“Jangan minum jamu, apalagi makan nanas, nanti keguguran.” Sebagian ibu hamil merasa khawatir saat mendengar mitos-mitos penyebab keguguran tersebut. Padahal, mitos-mitos tentang keguguran itu belum tentu benar. Supaya lebih tenang, cek kebenarannya di artikel ini, yuk!
Menelan mentah-mentah mitos penyebab keguguran yang dipercayai masyarakat bisa membuat ibu hamil jadi was-was, khususnya jika baru pertama kali mengandung. Rasa cemas dan takut yang berlebihan tentu tidak baik untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Membuktikan Kebenaran Mitos Penyebab Keguguran
Supaya tidak memicu kekhawatiran berlebih yang membuat Bumil cemas atau takut untuk melakukan ini dan itu, Bumil bisa membaca mitos penyebab keguguran beserta faktanya di bawah ini:
1. Makan nanas
Beredar mitos bahwa menongsumsi buah nanas katanya bisa memicu kontraksi. Jika dikonsumsi saat hamil muda, hal ini bisa memicu keguguran. Kalau dikonsumsi di trimester 2–3, bisa menyebabkan bayi lahir sebelum waktunya.
Faktanya, meski nanas mengandung enzim bromelain, yakni enzim yang dapat memecah protein dalam tubuh dan bisa menimbulkan perdarahan abnormal, kadar enzim ini pada buah nanas sangatlah kecil, sehingga tidak bisa menyebabkan keguguran.
2. Makan pare
Saat hamil, pare sering kali menjadi makanan yang pantang untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. Soalnya, beredar kepercayaan bahwa zat kimia pada pare bisa menimbulkan kontraksi dan menyebabkan keguguran. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Kenyataannya, makan pare saat hamil tidak akan membuat janin lahir sebelum waktunya. Malahan, nutrisi pada buah pare bisa memberikan manfaat kesehatan untuk ibu hamil dan janin.
Namun, pare hanya boleh dikonsumsi dalam jumlah sedikit atau sekadar memuaskan keinginan ngidam saja, ya. Bila Bumil ragu, sebaiknya tanyakan dahulu ke dokter sebelum mengonsumsinya.
3. Minum jamu
Banyak orang menyakini bahwa minum jamu saat hamil bisa menyebabkan keguguran. Faktanya, mengonsumsi jamu tidak lantas langsung menyebabkan keguguran. Selama takarannya tepat dan kebersihannya terjaga dengan baik, jamu-jamuan, seperti temulawak, jahe, kunyit, maupun daun kunyit, hingga beras kencur sebenarnya boleh-boleh saja dikonsumsi oleh ibu hamil.
Namun, pastikan Bumil tidak mengonsumsi jamu yang mengandung daun mint, sage, dan rosemary, ya. Soalnya, ketiga bahan ini terbukti bisa memicu kontraksi dan menyebabkan persalinan lebih awal. Jadi lebih berhati-hati dalam memilih produk herbal yang akan dikonsumsi, ya.
4. Pijat perut
“Jangan pijat perut, nanti keguguran!” Pernah dengar kalimat ini? Sebenarnya tidak ada penelitian yang membuktikan kebenaran anggapan ini. Pijat perut yang dilakukan dengan tepat justru bisa membuat Bumil lebih relaks dan tidur lebih nyenyak.
Hanya saja, sebaiknya Bumil tidak melakukan pijat perut pada trimester pertama karena bisa memperburuk mual di pagi hari. Selain itu, ada beberapa kondisi Bumil yang tidak boleh melakukan pijat perut, seperti memiliki risiko persalinan prematur, preeklamsia, dan memiliki gangguan plasenta.
5. Naik motor
Katanya, naik motor saat hamil dapat menyebabkan keguguran. Hal ini mungkin saja terjadi karena ada kemungkinan Bumil melewati jalanan yang rusak, berlubang, atau polisi tidur, dan risiko terjatuhnya juga tinggi. Nah, inilah yang bisa menyebabkan Bumil terguncang, mengalami kontraksi, dan bayi lahir sebelum waktunya.
Namun, faktanya ibu hamil naik motor tidak akan langsung menyebabkan keguguran, kok. Dengan catatan, Bumil bersama pengendara yang sudah andal. Bila Bumil ingin mengendarai motor sendirian, pastikan Bumil mampu mengemudikan motor dengan baik, ya.
Selain itu, usahakan untuk naik motor ketika usia kandungan memasuki trimester kedua untuk menurunkan risiko morning sickness yang bisa membahayakan diri karena tidak konsentrasi saat menyetir.
6. Mandi dan berendam di air hangat
Mandi dan berendam di air hangat saat hamil juga katanya bisa menyebabkan keguguran. Pada kenyataannya, asalkan Bumil berendam di air yang tidak terlalu panas atau suhu suam-suam kuku dan dalam waktu kurang dari 10 menit, kehamilan akan tetap aman, kok. Malahan, berendam dengan air hangat bisa memberikan manfaat, yaitu dapat mengurangi pegal-pegal yang Bumil rasakan.
7. Terjatuh
Konon katanya kalau Bumi jatuh maka bisa keguguran. Kenyataannya, ibu hamil yang terjatuh saat trimester satu dan dua tidak selalu mengalami keguguran. Soalnya, dinding rahim pada usia ini cukup tebal dan volume air ketuban yang tinggi bisa melindungi janin dari bahaya tersebut.
Sedangkan jika terjatuh pada trimester ketiga, justru bukan menyebabkan keguguran, melainkan memicu terlepasnya plasenta dari dinding rahim atau solusio plasenta.
Meski tidak menyebabkan keguguran, jika Bumil terjatuh lalu gerakan janin dirasakan berkurang, mengalami flek atau perdarahan, atau mengalami nyeri perut hebat, segera ke dokter, ya.
8. Makan durian
Kepercayaan bahwa makan durian bisa merangsang kontraksi dan menyebabkan keguguran juga cuma mitos belaka, ya. Sebenarnya, durian baik dikonsumsi oleh ibu hamil karena mengandung sejumlah nutrisi untuk kesehatan Bumil dan janin. Namun, jangan mengonsumsinya berlebihan, ya.
9. Minum kopi
Saat hamil, mungkin Bumil sering mendengar larangan minum kopi karena bisa menyebabkan keguguran hingga bayi lahir prematur.
Kepercayaan ini tidak boleh ditelan mentah-mentah, ya. Minum kopi saat hamil tidak akan menyebabkan keguguran, asalkan Bumil tidak mengonsumsinya lebih dari 200 miligram atau setara dengan 2 cangkir kopi.
10. Makan lalapan
Selada, daun kemangi, dan mentimun adalah sayuran mentah yang sering kali disantap sebagai lalapan. Saat hamil, sayuran mentah tersebut cenderung dilarang untuk dikonsumsi karena bisa menyebabkan keguguran.
Faktanya, makan lalapan tidak akan langsung menyebabkan keguguran, kok. Selama lalapan dalam kondisi segar, tidak rusak, sudah dicuci bersih, dan jumlahnya tidak berlebihan, sayuran ini aman untuk dikonsumsi ibu hamil.
Setelah membaca mitos-mitos penyebab keguguran di atas, Bumil jangan langsung percaya dengan semua informasi yang beredar di masyarakat, ya. Lengkapi informasi seputar kehamilan dengan membaca sumber yang bisa dipercaya atau berkonsultasilah dengan dokter jika membutuhkan penjelasan lebih lanjut.