Penyebab sakit kepala dan cara mengatasinya bisa berbeda-beda. Sakit kepala biasanya bisa sembuh sendiri dengan istirahat dan tidur yang cukup. Namun, jika sakit kepala terasa cukup berat atau sering kambuh, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan tertentu, misalnya sinusitis dan stroke.

Sakit kepala bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, serta bisa muncul atau menyebar di bagian kepala mana pun. Sebagian besar sakit kepala bisa diatasi dengan mengonsumsi obat pereda nyeri dan istirahat yang cukup.

14 Penyebab Sakit Kepala dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Namun, jika tak kunjung sembuh atau sering kambuh, kondisi ini perlu ditangani sesuai penyebab sakit kepala. Oleh karena itu, jika kamu sering mengalami sakit kepala, sebaiknya konsultasikan kondisi tersebut ke dokter.

Berbagai Penyebab Sakit Kepala

Berdasarkan jenisnya, ada 3 jenis sakit kepala yang paling sering terjadi, yaitu sakit kepala tegang, migrain, dan sakit kepala cluster. Selain itu, sakit kepala juga bisa disebabkan oleh berbagai kondisi lain.

Berikut ini adalah berbagai penyebab sakit kepala dan penjelasannya:

1. Sakit kepala tegang

Sakit kepala tegang merupakan jenis sakit kepala yang bisa menyerang bagian kepala mana pun. Kondisi ini terjadi ketika otot-otot leher dan kulit kepala menjadi tegang akibat stres, depresi, dan kecemasan. Sakit kepala jenis ini umumnya terasa berat dan membuat kepala cenat-cenut.

2. Migrain

Migrain juga merupakan penyebab sakit kepala yang terjadi pada salah satu sisi kepala. Meski belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang mengalami migrain, tetapi para peneliti menduga bahwa kondisi ini terjadi akibat perubahan aliran darah di otak atau perubahan pada zat kimia di otak, seperti serotonin dan calcitonin gene-related peptide (CGRP).

Migrain biasanya diawali dengan nyeri tumpul, kemudian berubah menjad nyeri berdenyut parah. Rasa nyeri ini dapat berlangsung selama 4–72 jam.

3. Sakit kepala cluster

Sama seperti migrain, sakit kepala cluster juga bisa terasa di salah satu sisi kepala. Bedanya, rasa nyeri akibat sakit kepala cluster cenderung terasa di belakang mata atau area sekitar mata. Serangan nyeri akibat penyebab sakit kepala ini dapat berlangsung sekitar 1–3 jam. 

Ada beberapa hal yang dapat memicu seseorang mengalami sakit kepala cluster, seperti konsumsi minuman beralkohol, perubahan cuaca, dan konsumsi obat-obatan tertentu.

4. Kurang tidur

Salah satu penyebab sakit kepala yang paling umum terjadi adalah kurang tidur. Saat seseorang kurang tidur, tubuhnya bisa kekurangan energi sehingga otak tidak bisa berfungsi dengan baik dan mudah mengalami sakit kepala. Selain itu, kurang tidur juga bisa menyebabkan sulit konsentrasi, kelelahan, dan perubahan mood. 

5. Stres berlebihan

Stres berlebihan juga bisa menjadi penyebab sakit kepala dan migrain. Ketika sedang stres, tubuh akan menghasilkan hormon stres atau kortisol berlebihan. Ketika kadar hormon ini meningkat, kamu bisa lebih mudah mengalami sakit kepala. 

6. Perubahan posisi tubuh terlalu cepat

Posisi tubuh yang berubah dalam sekejap, misalnya berbaring lalu berdiri terlalu cepat, bisa membuat aliran darah menuju kepala menjadi berkurang (hipotensi ortostatik). Hal ini bisa menimbulkan sakit kepala dan mata kunang-kunang. Jika kamu mengalaminya, cobalah untuk berbaring selama beberapa menit untuk beristirahat sejenak. 

7. Kekurangan gula darah 

Kekurangan gula darah (hipoglikemia) juga bisa menjadi penyebab sakit kepala. Sumber energi utama otak dan saraf adalah glukosa atau gula darah. Ketika kadar gula darah menurun, kamu bisa mengalami sakit kepala.

Hipoglikemia sering kali terjadi pada orang yang telat makan, menjalani diet ekstrim, atau mengonsumsi obat-obatan antidiabetes.

8. Anemia

Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah berkurang sehingga tidak dapat membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan baik. Oksigen merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh, termasuk untuk otak.

Saat otak tidak menerima cukup oksigen, kondisi ini bisa menjadi penyebab sakit kepala, pusing, dan mata berkunang-kunang.

9. Infeksi

Sakit kepala juga bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti infeksi virus. Beberapa infeksi yang bisa menjadi penyebab sakit kepala antara lain adalah flu, demam berdarah, dan chikungunya.

Selain sakit kepala, infeksi juga sering kali akan menimbulkan gejala lain, seperti demam, nyeri otot atau tulang, batuk pilek, dan lemas.

10. Gangguan mata

Gangguan mata juga bisa menjadi penyebab sakit kepala, salah satunya adalah mata tegang. Ketegangan mata terjadi ketika seseorang menggunakan mata secara intens dalam waktu yang lama, seperti membaca atau melihat layar komputer. Mata tegang bisa menyebabkan gejala sakit kepala dan penglihatan kabur. 

Selain itu, gangguan mata lainnya yang bisa menjadi penyebab sakit kepala dan mata tegang adalah rabun dekat, rabun jauh, dan mata silinder.

11. Sinusitis

Penyebab sakit kepala lainnya yang juga cukup sering terjadi adalah sinusitis. Saat kambuh, penyakit ini bisa menimbulkan pilek, nyeri kepala terutama di bagian wajah, dan sakit kepala. Sinusitis biasanya disebabkan oleh infeksi atau iritasi pada rongga sinus, misalnya karena paparan asap rokok atau debu berlebihan.

