Obat pusing dan panas dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi rasa tidak nyaman akibat sakit kepala dan demam. Namun, dengan banyaknya pilihan obat yang tersedia di pasaran, penting untuk mengetahui pilihan obat yang aman dan efektif.
Pusing dan panas merupakan kondisi yang umum terjadi secara bersamaan. Kedua gejala ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, tetapi paling sering terjadi akibat penyakit infeksi, dehidrasi, olahraga berat, atau paparan sinar matahari.
Sebagai langkah penanganan awal, Anda bisa mengatasinya dengan banyak minum air putih dan istirahat yang cukup. Namun, jika keluhan pusing dan panas tidak juga mereda, mengonsumsi obat pusing dan panas dapat menjadi solusi yang efektif untuk meredakan kondisi tersebut.
Pilihan Obat Pusing dan Panas
Berikut ini adalah beberapa pilihan obat pusing dan panas yang dapat Anda gunakan untuk meredakan keluhan:
1. Paracetamol
Obat pusing dan panas yang paling umum dikonsumsi adalah paracetamol. Obat bebas ini bekerja dengan cara mengurangi produksi prostaglandin, yaitu senyawa yang memicu rasa sakit.
Selain itu, paracetamol dapat memengaruhi area otak yang mengatur suhu tubuh sehingga dapat menurunkan demam. Obat ini juga dapat meredakan keluhan lain yang umumnya muncul saat demam, seperti pegal-pegal atau nyeri otot.
Pada orang dewasa, paracetamol cukup diminum 3 kali sehari dengan dosis 500 mg per sekali minum. Bila demam dirasa mereda, penggunaan paracetamol dapat dihentikan.
2. Ibuprofen
Obat pusing dan panas lainnya adalah ibuprofen. Obat ini memiliki fungsi dan cara kerja yang mirip dengan paracetamol. Bedanya, ibuprofen dapat menghambat produksi zat pemicu peradangan dalam tubuh.
Untuk meredakan nyeri dan demam, ibuprofen dapat dikonsumsi sebanyak 400 mg setiap 4–6 jam sekali oleh orang dewasa. Obat ini dapat diminum hingga demam maupun keluhan nyeri mereda.
3. Antibiotik
Antibiotik dapat digunakan sebagai obat pusing dan panas yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jenisnya pun beragam dan perlu disesuaikan dengan lokasi maupun tipe bakteri yang menginfeksi. Oleh karena itu, antibiotik perlu dikonsumsi sesuai anjuran dokter.
Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik dan menentukan lama penggunaannya sesuai dengan kondisi penderita. Obat ini perlu dihabiskan meski keluhan sudah mereda agar bakteri tidak menjadi kebal terhadap antibiotik.
4. Antivirus
Pusing dan panas juga bisa menjadi tanda infeksi virus. Berbeda dengan infeksi bakteri, penyakit yang timbul karena virus umumnya dapat sembuh dengan sendirinya.
Meski begitu, obat antivirus terkadang tetap diperlukan pada kasus infeksi virus yang berat atau berpotensi memicu komplikasi. Beberapa jenis obat antivirus yang umum digunakan adalah acyclovir untuk cacar air atau herpes dan oseltamivir untuk influenza berat.
Sambil konsumsi obat pereda panas dan pusing, Anda juga dianjurkan untuk melakukan beberapa cara sederhana untuk mempercepat penyembuhannya. Langkah-langkah yang dimaksud meliputi:
- Segera duduk atau berbaring ketika mengalami pusing berputar.
- Minum air putih setidaknya 8 gelas per hari untuk mencegah dehidrasi.
- Mandi air hangat untuk meredakan demam.
- Tidur yang cukup untuk mendukung tubuh melawan infeksi.
- Kompres hangat untuk meredakan panas maupun nyeri otot.
- Hindari terlalu lama menatap layar ponsel maupun laptop.
Apabila obat pusing dan panas sudah dikonsumsi selama 3 hari dan semua cara di atas sudah dilakukan tetapi gejalanya tidak mereda atau disertai gejala lain, seperti diare, muntah berulang, atau leher belakang kaku, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran penanganan yang sesuai.