Ciri-ciri anak stunting perlu diketahui karena kondisi ini bisa menghambat tumbuh kembang anak dan berdampak pada masa depannya. Nah, dengan mengetahui ciri-ciri anak stunting, kondisi ini bisa dikenali dan ditangani sedini mungkin, sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang dengan normal.
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka panjang, baik sejak anak masih berada di dalam kandungan maupun setelah anak lahir. Selain itu, stunting juga bisa terjadi karena infeksi yang terjadi berulang kali, seperti cacingan dan tuberkulosis.
Kondisi ini perlu perhatian khusus karena dapat menghambat tumbuh kembang anak, bahkan hingga dewasa. Sayangnya, menurut riset, setidaknya 22% anak-anak di Indonesia masih mengalami stunting.
Nah, untuk mengurangi tingginya jumlah anak yang stunting, penting bagi para orang tua untuk mengenal ciri-ciri anak stunting. Dengan begitu, kondisi ini bisa dikenali lebih dini dan ditangani oleh dokter secepatnya agar anak bisa mengejar ketertinggalan pertumbuhan.
Ciri-Ciri Anak Stunting yang Perlu Diperhatikan
Salah satu ciri-ciri anak stunting yang paling utama adalah tinggi badan yang lebih pendek daripada anak-anak lain seusianya. Berikut adalah penjelasan maupun ciri-ciri lain dari anak yang mengalami stunting:
1. Badan lebih pendek
Tercukupinya asupan nutrisi adalah salah satu faktor yang dibutuhkan agar berat dan tinggi badan anak bisa bertambah sesuai usianya. Sementara itu, pada anak yang stunting, asupan gizinya tidak tercukupi sehingga tumbuh kembangnya pun terhambat. Itulah alasan salah satu ciri-ciri anak stunting yang utama adalah tinggi badan yang lebih pendek daripada anak-anak lain seusianya.
Meski begitu, perlu dicatat bahwa anak yang pendek belum tentu mengalami stunting, ya, Bun. Soalnya, tinggi badan juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik.
Jadi, jika kedua orang tua anak memang memiliki ukuran tubuh yang pendek, anak pun bisa saja memiliki ukuran tubuh yang serupa dengan orang tuanya meskipun pertumbuhannya normal.
2. Berat badan tidak meningkat
Malnutrisi atau kekurangan gizi secara terus-menerus bisa membuat berat badan anak susah naik atau justru berkurang. Hal ini membuat berat badan anak yang stunting biasanya berada di bawah rata-rata.
Untuk mengetahui apakah berat badan anak sesuai atau kurang, Bunda bisa menggunakan kalkulator indeks massa tubuh (IMT), ya. Selain itu, Bunda juga bisa melakukan pengukuran berat dan tinggi badan Si Kecil secara rutin ke Posyandu, dokter anak, atau ke Puskesmas sambil membawa KMS.
Jika pengukuran berat dan tinggi badan anak tidak naik atau justru berkurang dan mencapai garis merah, hal ini bisa menjadi salah satu ciri-ciri anak stunting.
3. Perkembangan otak lambat
Anak-anak yang stunting tidak hanya bisa mengalami gangguan pertumbuhan, tetapi juga masalah pada perkembangan otak. Hal ini karena kurangnya asupan nutrisi dalam jangka panjang dapat membuat tahap perkembangan otak anak terganggu.
Akibatnya, anak yang mengalami stunting jadi lebih sulit belajar, berpikir, dan berkonsentrasi. Apabila tidak diatasi, hal ini bisa membuat prestasi dan nilai akademik anak di sekolah jadi tidak optimal.
4. Mudah lelah
Anak yang stunting biasanya juga lebih mudah lelah. Hal ini karena kekurangan nutrisi dan kalori akan membuat tubuh mereka kekurangan energi. Tak heran bila anak-anak yang stunting akan tampak lebih sering mengantuk, lemas, dan kurang bersemangat untuk bermain atau beraktivitas, Bun.
5. Mudah sakit
Kurangnya asupan gizi yang membuat anak stunting juga bisa membuat daya tahan tubuhnya lemah, sehingga ia akan lebih mudah jatuh sakit. Ini karena daya tahan tubuh yang lemah bisa membuat tubuh anak lebih mudah terserang infeksi virus atau bakteri. Selain itu, ketika sakit, anak-anak yang stunting juga biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
Bunda, itulah beberapa ciri-ciri anak stunting yang perlu diwaspadai, ya. Jika Si Kecil mengalami ciri-ciri di atas, Bunda sebaiknya memeriksakan dirinya ke dokter. Untuk menangani stunting pada anak, dokter umumnya akan memberikan suplemen nutrisi tambahan untuk membantu memperbaiki asupan gizi anak serta menyarankan pola makan yang tepat.
Selain itu, peran orang tua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan menerapkan pola hidup sehat pada anak juga penting agar stunting berhasil disembuhkan. Nah, agar terhindar dari ciri-ciri anak stunting, Si Kecil perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sejak di dalam kandungan maupun setelah lahir.
Hal ini bisa Bunda upayakan dengan memenuhi kebutuhan gizi tubuh Bunda sendiri sebelum maupun saat hamil, memberikan ASI eksklusif pada Si Kecil, serta memberikan Si Kecil MPASI yang adekuat sejak usianya 6 bulan maupun makanan bergizi seimbang setelah usianya 2 tahun.
Selain itu, jangan lupa untuk rutin memeriksakan Si Kecil ke Puskesmas atau Posyandu untuk memantau tumbuh kembangnya dan memastikan ia mendapatkan imunisasi yang lengkap, Bun. Jika memiliki pertanyaan mengenai tumbuh kembang Si Kecil Bunda, juga bisa bertanya pada dokter dengan cepat melalui chat, lho.