Tes asam lambung adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat jumlah atau kadar keasaman cairan di dalam lambung. Pemeriksaan ini juga bisa digunakan untuk memastikan penyakit terkait lambung, seperti GERD atau tukak lambung. Setiap jenis tes asam lambung punya kebutuhan dan persiapan yang berbeda, supaya hasilnya jelas.
Setiap penyakit terkait lambung memunculkan gejala khas, tetapi penderitanya bisa mengalami rasa tidak nyaman di perut atau kembung, mual muntah, nyeri ulu hati, sampai heartburn. Ketika gejala-gejala tersebut tidak kunjung membaik, bahkan hingga 8 minggu, dokter akan menyarankan agar dilakukan tes untuk asam lambung.
Lewat beragam tes asam lambung, dokter bisa mengetahui alasan pengobatan yang telah dilakukan kurang efektif, misalnya gangguan di organ pencernaan.
Beragam Tes untuk Asam Lambung
Sebelum melakukan tes untuk asam lambung, dokter akan memulainya dengan tanya jawab terkait keluhan yang muncul. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti menekan (palpasi) perut atau ulu hati dan mendengar suara gerakan usus dengan stetoskop.
Hasil pemeriksaan kemudian bisa dilanjutkan dengan beberapa tes untuk asam lambung, antara lain:
1. Urea breath test
Urea breath test digunakan sebagai tes untuk asam lambung akibat infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori). Bakteri ini merupakan penyebab utama tukak lambung.
Tes ini diawali dengan pengambilan sampel napas biasa. Setelah itu, Anda akan diminta untuk meminum pil berisi urea, lalu sampel napas diambil lagi. Kedua sampel napas akan dibandingkan, guna melihat keberadaan bakteri H. pylori dan karbon dioksida yang lebih banyak pada sampel napas kedua.
2. Pengukuran tingkat pH
Tes untuk asam lambung bisa dilakukan dengan mengukur tingkat keasaman (pH). Tes ini disarankan ketika keluhan heartburn, nyeri dada, dan batuk lama tidak kunjung reda. Pengukuran ini juga bisa digunakan untuk melihat keberhasilan penanganan GERD.
Pengukuran pH dilakukan dengan selang kecil atau kateter yang dimasukkan ke lubang hidung sampai kerongkongan bawah. Alat ini terhubung dengan monitor kecil yang dipasang di pinggang atau bahu selama 24 jam.
Selama pemasangan alat ini, Anda tetap boleh makan, minum, dan beraktivitas. Akan tetapi, hindari mandi dan berbaring terlentang sampai alat dilepas.
3. Rontgen barium swallow
Pemeriksaan rontgen juga bisa menjadi tes untuk asam lambung, terutama saat memeriksa gejala yang mengarah pada GERD. Rontgen barium swallow juga sering disarankan untuk mendeteksi penyempitan kerongkongan atau hernia hiatus.
Pada tes ini, Anda diminta untuk minum cairan berkapur bernama bairum. Cairan barium akan melapisi saluran cerna. Jadi, siluet kerongkongan dan lambung akan terlihat lebih jelas saat rontgen dilakukan.
4. Manometri esofagus
Tes untuk asam lambung dengan manometri esofagus bertujuan memeriksa kekuatan otot kerongkongan (esofagus).
Tes manometri menggunakan selang fleksibel yang dimasukkan lewat hidung sampai ke lambung. Selang ini terhubung ke komputer atau monitor, guna melihat gerakan kontraksi otot kerongkongan saat selang tersebut dikeluarkan secara perlahan.
5. Endoskopi lambung
Endoskopi termasuk tes untuk asam lambung menggunakan selang fleksibel, yang dilengkapi lampu kecil dan kamera. Pemeriksaan endoskopi lambung disarankan ketika penanganan GERD sebelumnya kurang efektif meredakan gejala.
