Muka tidak simetris ditandai dengan bagian atau sisi wajah yang tidak sejajar dengan sisi lainnya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik, usia, dan cedera. Selain itu, muka asimetris juga bisa terjadi akibat penyakit tertentu.
Hampir setiap orang memiliki tingkat asimetri tertentu di wajahnya, mulai dari yang ringan hingga berat dan terlihat dengan jelas. Misalnya, pipi atau telinga di sisi kiri lebih tinggi daripada sisi kanan.
Muka tidak simetris yang ringan umumnya tergolong normal. Namun, dalam beberapa kasus, asimetri wajah yang terlihat jelas bisa menjadi tanda adanya kondisi serius. Ini juga bisa memengaruhi penampilan fisik dan membatasi fungsi hidung, mulut, atau mata.
Berbagai Penyebab Muka Tidak Simetris
Berikut ini adalah berbagai penyebab muka tidak simetris yang umum terjadi:
1. Keturunan
Muka tidak simetris bisa disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Jika dalam keluarga ada yang memiliki wajah asimetris, kemungkinan besar Anda juga bisa menurunkannya. Misalnya, satu sisi bibir tidak sejajar dengan sisi lainnya.
2. Kondisi bawaan lahir
Dalam kasus tertentu, muka tidak simetris juga bisa terjadi karena kondisi bawaan lahir, seperti mikrosomia kraniofasial dan kelumpuhan saraf wajah bawaan.
Pada kondisi mikrosomia kraniofasial, separuh wajah tidak berkembang sepenuhnya selama masa pertumbuhan janin. Kondisi ini bisa terlihat dari perbedaan bentuk telinga atau dagu yang tidak simetris sejak lahir.
Sementara itu, kelumpuhan saraf wajah bawaan bisa terjadi akibat trauma saat persalinan atau masalah tumbuh kembang. Pada kondisi ini, penderitanya akan mengalami kesulitan mengangkat alis, menutup mata, atau tersenyum di separuh wajah hingga pada akhirnya menyebabkan wajah tidak simetris.
3. Penuaan
Asimetri wajah merupakan bagian alami dari proses penuaan. Meski tulang keras berhenti tumbuh saat pubertas, tulang rawan akan terus tumbuh meski hanya sampai titik tertentu.
Ini berarti telinga dan hidung yang sebagian besarnya terdiri dari tulang rawan tetap tumbuh dan bisa berubah seiring pertambahan usia, sehingga dapat menyebabkan muka tidak simetris.
Selain itu, berbagai penelitian menunjukkan bahwa perubahan simetris wajah karena faktor usia biasanya juga memengaruhi bagian bawah wajah, misalnya penurunan pipi atau dagu. Kondisi ini umumnya tidak memiliki dampak negatif terhadap kesehatan.
4. Kerusakan kulit akibat sinar matahari
Paparan sinar matahari yang berkepanjangan bisa menyebabkan kerusakan kulit dan mudah menyebabkan keriput pada kulit wajah, apalagi bila jarang memakai tabir surya saat keluar rumah.
Kerusakan kulit akibat sinar matahari ini jarang merata ke seluruh wajah, terutama jika Anda sering menghabiskan waktu di luar ruangan dengan satu sisi wajah saja yang sering terpapar matahari, misalnya saat mengendarai kendaraan sepanjang hari.
Seiring bertambahnya usia, rusaknya kulit wajah akibat paparan sinar matahari dapat memicu kerusakan pada satu sisi wajah sehingga tampak tidak simetris.
5. Merokok
Beberapa peneltian menunjukkan bahwa orang yang memiliki kebiasaan merokok umumnya memiliki bentuk muka yang tidak simetris. Hal ini diduga berkaitan dengan paparan asap rokok pada wajah yang berkepanjangan dan gerakan menghisap saat merokok.
6. Gaya hidup
Kebiasaan tertentu, seperti tidur tengkurap atau tidur dengan wajah bersandar pada bantal, duduk dengan kaki bersilang ke arah yang sama dalam waktu lama, dan sering menyandarkan wajah ke tangan, lama-kelamaan dapat menyebabkan muka tidak simetris.
7. Pencabutan gigi
Tindakan mencabut gigi dapat mengubah struktur gigi dan tampilan wajah, apalagi bila gigi yang dicabut banyak. Hal ini bisa berdampak pada kontur wajah, sehingga muka terlihat asimetris. Untuk mengatasi hal ini, Anda biasanya dapat memasang gigi palsu atau veneer gigi.
8. Cedera
Trauma atau cedera pada wajah selama masa kanak-kanak maupun dewasa bisa menyebabkan wajah tidak simetris. Salah satu cedera yang cukup sering memengaruhi bentuk muka adalah hidung patah, misalnya karena kecelakaan atau jatuh.
9. Bell’s palsy
Asimetri wajah yang terjadi secara tiba-tiba bisa menjadi tanda gangguan saraf, seperti Bell’s palsy. Kondisi ini terjadi ketika ada kelumpuhan pada saraf yang mengontrol otot di salah satu sisi wajah, sehingga muka bisa tampak asimetris.
Selain membuat satu sisi wajah turun, Bell’s palsy juga menyebabkan penderitanya sulit tersenyum dan menutup mata. Penyakit ini umumnya bersifat sementara dan sering kali terjadi akibat infeksi virus.
10. Stroke
Stroke juga ditandai dengan satu sisi wajah turun tiba-tiba dan mati rasa di satu sisi wajah. Meski gejalanya sekilas mirip, stroke berbeda dengan Bell’s palsy. Biasanya, penderita stroke juga mengalami kelemahan di satu sisi tubuh, sulit berbicara, dan sulit melihat.
Stroke merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan penanganan sesegera mungkin. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah yang mengarah ke atau di dalam otak tersumbat maupun pecah.
Selain berbagai penyebab wajah tidak simetris di atas, muka asimetris juga bisa disebabkan oleh rhinitis alergi maupun tortikolis. Penderita rhinitis alergi yang sering mengalami kekambuhan sering kali menggosok-gosok hidungnya. Bila terjadi terus-menerus, hal ini bisa mendorong tulang hidung ke salah satu sisi.
Sementara itu, tortikolis adalah gangguan pada otot di leher yang bisa membuat kepala miring ke salah satu sisi. Seiring waktu, kondisi ini bisa memengaruhi otot wajah sehingga memicu bentuk wajah tidak simetris, biasanya bentuk mata akan tampak besar sebelah.
Selain karena kondisi medis, seperti stroke yang membutuhkan pengobatan khusus, muka tidak simetris dapat ditangani dengan beberapa cara, misalnya dengan penggunaan filler wajah, implan, atau operasi plastik.
Jika Anda merasa memiliki muka tidak simetris secara tiba-tiba tanpa pemicu yang jelas dan sampai memengaruhi fungsi wajah, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar bisa mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.