Merasa khawatir saat Si Kecil mengalami demam memang wajar, tetapi jangan gegabah juga dalam menanganinya. Supaya Bunda lebih tenang dalam menghadapi situasi ini dan langkah penanganan yang dilakukan juga tepat, yuk, simak fakta penting seputar demam pada bayi berikut ini.
Bayi dikatakan mengalami demam ketika suhu tubuhnya mencapai 38° atau lebih. Jadi, meski tubuhnya terasa hangat dan kulitnya terlihat memerah, tetapi jika termometer menunjukkan angka di bawah 38°, maka kondisi ini belum dikatakan demam, ya.
Fakta Penting Seputar Demam pada Bayi
Ada 5 fakta yang penting untuk Bunda ketahui seputar demam pada bayi. Berikut ini adalah kelima fakta tersebut beserta penjelasannya:
1. Pengukuran suhu tubuh melalui anus lebih akurat
Mengukur suhu tubuh Si Kecil melalui anus mungkin terasa sedikit aneh jika Ayah dan Bunda tidak terbiasa. Namun, faktanya, cara paling akurat untuk mendeteksi suhu tubuh Si Kecil, lho. Hasil pengukuran suhu lewat ketiak, dahi, atau bahkan telinga tidak seakurat melalui anus.
Sebelum mengukur suhu, pastikan termometer telah dicuci bersih. Kemudian, olesi termometer dengan petroleum jelly, lalu masukkan termometer ke anus sekitar 2,5 cm dan diamkan sekitar 2 menit hingga termometer berbunyi. Setelah itu, keluarkan termometer perlahan-lahan.
2. Demam tidak hanya disebabkan oleh infeksi bakteri
Penting untuk Bunda ketahui bahwa demam bukanlah penyakit, melainkan pertanda atau gejala dari suatu penyakit. Penyebab demam pada bayi yang paling sering adalah infeksi virus atau bakteri. Demam sebenarnya pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh bayi sedang berusaha melawan kuman penyakit yang menyerang.
Demam yang disebabkan oleh infeksi bakteri tidak sama dengan demam akibat infeksi virus. Perbedaannya adalah sebagai berikut:
- Demam akibat virus terjadi ketika tubuh berupaya melawan penyakit yang disebabkan oleh virus, contohnya ISPA atau diare. Demam jenis ini tidak dapat diobati oleh antibiotik dan biasanya akan mereda dengan sendirinya dalam 3 hari.
- Demam akibat bakteri terjadi saat tubuh melawan infeksi bakteri, seperti pada infeksi telinga, infeksi saluran kemih, atau pneumonia karena bakteri. Demam jenis ini harus lebih diwaspadai, karena bisa menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan benar. Pengobatannya adalah dengan
Selain infeksi virus dan bakteri, naiknya suhu tubuh Si Kecil juga bisa disebabkan oleh berbagai hal lain, seperti suhu udara yang panas, penggunaan pakaian yang terlalu tebal atau tertutup, imunisasi, tumbuh gigi, atau penyakit autoimun.
3. Fokus atasi gejalanya, bukan demamnya
Banyak orang tua percaya bahwa semakin tinggi suhu tubuh anak, maka semakin parah pula sakitnya. Padahal, tidak selalu demikian. Bayi dengan suhu tubuh 37,9° bisa saja merasa nyaman dan masih aktif bermain, sementara yang suhu tubuhnya di bawah itu sudah rewel dan tampak lesu.
Bayi yang tampak nyaman meski sedang demam, terlebih suhu tubuhnya tidak lebih dari 38°, tidak selalu membutuhkan obat penurun panas. Namun, jika anak yang menjadi lebih rewel, tidak aktif, lesu, atau tidak mau makan dan minum, perlu segera diberikan penanganan.
Saat demam, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membuat bayi merasa lebih nyaman, yaitu:
- Berikan Si Kecil ASI atau susu formula lebih sering. Untuk bayi berusia di atas 6 bulan, bisa diberikan air putih atau minuman elektrolit khusus bayi. Ini untuk mencegah Si Kecil mengalami dehidrasi.
- Mandikan Si Kecil dengan air hangat untuk membantu menurunkan panas. Segera angkat Si Kecil dari air ketika ia mulai terlihat menggigil.
- Pakaikan baju yang nyaman pada Si Kecil dan tutupi tubuhnya dengan kain tipis. Jangan tutupi tubuh Si Kecil dengan selimut tebal.
- Kompres dahi dan ketiaknya dengan handuk yang sudah dibasahi air hangat.
4. Waktu yang tepat memberikan obat penurun panas
Jika demam pada Si Kecil tidak kunjung turun setelah dikompres, Bunda bisa memberikan Si Kecil obat penurun panas khusus bayi, misalnya yang mengandung paracetamol. Namun, ingat, pemberian paracetamol pada bayi berusia di bawah 3 bulan harus melalui pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Hindari memberikan aspirin kepada Si Kecil karena obat ini dapat menyebabkan efek samping serius pada bayi dan anak-anak, yaitu sindrom Reye yang bisa berakibat fatal.
Selain itu, obat penurun panas ibuprofen juga sebaiknya tidak diberikan kepada bayi karena berisiko menyebabkan gangguan pencernaan dan ginjal.
5. Bahaya demam pada bayi berusia kurang dari usia 3 bulan
Suhu tubuh lebih dari 38 derajat pada bayi yang berusia kurang dari 3 bulan merupakan kondisi darurat dan harus segera dibawa ke dokter. Setidaknya ada dua alasan mengapa kondisi ini tidak bisa diabaikan.
Pertama, lapisan pelindung antara pembuluh darah dan sistem saraf pusat bayi berusia kurang dari 3 bulan masih sangat tipis. Makanya, jika demam disebabkan oleh infeksi bakteri, kondisi ini bisa mempermudah penyebaran bakteri ke seluruh tubuh.
Alasan kedua adalah karena bayi berusia kurang dari 3 bulan belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat, sehingga sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, bayi kurang dari 3 bulan yang menunjukkan gejala infeksi, termasuk demam, perlu segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Selain hal-hal di atas, Si Kecil juga harus segera dibawa ke dokter jika ia tidak mau makan, mengalami sesak napas, kejang, muntah, diare, muncul ruam, terlihat lesu, sangat rewel, atau demamnya bertahan lebih dari tiga hari ya, Bunda.