Cara mengatasi BAB berdarah perlu disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Pada kondisi yang ringan, Anda bisa melakukan berbagai perawatan mandiri di rumah. Namun, pada kondisi yang parah, BAB berdarah harus segera mendapat penanganan dari dokter.
BAB berdarah bisa disebabkan oleh beragam kondisi, mulai dari yang tidak berbahaya hingga yang mengancam nyawa. Saat mengalami BAB berdarah, feses atau tinja terlihat berwarna merah segar, merah marun, atau hitam. Perbedaan warna ini berasal dari sumber perdarahannya.
BAB berdarah merah segar umumnya berasal dari anus atau saluran cerna bawah, seperti sulit BAB, ambeien, luka pada anus, penyakit radang usus, dan kanker kolorektal. Sementara itu, bila darah berwarna hitam seperti aspal, umumnya berasal dari lambung.
Beragam Cara Mengatasi BAB Berdarah
Saat mengalami BAB berdarah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, yaitu:
1. Menggunakan kompres dingin
Kompres dingin dapat digunakan sebagai cara mengatasi BAB berdarah khususnya pada penderita ambeien luar. Jenis ambeien ini disebabkan oleh pembengkakan pembuluh darah anus yang bisa pecah dan memicu BAB berdarah.
Untuk meredakan pembengkakan, salah satu cara alami yang bisa dilakukan adalah dengan kompres dingin. Tidak hanya pembengkakan, kompres dingin juga dapat meredakan rasa nyeri yang muncul saat buang air besar.
Nah, untuk melakukannya, cukup tempelkan handuk dingin atau botol yang diisi air dingin ke area anus selama kurang lebih 15 menit. Cara ini bisa diulang selama beberapa kali sehari hingga rasa nyeri mereda.
2. Mengonsumsi makanan berserat dan minum air putih
Tinja yang keras dan sulit dikeluarkan bisa membuat anus luka dan menyebabkan BAB berdarah. Untuk mencegah kondisi ini, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih. Orang dewasa sehat dianjurkan untuk minum air putih minimal 8 gelas sehari.
Makanan berserat akan membantu tinja jadi lebih lembut dan mudah dikeluarkan. Dengan begitu, risiko terjadinya BAB berdarah juga bisa diturunkan. Beberapa makanan tinggi serat yang bisa Anda konsumsi adalah apel, pisang, buah kawi, kacang polong, kacang merah, dan aneka sayuran.
3. Mandi sitz
Mandi sitz merupakan terapi yang dilakukan dengan merendam bokong dalam air hangat. Terapi ini dapat dilakukan untuk mempercepat penyembuhan luka di area anus yang menjadi penyebab BAB berdarah.
Terapi dengan menggunakan air hangat dapat meningkatkan aliran darah di area bokong, sehingga mempercepat penyembuhan luka.
Bila Anda ingin mencoba mandi sitz, pastikan terlebih dahulu bahwa perdarahan yang terjadi sudah berhenti. Selanjutnya, Anda bisa duduk dan merendam bokong di baskom atau di bathtub yang sudah diisi air hangat dengan ketinggian air yang cukup untuk merendam seluruh area dubur. Lakukan hal ini selama 15–20 menit.
4. Menggunakan krim atau salep
Selain beberapa cara di atas, Anda juga bisa menggunakan krim atau salep sebagai cara mengatasi BAB berdarah, khususnya yang disebabkan oleh ambeien.
Krim dan salep ambeien yang dijual di pasaran biasanya mengandung beberapa bahan aktif, seperti hidrokortison, hazel, atau phenylephrine. Bahan-bahan aktif ini dapat meredakan nyeri, bengkak, dan gatal pada ambeien.
Untuk menggunakannya, Anda dapat mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan. Jika ragu, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan dosis obat yang sesuai dengan kondisi Anda.
5. Menjalani tindakan operasi
Jika BAB berdarah disebabkan oleh ambeien yang besar atau bahkan kanker usus besar, tindakan operasi bisa menjadi pilihan. Namun, sebelum operasi, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk menentukan penyebab dan lokasi perdarahan.
Jika memang BAB berdarah yang Anda alami disebabkan oleh kanker, dokter dapat melakukan tindakan operasi untuk mengangkat sel kanker yang berkembang di usus besar.
Nah, itulah beragam cara mengatasi BAB berdarah. Namun, perlu diperhatikan, beragam cara tersebut harus disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan kondisi Anda.
Jika tidak yakin dengan penyebab BAB berdarah yang Anda alami, darah yang keluar banyak, dan tidak kunjung sembuh dalam waktu 3 minggu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.