Perbedaan cacar air dan cacar monyet mungkin belum diketahui oleh sebagian orang mengingat gejalanya yang kurang lebih sama. Padahal, kedua penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang berbeda, begitu pula dengan pengobatannya.

Cacar air (chickenpox) dan cacar monyet (monkeypox atau mpox) merupakan dua jenis penyakit menular dengan gejala yang hampir mirip. Kedua penyakit ini dapat ditandai dengan munculnya bintil kemerahan berisi cairan yang terasa gatal. Bintil ini biasanya muncul di wajah, dada, punggung, atau menyebar ke seluruh tubuh.

4 Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet yang Perlu Diketahui - Alodokter

Meskipun memiliki gejala yang tampak serupa, kedua penyakit ini tetap memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan cacar air dan cacar monyet bisa dilihat mulai dari penyebab, cara penularan, serta gejala lain yang menyertainya.

Berbagai Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet

Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan cacar air dan cacar monyet yang perlu diketahui:

1. Perbedaan berdasarkan penyebabnya

Cacar air dan cacar monyet disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda tetapi sangat menular. Cacar air terjadi akibat infeksi virus varicella zoster, yaitu virus herpes yang termasuk dalam kelompok organisme penyebab infeksi seperti herpes genital.

Sementara itu, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox (mpox) yang umumnya ditemukan pada hewan primata, seperti monyet, dan hewan pengerat, seperti tikus, tupai, atau hamster. Namun, tidak menutup kemungkinan juga virus tersebut ditemukan pada hewan peliharaan di rumah, seperti anjing dan kucing.

2. Perbedaan berdasarkan penularannya

Perbedaan cacar air dan cacar monyet juga ada pada cara penularannya. Cacar air bisa menular dengan mudah melalui kontak dekat dengan penderita, misalnya ketika bersentuhan dengan penderita cacar air, terkena percikan ludah penderita, menghirup udara di sekitar penderita yang mengandung virus cacar air, atau menyentuh benda di sekitar penderita yang sudah terkontaminasi virus penyebab cacar air. 

Selain itu, virus cacar air juga bisa menular dengan mudah ke orang lain melalui cairan dari luka lepuh dan bekas luka yang belum mengering.

Cacar air lebih rentan dialami oleh seseorang yang belum pernah terinfeksi cacar air, belum menerima vaksin cacar air, memiliki daya tahan tubuh lemah, bekerja di fasilitas umum, dan berusia di bawah 12 tahun.

Pada penyakit cacar monyet, penularan virus monkeypox bisa ditularkan dari hewan ke manusia dan antarmanusia. Penularan virus dari hewan biasanya terjadi akibat gigitan atau cakaran monyet, tikus, atau hamster yang terinfeksi.

Sementara itu, penularan virus cacar monyet dari manusia dapat terjadi melalui percikan air liur maupun kontak langsung dengan luka di kulit penderita. 

Seseorang lebih rentan terkena cacar monyet jika melakukan kontak erat dengan penderita cacar monyet, merawat penderita cacar monyet, dan menangani hewan primata atau hewan pengerat yang sakit.

3. Perbedaan berdasarkan gejalanya

Cacar air dan cacar monyet sekilas memiliki gejala yang serupa, seperti timbulnya bintil kemerahan yang gatal di kulit. Namun, kedua penyakit ini sebenarnya memiliki gejala lain yang berbeda.

Gejala cacar air biasanya muncul 1–2 hari setelah seseorang terinfeksi virus varicella zoster. Sebelum mengalami bintil kemerahan di kulit, penderita cacar air umumnya akan mengalami gejala berupa:

  • Demam
  • Kehilangan nafsu makan
  • Sakit kepala
  • Mudah lelah
  • Muncul bintil kemerahan gatal yang makin lama berubah menjadi luka lepuh berisi air, pecah dengan sendirinya, lalu mengering 
  • Bintil kemerahan biasanya muncul berurutan mulai dari area kulit kepala, wajah, badan, punggung, lalu di seluruh tubuh, kecuali area kelamin

Sementara itu, pada infeksi cacar monyet, gejala akan muncul 3–17 hari setelah terpapar virus monkeypox. Beberapa keluhan yang dapat muncul akibat penyakit ini adalah:

  • Demam
  • Menggigil 
  • Sakit kepala berat
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Tubuh terasa lemas
  • Sakit tenggorokan, 
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Muncul bintil merah di kulit yang terasa sangat gatal dengan jumlah yang bervariasi, mulai dari 1 hingga ribuan
  • Bintil merah akan berubah menjadi luka lepuh dan koreng
  • Bintil bisa muncul di badan, wajah, telapak tangan, telapak kaki, selangkangan, dan area kelamin hingga anus, tetapi pada beberapa kasus, bintil juga muncul di mata, mulut, dan tenggorokan

4. Perbedaan berdasarkan pengobatannya

Pengobatan yang dilakukan juga menjadi salah satu perbedaan cacar air dan cacar monyet. Pengobatan cacar air dan cacar monyet umumnya dilakukan dengan pemberian obat-obatan oleh dokter yang harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan.

Untuk cacar air, dokter biasanya meresepkan obat antivirus, seperti zovirax. Obat ini dapat menghambat pertumbuhan virus penyebab cacar air di lokasi luka lepuh dan mencegahnya bertambah banyak.

Dokter juga dapat meresepkan obat lain untuk mempercepat pemulihan dan meredakan gejala cacar air, misalnya obat paracetamol untuk meredakan nyeri akibat cacar air, serta obat antihistamin untuk meredakan rasa gatal.

Upaya pencegahan dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya cacar air, seperti menjalani vaksinasi cacar air. Vaksin ini bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi guna melawan virus penyebab cacar air.

Lain halnya dengan cacar air, belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi cacar monyet. Meski begitu, penularan cacar monyet dapat dicegah dengan pemberian vaksin cacar monyet, seperti vaksin Jynneos. Vaksin ini disarankan bagi seseorang yang rentan terpapar virus penyebab cacar monyet, misalnya pekerja kesehatan atau seseorang yang memiliki kontak erat dengan penderita cacar monyet.

Dengan mengetahui perbedaan cacar air dan cacar monyet, Anda diharapkan agar lebih waspada terhadap kedua penyakit ini. Apabila Anda mengalami gejala yang menyerupai gejala cacar air maupun cacar monyet, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Konsultasi dapat dilakukan di rumah tanpa tatap muka melalui Chat Bersama Dokter.