi sel T CAR dilakukan dengan cara mengambil sel T pasien. Sel ini kemudian direkayasa di laboratorium agar dapat menempel pada antigen sel kanker tertentu. Dengan begitu, sel T CAR akan mengenali dan menyerang sel kanker.

Perlu diketahui bahwa pengobatan kanker di atas dapat menyebabkan berbagai efek samping, salah satunya adalah berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga tubuh pasien rentan terkena infeksi.

Komplikasi Kanker

Komplikasi dapat terjadi ketika sel kanker menyerang organ vital, seperti hati, otak, atau paru-paru. Komplikasi ini bisa terjadi karena kanker memang pertama kali muncul di organ vital tersebut. Bisa juga akibat kanker yang berasal dari organ lain lalu menyebar ke organ vital tersebut, misalnya kanker payudara yang menyebar ke paru-paru.

Berikut adalah komplikasi yang dapat disebabkan oleh kanker:

  • Malnutrisi
  • Penyakit liver
  • Infeksi paru-paru
  • Gangguan fungsi hati
  • Stroke
  • Depresi
  • Koma 

Pencegahan Kanker

Berdasarkan penelitian, ada 400 ribu kasus baru kanker terdeteksi setiap tahunnya dengan angka kematian mencapai 240 ribu kasus. Jenis kanker yang sering terjadi pada pria adalah kanker paru-paru, sedangkan kanker yang paling sering dialami wanita adalah kanker payudara.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggalakkan program perilaku CERDIK untuk mencegah kanker. CERDIK sendiri merupakan kepanjangan dari:

  • Cek kesehatan secara berkala
    Konsultasikan dengan dokter mengenai perlunya tes skrining kanker berdasarkan faktor risiko yang dimiliki.
  • Enyahkan asap rokok
    Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai jenis kanker, terutama kanker paru-paru, sehingga penting untuk meninggalkan kebiasaan ini.
  • Rajin aktivitas fisik
    Rutin berolahraga selama setidaknya 30 menit setiap harinya.
  • Diet sehat dengan kalori seimbang
    Perbanyak makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian (misalnya gandum), dan makanan yang kaya akan protein.
  • Istirahat yang cukup
    Kurang tidur dapat melemahkan sistem imun tubuh. Hal ini diduga meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit, termasuk kanker. Namun, hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut.
  • Kelola stres
    Stres berlebihan dapat memicu kebiasaan hidup tidak sehat, seperti merokok atau pola makan buruk, yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Di samping CERDIK, ada beberapa upaya lain yang juga perlu dilakukan untuk mencegah kanker, yaitu:

  • Hindari paparan sinar matahari berlebih
    Paparan sinar ultraviolet dari matahari dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit. Oleh sebab itu, gunakan pakaian tertutup saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Selain itu, penggunaan tabir surya dengan SPF minimal 30 juga dianjurkan untuk melindungi kulit dari kanker akibat paparan sinar UV.
  • Gunakan masker di tempat yang penuh polusi udara
    Asap kendaraan bermotor, asap pabrik, asap pembakaran sampah, asap rokok, serta debu asbes dapat menyebabkan kanker.
  • Hentikan konsumsi minuman beralkohol
    Jika Anda rutin mengonsumsi minuman beralkohol, mulailah untuk menghentikan kebiasaan tersebut karena alkohol dapat memicu timbulnya kanker.
  • Lakukan vaksinasi
    Ada dua jenis kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi, yaitu kanker hati melalui vaksin hepatitis B dan kanker serviks dengan vaksin HPV.