Berbeda dengan lansia sehat, perawatan lansia dengan kondisi medis tertentu membutuhkan cara khusus yang sesuai kondisi kesehatannya. Selain itu, merawat lansia juga memerlukan kesabaran dan perhatian penuh agar ia tetap nyaman dan mampu menjalani aktivitasnya sehari-hari.
Seseorang dapat dikatakan lansia atau lanjut usia bila usianya telah mencapai 60 tahun. Pada usia ini, kemampuan fisik lansia umumnya mulai mengalami penurunan sehingga membuatnya kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari dan memerlukan bantuan orang lain.
Selain itu, lansia juga lebih rentan terkena berbagai penyakit, khususnya yang berkaitan dengan pertambahan usia, seperti stroke, diabetes, penyakit Alzheimer, dan inkontinensia urine.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara perawatan lansia yang tepat, terutama jika memiliki gangguan kesehatan tertentu.
Perawatan Lansia dengan Kondisi Tertentu
Banyak aspek yang harus diperhatikan saat merawat lansia, mulai dari penerapan pola hidup dan makan sehat hingga pemeriksaan kondisi kesehatan secara rutin ke dokter untuk mendeteksi lebih dini penyakit yang mungkin sedang diderita.
Apabila lansia memiliki kondisi medis tertentu atau sedang sakit, selain perlu menjalani pengobatan medis, ia juga membutuhkan bantuan dan perawatan khusus dari orang sekitarnya. Berikut ini adalah beberapa langkah perawatan lansia dengan kondisi atau penyakit tertentu:
1. Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah gangguan saraf yang menyebabkan penurunan fungsi otak, seperti berkurangnya kemampuan mengingat, berpikir, dan berperilaku. Kondisi ini membuat lansia kesulitan saat beraktivitas secara mandiri.
Untuk merawat lansia dengan penyakit Alzheimer, Anda bisa mengatur kegiatannya sehari-hari dan menyesuaikan situasi di tempat tinggalnya agar ia lebih mudah beraktivitas.
Anda bisa melakukannya dengan menulis di selembar kertas aktivitas apa saja yang harus dilakukan lansia hari itu, kapan perlu dilakukan, dan cara melakukannya. Tempel catatan tersebut di tempat-tempat yang terlihat jelas oleh lansia.
Selain itu, Anda juga bisa membantu lansia yang menderita penyakit Alzheimer dengan menyimpan benda-benda yang diperlukan lansia di tempat yang sama dan mudah digapai, memasang pegangan tangan di setiap tempat, memindahkan meja atau lemari bersudut tajam, serta menjauhkan barang-barang yang berpotensi bahaya.
2. Stroke
Lansia dengan stroke biasanya lebih sering mengalami gangguan dalam bergerak, seperti berdiri, berjalan, atau mengangkat barang. Oleh karena itu, lansia perlu dibantu saat bergerak atau saat menggunakan alat bantu khusus, seperti tongkat dan kursi roda.
Karena lansia dengan stroke rentan terjatuh, buatlah lingkungan tempat tinggal yang aman, misalnya dengan mengatur letak perabotan rumah agar aman, memasang pegangan dinding, dan menganjurkan lansia menggunakan sandal khusus yang tidak licin saat hendak ke kamar mandi.
3. Diabetes
Perawatan lansia dengan diabetes bertujuan untuk menjaga kadar gula darahnya tetap stabil agar terhindar dari komplikasi diabetes. Selain mengonsumsi obat, lansia juga harus rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Lansia dengan diabetes umumnya harus mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak, serta memiliki indeks glikemik rendah. Bila Anda masih bingung dalam menentukan porsi makan dan frekuensi olahraga yang tepat bagi lansia, sebaiknya diskusikan hal tersebut dengan dokter.
4. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine merupakan kondisi yang ditandai dengan kesulitan menahan buang air kecil. Lansia rentan mengalami hal ini seiring dengan menurunnya kemampuan otot saluran kemih untuk menahan buang air kecil.
Karena tidak mampu menahan kencing, lansia sering kali merasa tidak percaya diri melakukan aktivitas sehari-hari, terlebih saat berada di tempat umum. Namun, inkontinensia urine dapat diatasi dengan berbagai cara.
Lansia dapat melakukan terapi kekuatan otot panggul dengan senam Kegel, mengatur jadwal ke toilet, terutama sebelum beraktivitas di luar rumah, memperbanyak asupan serat, menghindari alkohol, dan berhenti merokok.
Bila perlu, lansia juga bisa menggunakan popok dewasa. Jika lansia masih dalam kondisi aktif, tetapi terkendala menahan buang air kecil, Anda bisa memberikan popok dewasa tipe celana yang memiliki daya tampung besar dan berlabel hypoallergenic sehingga cenderung aman untuk kulit sensitif.
Sementara itu, bagi lansia dengan kondisi berbaring atau bedridden, Anda bisa memberikan popok dewasa tipe perekat yang khusus digunakan pada siang dan malam hari, karena kebutuhan buang air kecil dan aktivitas yang berbeda.
Pada siang hari lansia akan lebih lama terjaga, sehingga membutuhkan popok dengan daya serap cepat agar lebih nyaman. Anda dapat memilih popok yang memiliki diamond core karena lebih cepat menyerap urine secara merata.
Sedangkan di malam hari, lansia butuh popok nyaman yang memiliki daya tampung maksimal dan mengandung tambahan bahan alami, seperti ekstrak aloe vera yang dianggap baik dalam mencegah iritasi dan pelindung samping antibocor.
Ingatkan dan bantu lansia untuk rutin mengganti popoknya guna menjaga kebersihan. Sebagai contoh, penggantian popok dapat dilakukan sebanyak 2 kali di siang hari dan 1 kali di malam hari, atau setiap kali buang air besar. Pastikan pula cara pemakaiannya sudah tepat, sesuai petunjuk di kemasan popok.
Apabila Anda masih bingung menentukan perawatan lansia yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhannya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar lansia bisa mendapatkan perawatan yang tepat di rumah.