Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab keringat dingin. Meski sekilas tampak sama dengan keringat biasa, keringat dingin biasanya disertai demam atau badan meriang. Kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan maupun penyakit tertentu.
Keringat dingin atau diaforesis adalah kondisi saat seseorang mengeluarkan keringat secara tiba-tiba dari tubuhnya, tetapi tidak disebabkan oleh cuaca panas atau aktivitas tertentu, seperti olahraga.
Ketika mengalami diaforesis, seseorang juga akan mengalami gejala lain, seperti kulit pucat, mual, muntah, demam, pusing, dan badan menggigil. Untuk memahami lebih lanjut penyebab keringat dingin, Anda dapat simak penjelasannya di bawah ini.
Beragam Penyebab Keringat Dingin
Ada beberapa penyebab seseorang bisa mengalami keringat dingin, yaitu:
1. Stres
Penyebab keringat dingin yang paling umum adalah stres. Kondisi ini dapat memicu tubuh untuk meningkatkan produksi hormon kortisol dan hormon adrenalin. Peningkatan kedua hormon ini dapat menyebabkan tubuh mengalami keringat dingin.
2. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan bisa membuat seseorang mengalami peningkatan detak jantung, aliran darah, dan suhu tubuh. Pada akhirnya, ketiga hal tersebut akan menyebabkan tubuh berkeringat, termasuk keringat dingin.
3. Infeksi
Beberapa infeksi tertentu, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan COVID-19, bisa menimbulkan gejala berupa demam dan keringat dingin. Pada kasus yang berat, infeksi dapat berkembang menjadi syok septik, khususnya bila kuman telah menyebar ke seluruh tubuh.
4. Syok
Syok yang terjadi akibat perdarahan, infeksi, maupun dehidrasi berat, bisa membuat otak kekurangan aliran darah dan oksigen. Kondisi gawat darurat ini dapat menimbulkan tekanan darah rendah, denyut jantung lemah, pingsan, dan tubuh mengeluarkan keringat dingin.
5. Gula darah rendah
Penyebab keringat dingin selanjutnya adalah gula darah rendah atau disebut juga hipoglikemia. Gula darah rendah bisa memicu peningkatan produksi hormon adrenalin, sehingga mengakibatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah dan kelenjar keringat lebih aktif untuk memproduksi keringat.
6. Tekanan darah rendah
Tekanan darah rendah atau hipotensi dapat mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen dan suplai darah. Kondisi ini bisa menyebabkan kulit membiru dan keringat dingin. Tekanan darah rendah juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami syok.
7. Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif dalam memproduksi hormon tiroid (hipertiroidisme) juga dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Hal ini membuat tubuh banyak mengeluarkan keringat.
8. Migrain
Penyebab keringat dingin lainnya adalah migrain. Kondisi ini dapat terjadi karena saat migrain, tubuh akan mengeluarkan keringat dingin sebagai respons alami terhadap rasa sakit.
9. Vertigo
Vertigo dapat terjadi karena adanya gangguan di telinga bagian dalam dan komponen yang menghubungkannya ke otak. Kondisi tersebut juga bisa membuat penderitanya berkeringat disertai rasa dingin.
10. Menopause
Perubahan hormon di dalam tubuh yang terjadi saat menopause dapat menyebabkan wanita mudah berkeringat secara berlebihan, termasuk keringat dingin dan keringat di malam hari.
11. Serangan jantung
Serangan jantung juga dapat menjadi salah satu penyebab keringat dingin. Selain keringat dingin, serangan jantung juga bisa menimbulkan gejala lain berupa nyeri di dada, seperti ditusuk atau ditimpa beban berat, serta nyeri menjalar di lengan dan leher.
12. Kanker
Berbagai penyakit kanker, misalnya leukemia, kanker tulang, dan kanker hati, dapat menimbulkan gejala berupa keringat dingin, terutama di malam hari. Ini karena umor yang bersifat ganas dapat meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga suhu tubuh naik dan produksi keringat bertambah.
Selain beberapa penyebab di atas, keringat dingin juga dapat terjadi akibat efek putus obat, alkohol, maupun nikotin atau dampak dari kecanduan. Efek ini juga bisa menyebabkan seseorang mengalami insomnia maupun depresi.
Itulah sejumlah hal yang bisa menjadi penyebab keringat dingin. Bila terjadi sesekali dan masih bisa beraktivitas seperti biasa, kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan dan bisa diatasi dengan perawatan sederhana. Contohnya, dengan banyak minum air putih dan minum teh jahe.
Meski terkesan sepele, keringat dingin perlu diwaspadai apabila disertai gejala lain, seperti demam tinggi, muntah berulang, kejang, nyeri dada, sesak napas, atau buang air besar berdarah.
Jika mengalami keringat dingin dan beberapa gejala penyerta yang disebutkan di atas, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk menentukan penyebab keringat dingin dan memperoleh penanganan yang tepat.