Penyebab perut kram pada wanita sering dianggap sebagai salah satu gejala menstruasi. Padahal, kondisi ini juga bisa menandakan adanya masalah kesehatan, mulai dari kondisi yang tergolong normal hingga penyakit yang perlu mendapatkan penanganan. 

Perut kram umumnya dapat timbul akibat berbagai masalah pencernaan, seperti sembelit, perut kembung, penyakit lambung, dan berbagai gangguan pada usus. Namun, terdapat beberapa penyebab perut kram yang hanya terjadi pada wanita. 

12 Penyebab Perut Kram pada Wanita dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Penyebab Perut Kram pada Wanita

Penyebab perut kram pada wanita bisa sangat beragam dan gejala yang dirasakan bisa saling berkaitan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali berbagai penyebabnya agar dapat menentukan pengobatan yang sesuai. 

Berikut ini beberapa penyebab perut kram wanita yang perlu diketahui:

1. Menstruasi

Menstruasi merupakan penyebab perut kram pada wanita yang paling umum. Saat menstruasi, tubuh memproduksi senyawa prostaglandin yang menyebabkan otot-otot rahim berkontraksi. Hal ini dapat menimbulkan kram perut bagian bawah atau yang biasa disebut sebagai dismenore.

Umumnya, kram bisa muncul 1–3 hari sebelum menstruasi dan mereda setelah 3 hari menstruasi. Dengan bertambahnya usia, kram akibat menstruasi akan berkurang, khususnya setelah melahirkan.

2. Ovulasi

Ovulasi adalah proses pengeluaran sel telur yang sudah matang untuk dibuahi. Kondisi ini bisa menyebabkan kram pada salah satu sisi bawah perut, tergantung dari sisi ovarium mana yang sedang mengeluarkan sel telur. Kram bisa terjadi sekitar 14 hari sebelum memasuki periode menstruasi dan umumnya tidak berbahaya.

3. Hamil

Hamil bisa menjadi penyebab perut kram pada wanita. Hal ini disebabkan oleh peregangan ligamen untuk menopang perut yang membesar, sehingga perut bagian bawah akan terasa kram. Kondisi ini merupakan hal yang normal dan biasanya akan mereda dengan sendirinya.

4. Kehamilan ektopik

Meski umumnya tidak berbahaya, perut kram saat hamil bisa saja menandakan kehamilan ektopik. Apalagi jika kram disertai dengan gejala-gejala lain, seperti pendarahan, nyeri di ujung bahu, serta rasa tidak nyaman saat buang air. Kondisi ini membutuhkan penanganan segera agar terhindar dari komplikasi.

5. Keguguran

Keguguran dapat menyebabkan perut kram pada wanita, terutama jika disertai dengan pendarahan saat usia kehamilan di bawah 20 minggu serta hilangnya gejala-gejala kehamilan. Meski begitu, diperlukan pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi ini.

6. Timbul keloid atau jaringan parut

Keloid adalah bekas luka yang tumbuh dengan tidak normal. Jika pernah melakukan operasi panggul, kuret, atau operasi caesar, keloid bisa saja tumbuh dan menimbulkan kram pada perut bagian bawah serta rasa gatal dan nyeri di sekitar keloid.

Selain itu, jaringan parut juga bisa tumbuh pada rahim atau yang biasa disebut sebagai sindrom Asherman. Sindrom ini dapat menimbulkan kram perut dan nyeri pada panggul.

7. Menopause

Menopause dapat menyebabkan kram yang mirip seperti kram menstruasi. Bedanya, kram perut akibat menopause berpotensi menandakan masalah kesehatan lain, seperti endometriosis dan fibroid rahim. Wanita dengan tekanan darah tinggi, stres, dan obesitas akan lebih mudah mengalami kram perut saat menopause. 

8. Fibroid rahim

Fibroid rahim bisa menjadi penyebab perut kram pada wanita. Tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim ini akan menekan lapisan rahim, sehingga menimbulkan kram pada perut. Selain itu, kram juga disertai dengan perut kembung, sering buang air kecil, nyeri punggung, pendarahan berlebih saat menstruasi, serta rasa sakit saat berhubungan intim.

9. Kista ovarium

Jika kram perut terasa menusuk pada bagian bawah pusar, bisa jadi kondisi ini disebabkan oleh kista ovarium. Kram bisa terasa saat kista tumbuh dan pecah dalam ovarium. Sebagian besar kista ovarium tidak berbahaya dan akan hilang dalam beberapa bulan tanpa pengobatan.

10. Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi dimana lapisan paling luar rahim (endometrium), bertumbuh dan menumpuk selain di rahim. Pada kondisi ini, endometrium yang seharusnya terbuang bersama darah menstruasi, malah mengendap di sekitar organ reproduksi wanita, seperti indung telur, vagina, bahkan saluran kemih.

Jika dibiarkan, endapan ini bisa menimbulkan peradangan dan kista. Ciri-ciri kram perut akibat endometriosis adalah kram perut bagian bawah dan punggung, mual, muntah, diare, serta nyeri hebat saat buang air, menstruasi, dan berhubungan seksual.

11. Radang panggul

Penyebab perut kram pada wanita lainnya adalah radang panggul. Organ reproduksi yang terinfeksi bakteri bisa menyebabkan kram perut yang terasa sangat perih. Selain itu, kram akibat radang panggul juga ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur dan sulit untuk hamil.

12. Kanker ovarium

Kanker ovarium merupakan penyebab perut kram pada wanita yang paling berbahaya dan perlu segera ditangani. Tidak hanya kram, kanker ovarium membuat perut terasa kembung disertai dengan gangguan pencernaan.Selain itu, kondisi ini ditandai dengan sesak napas serta perdarahan yang mirip seperti menstruasi, dan bisa terjadi saat sudah menopause. 

Cara Mengatasi Perut Kram pada Wanita

Cara mengatasi perut kram pada wanita harus disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Pada kasus yang ringan, ikuti langkah-langkah berikut untuk mengatasi perut kram:

  • Kompres perut dengan air hangat untuk melemaskan otot yang tegang dan meningkatkan aliran darah.
  • Mandi menggunakan air hangat serta tambahkan garam Epsom untuk meredakan nyeri dan kram pada otot perut.
  • Pijat bagian perut yang kram dengan gerakan melingkar untuk melemaskan otot dan meningkatkan aliran darah.
  • Lakukan stretching dan olahraga ringan.
  • Hindari stres berlebih dengan melakukan yoga dan meditasi.
  • Minum air mineral secara teratur.
  • Minum teh peppermint atau chamomile untuk menenangkan tubuh dan meredakan kram.
  • Konsumsi obat pereda nyeri bila kram terasa sangat mengganggu.

Jika setelah melakukan cara di atas kram perut tidak kunjung membaik, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter sebagai langkah awal. Dokter akan melihat kemungkinan penyebab dan memberi saran terkait penanganan lain yang perlu Anda lakukan.