Tes endoskopi dilakukan dengan memasukkan selang lewat mulut dan diteruskan sampai ke lambung. Sebelum melakukan tes ini, Anda disarankan untuk puasa selama 6–8 jam. Tes endoskopi juga akan menggunakan obat penenang (sedatif), sehingga biasanya Anda perlu istirahat 1–2 jam di rumah sakit sebelum kembali ke rumah.
6. Kultur Helicobacter pylori
Layaknya urea breath test, tes kultur Helicobacter pylori bertujuan mendeteksi adanya bakteri H. pylori di dalam lambung. Tes untuk asam lambung ini disarankan ketika ada gejala nyeri perut, diare, atau gangguan pertumbuhan pada anak-anak.
Pemeriksaan kultur Helicobacter pylori dilakukan dengan mengambil sampel jaringan lambung saat proses endoskopi. Sampel jaringan akan dimasukkan ke tabung khusus dan diberikan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri. Setelah itu, pertumbuhan H. pylori bisa diamati lewat mikroskop.
7. Biopsi
Biopsi umumnya dilakukan saat pemeriksaan endoskopi, terutama bila ada dugaan komplikasi dari infeksi Helicobacter pylori atau esofagus Barrett.
Tes untuk asam lambung dengan biopsi mengambil sampel dari kerongkongan atau lambung. Setelah itu, sampel jaringan akan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
8. USG lambung
Pemeriksaan USG juga bisa digunakan sebagai tes untuk asam lambung. Tes ini tergolong cukup aman dan tidak menimbulkan rasa sakit. USG lambung dilakukan guna memastikan penyebab gejala GERD, posisi otot kerongkongan bawah, sampai hernia hiatus.
Pada USG lambung, lokasi pemeriksaannya di ulu hati atau tepat di bawah tulang dada bagian taju pedang. Biasanya, Anda juga diarahkan untuk berbaring miring ke kanan agar gambaran lambung di monitor USG lebih jelas. Namun, posisi ini bisa disesuaikan bila Anda merasa tidak nyaman atau sedang hamil.
9. MRI lambung
Tes untuk asam lambung dengan magnetic resonance imaging (MRI) dapat mengambil gambar kondisi lambung yang lebih detail. MRI lambung umumnya dilakukan ketika pemeriksaan USG kurang jelas, misalnya pada keluhan sakit perut hebat, perut bengkak, dugaan hernia hiatus, sampai perkembangan tumor.
Sebelum MRI lambung dilakukan, Anda akan diminta untuk tidak makan dan minum selama 4–6 jam pemeriksaan. Anda juga akan memakai pakaian khusus dan melepas aksesoris berlogam. Beritahu dokter jika ada bahan logam di dalam tubuh, misalnya katup jantung, pen, atau tindik.
10. CT scan lambung
CT scan digunakan sebagai tes untuk asam lambung guna mendeteksi peradangan, infeksi, sampai pertumbuhan kanker. Meskipun jarang dilakukan, CT scan lambung bisa dilakukan untuk memastikan keluhan nyeri perut yang tidak jelas penyebabnya.
Pada CT scan lambung, Anda biasanya akan diminta untuk puasa 2–4 jam sebelum pemeriksaan. Setelah itu, Anda diminta minum cairan kontras sebelum masuk ke alat CT scan. Cairan kontras akan melapisi lambung agar bisa terlihat jelas di monitor saat pengambilan gambar.
Karena radiasi yang cukup tinggi, beritahu dokter bila Anda sedang hamil sebelum memutuskan untuk CT scan lambung. Selain itu, informasikan bila Anda punya riwayat diabetes atau alergi terhadap obat tertentu.
Sebelum menentukan jenis tes untuk asam lambung, konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Jadi, dokter bisa melakukan pemeriksaan dan menyarankan tes asam lambung yang tepat, sesuai kebutuhan. Selain itu, tanyakan kepada dokter terkait persiapan khusus sebelum tes asam lambung dilakukan, misalnya jadwal puasa atau rencana rawat inap.