Obat stroke ringan akan diresepkan oleh dokter untuk mencegahnya berkembang atau berulang menjadi stroke. Namun, penggunaan obat ini tidak bisa sembarangan karena harus disesuaikan dengan kondisi medis masing-masing penderitanya.
Stroke ringan atau transient ischaemic attack (TIA) terjadi ketika suplai darah dan oksigen ke otak tidak tercukupi. Akibatnya, sel-sel otak menjadi rusak dan memengaruhi fungsi organ yang lain.
Gejala stroke ringan akan berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Namun, jika tidak segera ditangani dengan tepat, kondisi tersebut bisa menjadi lebih parah atau menjadi stroke. Sebuah penelitian bahkan mengungkapkan bahwa 25 dari 125 penderita stroke ringan mengalami stroke.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi obat stroke ringan yang sesuai dengan arahan dokter guna mencegah risiko terjadinya komplikasi tersebut.
Obat Stroke Ringan dan Penanganannya
Jika Anda pernah mengalami gejala TIA, dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi obat stroke ringan. Pengobatan dilakukan untuk mengurangi terjadinya komplikasi atau mengontrol faktor risiko yang menyebabkan stroke.
Berikut ini adalah beberapa obat stroke ringan dari dokter:
1. Antiplatelet
Salah satu obat stroke ringan berasal dari golongan antiplatelet. Obat ini bekerja dengan cara mencegah penggumpalan keping darah (trombosit) yang bisa menyebabkan stroke ringan. Beberapa jenis obat antiplatelet diresepkan oleh dokter adalah aspirin, clopidogrel, atau dipyridamole.
Namun, karena dapat mengencerkan darah, obat stroke ringan dari kelompok antiplatelet bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan, terutama pada saluran pencernaan. Selain itu, perdarahan juga nampak berupa memar pada kulit.
2. Antikoagulan
Saat tubuh terluka, proses pembekuan darah untuk menghentikan perdarahan akan terjadi. Namun, pembekuan darah yang tidak normal atau terjadi secara berlebih justru dapat menjadi faktor yang meningkatkan risiko terjadinya stroke ringan, terutama jika terjadi di otak, jantung, atau paru-paru.
Untuk mencegah hal tersebut, dokter akan meresepkan antikoagulan sebagai obat stroke ringan. Obat ini bekerja dengan cara mencegah penggumpalan darah, sehingga meminimalkan risiko stroke ringan terjadi lagi.
Antikoagulan sendiri memiliki fungsi yang sama seperti antiplatelet, tetapi cara kerja kedua obat tersebut sedikit berbeda. Efek samping kedua obat ini juga sama, yakni meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.
3. Antihipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya stroke ringan. Untuk mencegah hal tersebut, penderita hipertensi akan diresepkan obat antihipertensi untuk mengontrol dan menjaga tekanan darah tetap normal.
Cara kerja obat antihipertensi sebagai obat stroke ringan berbeda-beda tergantung dari jenisnya, yaitu:
- Diuretik, mengurangi kadar air dan garam di pembuluh darah, sehingga membantu mengontrol tekanan darah
- Beta-blocker, mengurangi beban kerja jantung dan menurunkan tekanan darah
- Angiotensin II receptor blockers (ARB), memblokir angiotensin (zat kimia yang menyebabkan penyempitan arteri), sehingga pembuluh darah lancar dan tekanan darah berkurang
- Calcium channel blocker, melebarkan pembuluh darah yang menyempit dan membuat jantung lebih mudah memompa darah, sehingga tekanan darah turun
4. Statin
Selain hipertensi, kolesterol tinggi juga dapat menjadi faktor terjadinya stroke ringan. Kondisi ini terjadi akibat penumpukan plak di dinding pembuluh darah, terutama di pembuluh arteri yang memasok oksigen ke otak. Akibatnya, otak tidak menerima cukup oksigen, sehingga terjadilah gejala stroke ringan.
Obat stroke ringan yang dapat mencegah dan mengatasi kondisi ini adalah dari golongan statin. Obat ini akan mengurangi kadar kolesterol dalam darah dengan cara menghambat enzim di hati yang memproduksi kolesterol. Dengan demikian, pembentukan plak pun dapat dicegah dan risiko terserang stroke pun berkurang.
Namun, penggunaan beberapa jenis obat statin, seperti atorvastatin, lovastatin, pravastatin, rosuvastatin, dan simvastatin, juga bisa menimbulkan efek samping.
Beberapa efek samping yang bisa terjadi meliputi nyeri otot, masalah pencernaan, hingga kerusakan hati. Oleh karena itu, pastikan Anda selalu mengikuti dosis dan aturan pakai yang dianjurkan dokter ketika mengonsumsi obat ini.
Selain mengonsumsi obat stroke ringan, Anda juga menerapkan gaya hidup sehat berikut ini:
- Berolahraga yang rutin
- Menjaga berat badan yang ideal
- Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan
- Menghindari konsumsi lemak, gorengan, dan pemanis buatan
- Beristirahat yang cukup
- Mengelola stres
- Melakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah tinggi, dan kolesterol secara rutin
Stroke ringan dapat terjadi secara tiba-tiba. Namun, berbeda dengan stroke pada umumnya, gejala transient ischaemic attack hanya terjadi selama beberapa jam hingga hitungan hari. Beberapa gejalanya meliputi gangguan bicara dan penglihatan, serta mati rasa atau kelupuhan pada bagian wajah, lengan, dan kaki.
Bila Anda mengalami atau mengetahui kerabat yang mengalami kondisi menyerupai gejala stroke ringan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, segera pergi ke dokter. Dengan begitu, dokter dapat melakukan pemeriksaan dan memberikan penanganan yang tepat, termasuk meresepkan obat stroke ringan.