12. Cedera kepala

Cedera kepala juga bisa menjadi penyebab sakit kepala. Penyebab paling umum seseorang mengalami cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas, benturan atau pukulan di kepala, atau jatuh dari ketinggian.

Sakit kepala akibat cedera kepala bisa tergolong ringan tetapi juga bisa terjadi berkepanjangan. Ini tergantung pada cedera kepala yang dialami.

13. Stroke

Stroke juga bisa menjadi salah satu penyebab sakit kepala. Tak hanya sakit kepala, stroke juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti kesulitan bicara atau bicara pelo, sulit menggerakkan bagian tubuh tertentu, serta penglihatan ganda atau kabur.

Stroke merupakan salah satu gangguan pada otak yang berbahaya dan perlu segera ditangani oleh dokter. Jika tidak ditangani dengan baik dan cepat, stroke bisa menimbulkan kerusakan otak permanen. 

14. Meningitis

Sakit kepala juga bisa menjadi gejala awal dari meningitis. Ini adalah kondisi peradangan pada selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang akibat infeksi virus, bakteri, atau jamur.

Selain sakit kepala, meningitis juga bisa menimbulkan gejala lain berupa leher kaku, demam, mual muntah, mata mudah merasa silau, dan kejang. Meningitis merupakan penyebab sakit kepala yang berbahaya dan perlu segera ditangani oleh dokter.

  • Epilepsi
  • Konsumsi minuman beralkohol berlebihan (hangover)
  • Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi
  • Keracunan, misalnya keracunan karbon monoksida
  • Tumor otak

Gangguan psikologis, seperti gangguan psikosomatik dan gangguan kecemasan, juga bisa menjadi penyebab sakit kepala. Ini diduga berkaitan dengan respon tubuh ketika mengalami stres dan rasa cemas.

Cara Mengatasi Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala dan cara mengatasinya bisa disesuaikan dengan kondisi sakit kepala yang dialami. Jika sakit kepala tidak disertai dengan gejala lain yang berbahaya, penderita dapat mengatasinya dengan beberapa cara berikut ini:

  • Kompres panas atau dingin di dahi atau leher.
  • Lakukan relaksasi, misalnya sambil mendapatkan pijatan dan aromaterapi.
  • Istirahat dengan pencahayaan ruangan yang minim.
  • Lakukan peregangan ringan (stretching).
  • Minum air jahe.

Apabila penyebab sakit kepala sudah diketahui dan cara mengatasinya sudah dilakukan tetapi keluhan sakit kepala yang dirasakan tidak kunjung mereda, kamu bisa mengonsumsi obat sakit kepala berikut ini:

Obat pereda nyeri

Obat pereda nyeri, seperti paracetamol, aspirin, dan ibuprofen, bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala. Beberapa jenis obat pereda nyeri tersebut bisa dibeli bebas tanpa resep dokter.

Namun, pastikan untuk membaca dosis dan aturan penggunaannya agar terhindar dari kemungkinan efek samping akibat penggunaan obat secara berlebihan. Selain itu, obat pereda nyeri juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang atau lebih dari 10 hari. 

Obat migrain

Jika obat pereda nyeri tidak bisa mengatasi sakit kepala, obat golongan triptan bisa menjadi pilihan. Obat migrain ini bisa mengobati sakit kepala karena migrain atau sakit kepala kronis yang sering kambuh.

Obat ini bekerja dengan cara merangsang serotonin, yaitu senyawa kimia di otak untuk menghentikan rasa sakit. Beberapa jenis obat triptan yang bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala adalah sumatriptan dan rizatriptan.

Obat ini hanya bisa digunakan sesuai resep dan anjuran dokter. Oleh karena itu, sebelum menggunakan obat ini, pastikan untuk selalu membaca dosis dan aturan penggunaan obat yang sudah dianjurkan. 

Obat antidepresan

Obat antidepresan bisa digunakan untuk mengatasi migrain atau sakit kepala kronis yang sering kambuh. Obat jenis ini bisa diresepkan dokter untuk mengobati sakit kepala akibat gangguan mental, seperti depresi atau gangguan cemas.

Beberapa jenis obat antidepresan yang umum digunakan untuk mengobati sakit kepala adalah amitriptyline dan venlafaxine. Namun, penggunaan obat-obat antidepresan ini hanya boleh digunakan sesuai resep dan anjuran dokter.

Obat antikejang

Obat antikonvulsan atau antikejang biasanya digunakan untuk mengatasi kejang oleh penderita epilepsi. Namun, beberapa jenis obat antikejang juga bisa mengatasi sakit kepala dan migrain, khususnya yang sering kambuh.

Obat antikejang juga bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala yang disebabkan oleh epilepsi. Epilepsi tidak selalu menunjukkan gejala berupa kejang, tetapi bisa juga menyebabkan nyeri kepala. Kondisi ini disebut dengan ictal headache.

Salah satu jenis obat antikejang yang bisa diresepkan dokter adalah topiramat. Sama seperti obat antidepresan, obat ini juga hanya bisa digunakan sesuai dengan resep dokter.

Selain itu, guna mencegah sakit kepala muncul kembali, sebaiknya kelola stres dengan bijak, jaga pola makan dengan konsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, serta olahraga secara rutin.

Itulah beragam penyebab sakit kepala dan cara mengatasinya. Jika berbagai cara di atas tidak efektif untuk meringankan keluhan sakit kepala yang kamu alami atau sakit kepala justru memburuk, segera periksakan diri ke dokter agar dapat diberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebab sakit kepala yang dialami.