Penyebab sakit kepala dan cara mengatasinya bisa berbeda-beda. Sakit kepala biasanya bisa sembuh sendiri dengan istirahat dan tidur yang cukup. Namun, jika sakit kepala terasa cukup berat atau sering kambuh, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan tertentu.
Sakit kepala bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, serta bisa muncul atau menyebar di bagian kepala mana pun. Sebagian besar sakit kepala bisa diatasi dengan mengonsumsi obat pereda nyeri dan istirahat yang cukup.
Namun, jika tak kunjung sembuh atau sering kambuh, kondisi ini perlu ditangani sesuai penyebab sakit kepala. Oleh karena itu, jika Anda sering mengalami sakit kepala, sebaiknya konsultasikan kondisi tersebut ke dokter.
Berbagai Penyebab Sakit Kepala
Berdasarkan jenisnya, sakit kepala dibedakan menjadi sakit kepala tegang, migrain, dan sakit kepala cluster.
Sakit kepala tegang bisa menyerang bagian kepala mana pun, umumnya terasa berat, dan membuat kepala cenat-cenut. Sementara itu, migrain dan sakit kepala cluster biasanya terasa di salah satu sisi kepala dan gejalanya bisa berlangsung singkat atau justru menetap hingga beberapa jam.
Berbagai sakit kepala tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah:
1. Kurang tidur
Salah satu penyebab sakit kepala yang paling umum terjadi adalah kurang tidur. Saat seseorang kurang tidur, tubuhnya bisa kekurangan energi, sehingga otak tidak bisa berfungsi dengan baik dan mudah mengalami sakit kepala. Selain itu, kurang tidur juga bisa menyebabkan sulit konsentrasi, kelelahan, dan perubahan mood.
2. Stres berlebihan
Stres berlebihan juga bisa menjadi penyebab sakit kepala dan migrain. Ketika sedang stres, tubuh akan menghasilkan hormon stres atau kortisol berlebihan. Ketika kadar hormon ini meningkat, Anda bisa lebih mudah mengalami sakit kepala.
3. Kekurangan gula darah
Kekurangan gula darah (hipoglikemia) bisa menjadi penyebab sakit kepala. Sumber energi utama otak dan saraf adalah glukosa atau gula darah. Ketika kadar gula darah menurun, Anda bisa mengalami sakit kepala.
Hipoglikemia sering kali terjadi pada orang yang telat makan, menjalani diet ekstrim, atau mengonsumsi obat-obatan antidiabetes.
4. Anemia
Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah berkurang, sehingga tidak dapat membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan baik. Oksigen merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh, termasuk untuk otak.
Saat otak tidak menerima cukup oksigen, kondisi ini bisa menjadi penyebab sakit kepala, pusing, dan mata berkunang-kunang.
5. Infeksi
Sakit kepala juga bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti infeksi virus. Beberapa infeksi yang bisa menajdi penyebab sakit kepala antara lain adalah flu, demam berdarah, dan chikungunya.
Selain sakit kepala, infeksi juga sering kali akan menimbulkan gejala lain, seperti demam, nyeri otot atau tulang, batuk pilek, dan lemas.
6. Stroke
Stroke juga bisa menjadi salah satu penyebab sakit kepala. Tak hanya sakit kepala, stroke juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti kesulitan bicara atau bicara pelo, wajah tampak tidak simetris, sulit menggerakkan bagian tubuh tertentu, serta muntah.
Stroke merupakan salah satu gangguan pada otak yang berbahaya dan perlu segera ditangani oleh dokter. Jika tidak ditangani dengan baik dan cepat, stroke bisa menimbulkan kerusakan otak permanen.
7. Tumor otak
Sakit kepala parah dan terjadi berulang kerap dikaitkan dengan kondisi medis lainnya seperti tumor otak. Kondisi ini bisa terjadi ketika tumor berukuran cukup besar, sehingga dapat menekan saraf atau pembuluh darah di otak dan menjadi penyebab sakit kepala.
8. Meningitis
Sakit kepala juga bisa menjadi gejala awal dari meningitis. Ini adalah kondisi peradangan pada selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang akibat infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Selain sakit kepala, meningitis juga bisa menimbulkan gejala lain berupa leher kaku, demam, lemas, mual muntah, mata mudah merasa silau, dan kejang. Meningitis merupakan penyebab sakit kepala yang berbahaya dan perlu segera ditangani oleh dokter.
9. Sinusitis
Penyebab sakit kepala lainnya yang juga cukup sering terjadi adalah sinusitis. Saat kambuh, penyakit ini bisa menimbulkan pilek, nyeri kepala terutama di bagian wajah, dan sakit kepala. Sinusitis biasanya disebabkan oleh infeksi atau iritasi pada rongga sinus, misalnya karena paparan asap rokok atau debu berlebihan.
10. Gangguan mata
Gangguan mata juga bisa menjadi penyebab sakit kepala, salah satunya adalah mata tegang. Ketegangan mata terjadi ketika seseorang menggunakan mata secara intens dalam waktu yang lama, seperti membaca atau melihat layar komputer. Mata tegang bisa menyebabkan gejala sakit kepala dan penglihatan kabur.
Selain itu, gangguan mata lainnya yang bisa menjadi penyebab sakit kepala dan mata tegang adalah rabun dekat, rabun jauh, dan mata slinder.
