Ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan memang tidak mudah dikenali karena sering kali mirip dengan kondisi kehamilan normal. Namun, bukan berarti kondisi tersebut tidak bisa dikenali. Bumil perlu tetap waspada dan mengenali ciri yang mungkin menandakan adanya masalah pada janin.
Ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan yang paling umum dikenali adalah tidak adanya pergerakan janin setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti janin terlilit tali pusar, ibu hamil menderita penyakit tertentu, gangguan plasenta, maupun infeksi.
Janin yang sudah meninggal bisa keluar dengan sendirinya melalui persalinan normal atau dengan bantuan dokter melalui proses induksi maupun operasi caesar. Penanganan tersebut akan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil.
Ciri-Ciri Janin Meninggal dalam Kandungan
Ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan yang bisa dengan mudah dirasakan oleh ibu hamil adalah pergerakan janin. Pasalnya, Bumil akan mengenal dengan baik pergerakan janin sehingga akan menyadari ketika terjadi penurunan kualitas maupun kuantitas pergerakan janin, apalagi bila janin hingga tidak bergerak sama sekali.
Berikut ini adalah ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan:
1. Janin tidak bergerak
Berhentinya gerakan janin merupakan ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan paling umum yang bisa dirasakan ibu hamil. Itulah mengapa dokter kandungan sering menyarankan Bumil untuk menghitung jumlah tendangan maupun pergerakan janin setiap harinya. Dengan begitu, Bumil bisa dengan mudah mengenali adanya perubahan pada kualitas dan kuantitas pergerakan janin.
Meskipun terhentinya pergerakan janin bisa disebabkan oleh banyak hal, kemungkinan janin meninggal dalam kandungan tetap perlu dipertimbangkan. Hal itu terlebih jika disertai dengan beberapa gejala lain, seperti perdarahan dan sakit perut hebat.
2. Perdarahan
Ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan bisa saja menyerupai perdarahan normal yang terjadi saat masa kehamilan, terutama jika terjadi pada trimester pertama atau trimester kedua.
Namun, jika perdarahan terjadi secara terus-menerus meskipun telah melewati trimester kedua dan darah yang keluar sangat banyak, bisa saja ini merupakan ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan karena abrupsio plasenta.
3. Kram perut
Kram perut saat hamil merupakan keluhan yang umum terjadi, tetapi lain halnya jika kram perut terjadi secara terus-menerus. Bumil periu mewaspadai kondisi ini sebagai salah satu ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan.
Selain itu, kram perut yang sangat hebat juga bisa disebabkan oleh kehamilan ektopik. Kondisi yang biasanya terjadi sebelum usia kehamilan memasuki 12 minggu ini sama fatalnya dengan kematian janin dalam kandungan.
4. Sakit punggung
Sakit punggung saat hamil bisa saja terjadi karena perubahan hormon maupun fisik yang Bumil alami selama masa hamil. Kondisi ini tergolong normal jika membaik dengan istirahat yang cukup atau dengan melakukan senam hamil.
Namun, jika sakit punggung sangat hebat atau tidak membaik meskipun sudah melakukan beberapa upaya tersebut, Bumil perlu mencurigai kondisi yang lebih serius sebagai penyebabnya, termasuk ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan. Kondisi ini memerlukan pemeriksaan dan penanganan langsung oleh dokter.
Penanganan Janin Meninggal dalam Kandungan
Jika Bumil merasakan atau curiga mengalami ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Nantinya, dokter akan menanyakan keluhan dan riwayat kesehatan Bumil. Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan USG, termasuk memeriksa detak jantung janin, untuk memastikan penyebab keluhan yang Bumil alami.
Meskipun sangat mematahkan hati dan semangat Bumil, janin yang telah meninggal dalam kandungan tetap perlu dikeluarkan. Jika dibiarkan dalam rahim, janin dapat menyebabkan Bumil merasa tidak enak badan bahkan infeksi.
Oleh karena itu, penanganan sesegera mungkin perlu dilakukan. Berikut ini adalah beberapa penanganan yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan janin yang meninggal dalam kandungan:
- Persalinan normal, di mana dokter akan menunggu hingga tubuh Bumil mengeluarkan janin secara alami. Proses ini biasanya terjadi 2 minggu setelah janin meninggal.
- Induksi persalinan, dilakukan dengan cara memberikan obat untuk merangsang kontraksi sehingga proses persalinan terjadi dan janin yang telah meninggal dapat dikeluarkan dari tubuh Bumil.
- Operasi caesar, sangat jarang dilakukan sebagai penanganan janin meninggal dalam kandungan. Prosedur ini biasanya hanya akan disarankan oleh dokter bila kematian janin mengancam nyawa Bumil.
Bumil tidak perlu khawatir tentang berulangnya janin meninggal dalam kandungan pada kehamilan berikutnya. Meski demikian, dokter biasanya tetap akan menyarankan untuk menunda kehamilan setidaknya selama 1 tahun, serta melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Dengan pemeriksaan kehamilan rutin dan pengawasan dokter, risiko berulangnya ciri-ciri janin meninggal dalam kandungan bisa dikurangi. Namun, pastikan juga Bumil melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti menerapkan pola hidup sehat, rutin berolahraga, dan menghitung pergerakan janin setiap harinya.