Squirt terjadi ketika wanita menyemburkan cairan dari vagina, sehingga sering dikaitkan dengan ejakulasi. Namun, ada anggapan bahwa squirt bukanlah salah satu bentuk orgasme dan hanya dilakukan wanita untuk memuaskan pasangannya. Namun, bagaimana fakta sebenarnya?
Puncak kenikmatan seksual bisa berbeda pada pria dan wanita. Pria ditandai dengan keluarnya sperma dari penis atau disebut juga ejakulasi, sedangkan orgasme pada wanita bisa ditandai dengan banyak hal, salah satunya squirt.
Squirt merupakan semburan cairan dari vagina yang berasal dari uretra atau saluran kemih. Akan tetapi, bentuk orgasme ini hanya dialami oleh sebagian kecil wanita sehingga muncul anggapan bahwa squirt hanyalah buatan dan tidak benar-benar terjadi. Namun, benarkah demikian?
Berbagai Fakta Squirt pada Wanita
Untuk mengetahui apakah squirt benar-benar salah satu bentuk orgasme, berikut ini beberapa fakta squirt pada wanita:
1. Squirt tidak sama dengan ejakulasi wanita
Squirt sering disalahartikan sebagai ejakulasi wanita. Namun, dua hal ini ternyata berbeda. Squirt merupakan cairan bening seperti air yang diketahui berasal dari kandung kemih. Cairan ini mengandung urea, kreatinin, asam urat, dan zat lainnya.
Sementara itu, cairan ejakulasi bertekstur kental seperti keputihan dan diyakini berasal dari kelenjar Skene atau prostat wanita. Jumlahnya pun tidak banyak dibandingkan cairan squirt. Cairan ejakulasi mengandung prostat fosfatase, glukosa, fruktosa, dan urea.
2. Squirt tidak dialami oleh semua wanita
Beberapa wanita memang mengalami squirt saat berhubungan intim, tetapi tidak semua wanita mengalaminya. Ini karena tubuh wanita memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap rangsangan.
Beberapa wanita bisa saja mengalami squirt dalam waktu cepat setelah dirangsang di area tubuh tertentu, seperti klitoris atau G-spot. Ada juga wanita yang harus dirangsang di berbagai bagian tubuh dan membutuhkan waktu lama untuk squirt.
3. Squirt berbeda dengan ejakulasi dan urine
Secara umum, sensasi squirt, ejakulasi, atau buang air kecil hampir sama. Bahkan, beberapa wanita tidak sadar sudah mengeluarkan cairan saat berhubungan seksual.
Wanita mungkin saja mengeluarkan cairan ejakulasi, squirt, atau bahkan urine. Sekilas semua cairan ini memang sulit dibedakan, apalagi kalau keluarnya bersamaan.
4. Squirt tidak selalu terjadi saat orgasme
Beberapa wanita bisa mengalami squirt sebelum maupun sesudah orgasme. Squirt juga bisa terjadi bersamaan dengan orgasme, sehingga sering kali dinilai sebagai tanda wanita orgasme. Padahal, tanda-tanda wanita orgasme beragam, misalnya tubuh gemetar, khususnya bagian bawah tubuh.
5. Squirt tidak selalu harus stimulasi G-spot
Wanita umumnya mengalami squirt karena hasil stimulasi G-spot. Namun, tidak semua wanita mengalami hal yang sama. Squirt juga bisa hasil dari stimulasi klitoris dan bagian sensitif lain tubuh wanita, seperti bibir vagina dan puting payudara.
Beragam Cara untuk Squirt
Bila Anda ingin mencapai squirt atau merangsang pasangan seksual agar squirt, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
- Awali dengan foreplay terlebih dahulu.
- Stimulasi berbagai titik sensitif tubuh pasangan, seperti bibir, leher, payudara, dan bokong.
- Rangsang bagian vagina, seperti klitoris dan vulva.
- Temukan area G-spot dengan jari atau sex toys.
- Minta pasangan untuk stimulasi berbagai titik pada waktu bersamaan, misalnya rangsang area G-spot dengan jari tangan kanan dan area klitoris dengan jari tangan kiri.
- Apabila wanita merasa ingin buang air kecil, jangan ditahan karena terkadang squirt dan buang air kecil memiliki sensasi yang sama.
Squirt memiliki sensasi yang berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang merasakannya seperti orgasme, tetapi lebih intens. Beberapa wanita juga merasakannya seperti ingin buang air kecil.
Baik squirt atau tidak, keduanya merupakan kondisi yang normal. Wanita juga tidak perlu khawatir jika hanya squirt sesekali. Squirt juga tidak perlu dijadikan tujuan tiap kali berhubungan intim. Anda dan pasangan bisa melakukan hubungan seks yang menyenangkan tanpa harus mengalami squirt apa pun caranya.
Perlu diingat cairan squirt juga dapat menyebarkan infeksi menular seksual. Untuk melindungi diri dan pasangan, gunakan dental dam saat melakukan seks oral dan kondom pria atau wanita bila hendak melakukan penetrasi atau memasukkan penis ke dalam vagina.
Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar squirt atau mengalami keluhan saat berhubungan intim, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan jawaban yang lebih detail dan penanganan medis bila memang dibutuhkan.