11. Cedera kepala
Cedera kepala juga bisa menjadi penyebab sakit kepala. Penyebab paling umum seseorang mengalami cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas, benturan atau pukulan di kepala, atau jatuh dari ketinggian.
Sakit kepala akibat cedera kepala bisa tergolong ringan tetapi juga bisa terjadi berkepanjangan. Ini tergantung pada cedera kepala yang dialami.
12. Gangguan mental
Berbagai riset menunjukkan bahwa orang yang memiliki gangguan mental cenderung lebih sering mengalami sakit kepala. Ini diduga berkaitan dengan perubahan zat kimia di otak (neurotransmiter) dan respon penderita gangguan mental terhadap stres.
Beberapa gangguan mental yang bisa menjadi penyebab sakit kepala lebih sering kambuh adalah depresi, gangguan psikosomatik, dan gangguan kecemasan.
Selain berbagai penyebab di atas, masih banyak kondisi lain yang juga bisa menimbulkan sakit kepala, yaitu:
- Epilepsi
- Tekanan darah terlalu tinggi atau rendah
- Konsumsi MSG yang berlebihan
- Konsumsi minuman beralkohol berlebihan (hangover)
- Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi
- Keracunan, misalnya keracunan karbon monoksida
Cara Mengatasi Sakit Kepala
Penyebab sakit kepala dan cara mengatasinya bisa disesuaikan dengan kondisi sakit kepala yang dialami. Jika sakit kepala tidak disertai dengan gejala lain yang berbahaya, penderita dapat mengatasinya dengan beberapa cara berikut ini:
- Kompres panas atau dingin di dahi atau leher.
- Lakukan relaksasi, misalnya sambil mendapatkan pijatan dan aromaterapi.
- Istirahat dengan pencahayaan ruangan yang minim.
- Lakukan peregangan ringan (stretching).
- Minum air jahe.
Apabila penyebab sakit kepala dan cara mengatasinya sudah diketahui tetapi keluhan sakit kepala yang dirasakan tidak kunjung mereda, Anda bisa mengonsumsi obat sakit kepala berikut ini:
Obat pereda nyeri
Obat pereda nyeri, seperti paracetamol, aspirin, dan ibuprofen, bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala. Beberapa jenis obat pereda nyeri tersebut bisa dibeli bebas tanpa resep dokter.
Namun, pastikan untuk membaca dosis dan aturan penggunaannya agar terhindar dari kemungkinan efek samping akibat penggunaan obat secara berlebihan.
Selain itu, obat pereda nyeri juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang atau lebih dari 10 hari. Jadi, apabila Anda masih merasa sakit kepala setelah menggunakan obat tersebut, sebaiknya periksakan diri ke dokter, ya.
Obat migrain
Jika obat pereda nyeri tidak bisa mengatasi sakit kepala, obat golongan triptan bisa menjadi pilihan. Obat migrain ini bisa mengobati sakit kepala karena migrain, atau sakit kepala kronis yang sering kambuh.
Obat ini bekerja dengan cara merangsang serotonin, yaitu senyawa kimia di otak untuk menghentikan rasa sakit. Beberapa jenis obat triptan yang bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala adalah sumatriptan dan rizatriptan.
Obat ini hanya bisa digunakan sesuai resep dan anjuran dokter. Oleh karena itu, sebelum menggunakan obat ini, pastikan untuk selalu membaca dosis dan aturan penggunaan obat yang sudah dianjurkan.
Obat antidepresan
Obat antidepresan bisa digunakan untuk mengatasi migrain atau sakit kepala kronis yang sering kambuh. Obat jenis ini bisa diresepkan dokter untuk mengobati sakit kepala akibat gangguan mental, seperti depresi atau gangguan cemas.
Beberapa jenis obat antidepresan yang bisa digunakan untuk mengobati sakit kepala adalah fluoxetine, sertraline, escitalopram, amitriptyline, doxepin, dan imipramine. Namun, penggunaan obat-obat antidepresan ini hanya boleh digunakan sesuai resep dan anjuran dokter.
Obat antikejang
Obat antikonvulsan atau antikejang biasanya digunakan untuk mengatasi kejang oleh penderita epilepsi. Namun, beberapa jenis obat antikejang juga bisa mengatasi sakit kepala dan migrain, khususnya yang sering kambuh.
Obat antikejang juga bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala yang disebabkan oleh epilepsi. Epilepsi tidak selalu menunjukkan gejala berupa kejang, tetapi bisa juga menyebabkan nyeri kepala. Kondisi ini disebut dengan ictal headache.
Salah satu jenis obat antikejang yang bisa diresepkan dokter adalah topiramat. Sama seperti obat antidepresan, obat ini juga hanya bisa digunakan sesuai dengan resep dokter.
Selain itu, guna mencegah sakit kepala muncul kembali, sebaiknya kelola stres dengan bijak, jaga pola makan dengan konsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, serta olahraga secara rutin.
Itulah beragam penyebab sakit kepala dan cara mengatasinya. Jika cara di atas tidak efektif untuk meringankan keluhan sakit kepala yang Anda alami atau sakit kepala justru memburuk, segera periksakan diri ke dokter agar dapat diberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebab sakit kepala yang dialami.