Efek samping botox dapat berbeda-beda pada setiap orang. Efek samping yang terjadi dapat dirasakan langsung setelah penyuntikan, seperti ruam dan bengkak di kulit. Namun, ada juga efek samping yang baru bisa dirasakan beberapa waktu setelah penyuntikan dilakukan.
Botox merupakan obat berisi racun Botulinum toxin yang umum digunakan untuk mengurangi kerutan di wajah. Kandungan senyawa ini akan memblokir sinyal dari saraf ke otot, sehingga otot akan menjadi rileks dalam suatu periode waktu.
Suntik botox sudah sejak lama digunakan dalam prosedur kecantikan untuk mengatasi kerutan dan lipatan di kulit wajah. Selain itu, botox juga dapat digunakan untuk mencegah beberapa masalah kesehatan, seperti migrain. Meski begitu, ada beberapa efek samping botox yang bisa dialami usai penyuntikan.
Berbagai Efek Samping Botox
Jika Anda ingin mendapatkan suntik ini, ketahui dan pertimbangkan dahulu beberapa efek sampingnya berikut ini:
1. Nyeri dan memar di kulit
Munculnya ruam, nyeri, memar, dan perubahan warna pada lokasi kulit bekas suntikan menjadi efek samping botox yang umum terjadi dan tergolong ringan. Reaksi ini terjadi sementara waktu akibat pembuluh darah terluka dari penyuntikan.
Kondisi ini biasanya dapat membaik dengan sendirinya setelah beberapa hari. Untuk mempercepat penyembuhan, Anda dapat memberikan kompres dingin pada kulit yang disuntik selama 10 menit.
2. Infeksi kulit
Infeksi kulit setelah suntik botox dapat terjadi akibat prosedur penyuntikan yang tidak tepat. Biasanya, kulit bekas suntikan menjadi area yang rentan terkena infeksi.
Untuk mencegah kondisi ini terjadi, kulit perlu dibersihkan terlebih dahulu menggunakan antiseptik. Selain itu, hindari menyentuh atau menggaruk area bekas suntikan sampai luka bekas suntikan benar-benar sembuh.
3. Sakit kepala
Efek samping botox selanjutnya adalah sakit kepala, yang dapat terjadi dalam beberapa jam setelah penyuntikan. Keluhan ini terjadi akibat otot yang ditargetkan mengalami kejang. Setelah itu, otot menjadi rileks dan lumpuh.
Sakit kepala setelah suntik botox juga dapat disebabkan oleh terlukanya pembuluh saat penyuntikan, sehingga membentuk kumpulan darah (hematoma). Hal ini dapat memicu terjadinya sakit kepala disertai benjolan lunak dan memar di kulit.
4. Sulit menelan dan bernapas
Botox juga dapat menimbulkan efek samping berupa kesulitan menelan. Keluhan ini bisa saja terjadi jika cairan botox menyebar ke area lain. Efeknya, timbul gejala yang mirip dengan botulisme, seperti sulit bernapas dan sulit menelan.
Keluhan ini dapat muncul beberapa jam atau beberapa minggu usai penyuntikan. Selain itu, Anda rentan mengalami keluhan tersebut bila sebelumnya sudah mengalami masalah pada pernapasan atau saat menelan.
5. Infeksi saluran kemih (ISK)
Efek samping botox lainnya adalah infeksi saluran kemih (ISK). Menurut sebuah penelitian, efek samping ini sering kali terjadi pada orang yang melakukan suntik botox untuk mengobati masalah pada kandung kemih yang terlalu aktif.
Tidak hanya ISK, tidak jarang muncul gejala lain, seperti sakit saat buang air kecil, urine berdarah, dan nyeri panggul.
Selain itu, ada beberapa efek samping lainnya yang dapat terjadi setelah mendapatkan suntik botox, antara lain:
- Sakit perut
- Otot melemah
- Mata kering
- Kelopak mata miring
- Bibir miring dan keluar liur
- Demam
- Hidung berair atau tersumbat
- Sakit tenggorokan
Beberapa efek samping botox di atas ada yang bersifat sementara dan dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa waktu. Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol, untuk mengatasi efek samping berupa nyeri.
Selain itu, setelah menjalani prosedur suntik botox, jangan langsung berbaring dan cobalah duduk tegak selama 3–4 jam guna mencegah cairan botox menyebar ke area lain. Hindari juga memijat atau menggosok wajah setelah melakukan prosedur ini.
Hasil suntik botox biasanya akan mulai terlihat dalam 1–3 hari, atau bahkan 1 minggu.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan Anda dapat mengalami efek samping botox yang dapat mengganggu aktivitas. Oleh karena itu, bila Anda ingin melakukan prosedur ini, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter guna mengetahui prosedur yang aman sesuai kondisi Anda.