Attachment style adalah cara atau gaya seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain yang umumnya sudah terbentuk sejak kecil. Attachment style terbagi menjadi empat jenis dengan karakterisik yang berbeda.
Attachment style umumnya terbentuk dari pola asuh yang diperoleh anak dari orang tua yang terbawa hingga dewasa. Namun, gaya attachment style seseorang juga dapat berubah karena pengaruh dari pengalaman hidup yang pernah dilaluinya.
Jenis Attachment Style
Saat masih anak-anak, attachment style menggambarkan gaya hubungan anak dengan orang tua atau pengasuhnya. Sementara saat dewasa, attachment style mencerminkan hubungan Anda dengan orang lain, kekasih, atau pasangan.
Attachment style terbagi menjadi empat jenis. Berikut ini adalah penjelasan setiap jenis attachment style beserta cirinya:
1. Secure attachment
Secure attachment dianggap sebagai attachment style yang sehat. Pasalnya, anak yang mendapatkan attachment style ini umumnya punya hubungan yang baik dengan orang tuanya.
Anak yang mendapatkan secure attachment biasanya tumbuh menjadi orang dewasa yang punya rasa percaya diri dan mampu menjalani hubungan yang sehat dengan pasangan dan juga orang sekitarnya.
Karakteristik orang dengan secure attachment meliputi:
- Mampu mengatur emosi dengan baik
- Mandiri dan tidak tergantung pada orang lain
- Mudah mendapat kepercayaan dari orang lain
- Pandai mencintai dan menghargai diri sendiri (self-esteem)
- Mampu berkomunikasi dengan baik
- Mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain
- Mampu mengelola konflik dengan baik
2. Anxious attachment
Anxious attachment lahir dari gaya atau pola asuh di mana orang tua tidak konsisten dalam memenuhi kebutuhan anaknya, sehingga orang dengan attachment style ini mudah cemas. Anak yang terlahir dari attachment style ini bisa begitu dimanjakan oleh orang tuanya, tetapi ada kalanya juga diabaikan.
Efek gaya asuh tidak konsisten ini membuat anak menjadi tidak mudah percaya dengan pasangannya di kemudian hari. Mereka takut untuk ditinggalkan oleh pasangan dan terus mencari keamanan dalam hubungannya. Karakteristik dari anxious attachment, yaitu:
- Sulit menerima kritik dengan baik
- Butuh validasi orang lain
- Mudah cemburu
- Kurang mandiri
- Sering tergantung pada orang lain atau pasangan
- Kurang percaya diri
- Tidak merasa pantas untuk dicintai
- Takut ditinggalkan pasangan atau orang terdekat
- Sulit percaya dengan orang lain
3. Avoidant attachment
Attachment style ini terbentuk karena orang tua atau pengasuh berharap anaknya bisa bersikap mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Selain itu, gaya asuh dari attachment style ini juga cenderung kurang memberikan dukungan emosional kepada anaknya.
Oleh karena itu, anak yang dididik dengan pola asuh ini akan memiliki kecenderungan untuk menghindari komitmen dalam berhubungan ketika dewasa. Selain itu, mereka juga cenderung menjadi lebih mandiri dan enggan untuk mengandalkan orang lain.
Berikut ini adalah karakteristik dari avoidant attachment:
- Memiliki sikap mandiri, bahkan ada kecenderungan tidak membutuhkan orang lain
- Membatasi diri ketika ada yang mendekati
- Membatasi hubungan emosioanal dengan orang lain
- Mengabaikan perasaan orang lain
- Memilih untuk menjalin hubungan percintaan yang singkat daripada hubungan jangka panjang
- Memiliki kesulitan untuk berkomitmen
- Meremehkan orang lain
- Memiliki kepercayaan yang kurang terhadap orang lain
- Membatasi interaksi sosial dengan orang lain atau lebih banyak menghabiskan waktu sendirian
4. Fearful avoidant atau disorganized attachment
Orang yang memiliki attachment style jenis fearful avoidant atau disorganized attachment memiliki kesulitan untuk menenangkan emosi sendiri, sehingga merasa dunia luar begitu menakutkan dan tidak aman.
Bahkan, orang dengan attachment style ini umumnya memiliki gangguan kesehatan mental atau gangguan kepribadian sehingga cenderung sulit menjalani hubungan yang sehat bila masalah mentalnya tidak ditangani dengan baik.
Fearful avoidant dapat terbentuk karena berbagam macam hal, tetapi umumnya karena kurangnya perhatian, pernah ditelantarkan, adanya trauma pada masa anak-anak, atau pernah mengalami pelecehan seksual. Karakteristik orang dengan fearful avoidant atau disorganized attachment, yaitu:
- Takut disakiti atau merasa tidak layak dicintai
- Sulit mengatur emosi
- Perilakunya di luar norma sosial
- Rasa cemas yang tinggi
- Sulit percaya dengan orang lain
- Punya potensi untuk berperilaku kasar kepada orang lain atau pasangan
Mengetahui jenis attachment style yang Anda atau pasangan miliki sangat penting agar hubungan yang dijalin dapat berjalan lebih harmonis dan sehat. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ke psikolog untuk mengetahui attachment style yang dimiliki.
Apalagi jika Anda merasa kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain atau pasangan. Psikolog akan membimbing Anda untuk menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain atau pasangan serta merekomendasikan psikoterapi yang cocok dengan permasalahan yang Anda hadapi atau attachment style yang dimiliki.