Gangguan kekentalan darah sering kali tidak disadari oleh penderitanya, sebab kondisi ini umumnya tidak bergejala. Padahal, kadar kekentalan darah juga penting diperhatikan sebagai salah satu tolak ukur kesehatan tubuh.
Darah kental disebut juga dengan istilah hiperkoagulasi, yaitu kondisi ketika darah mudah menggumpal. Gumpalan darah yang terbentuk bisa menyumbat aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh yang terdampak.
Bila dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa memicu penyakit berbahaya yang mengancam nyawa, seperti stroke, serangan jantung, emboli paru, atau gagal ginjal.
Fakta Mengenai Kekentalan Darah
Darah kental umumnya tidak bergejala sehingga jarang terdeteksi sebagai masalah kesehatan. Gejala umumnya baru muncul ketika ada masalah kesehatan atau penyakit yang mendasarinya.
Ada beberapa penyebab terjadinya pengentalan darah, seperti penyakit keturunan terkait proses pembekuan darah, penyakit kronis, atau kondisi kesehatan tertentu, misalnya kehamilan, obesitas, dan riwayat operasi atau trauma fisik.
Selain mengetahui penyebab darah mengental, beberapa fakta tentang kekentalan darah berikut juga penting untuk Anda pahami. Berikut ini adalah fakta-faktanya:
1. Peradangan dan kolesterol jahat membuat darah kental
Semakin tinggi kadar kolesterol jahat atau LDL, darah akan menjadi lebih kental. Selain itu, peradangan kronis juga dapat memengaruhi kekentalan darah. Kondisi peradangan umumnya terjadi pada perokok aktif, sebab zat dalam rokok dapat memicu penyempitan dan peradangan pada pembuluh darah.
2. Kelainan sel darah merah memicu kekentalan darah
Faktor lain yang dapat memengaruhi kekentalan darah adalah sel darah merah. Jumlah dan bentuk sel darah merah normal jarang menimbulkan masalah kekentalan darah.
Namun, kelainan jumlah dan kadarnya yang berlebih bisa menyebabkan darah menjadi kental. Kelainan tersebut meliputi polisitemia vera, anemia sel sabit, thalasemia, dan kekurangan enzim G6PD.
3. Kekentalan darah berlebih mengurangi pasokan oksigen
Saat darah menjadi kental, sel darah berisiko saling menempel satu sama lain dan membentuk gumpalan darah. Hal ini menghambat fungsi darah dalam mengantarkan oksigen ke organ tubuh dan memaksa jantung bekerja lebih keras..
4. Risiko serangan jantung dan stroke menjadi tinggi
Risiko serangan jantung dan stroke lebih tinggi bila darah kental terjadi akibat kolesterol tinggi dan penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi. Kondisi ini membuat darah mudah menempel satu sama lain dan menggumpal.
Apabila gumpalan terjadi di pembuluh darah jantung, serangan jantung bisa terjadi. Sementara itu, stroke merupakan hasil dari gumpalan yang menyumbat pembuluh darah di otak sehingga merusak fungsi otak.
5. Obat-obatan tertentu memengaruhi kekentalan darah
Obat-obatan tertentu meningkatkan risiko darah menjadi kental, seperti methotrexate, fenitoin, carbamazepine, heparin, pil KB, atau terapi hormon testosteron.
Meski begitu, konsumsi obat tersebut tidak langsung menyebabkan darah mengental. Apabila Anda konsumsi obat di atas sesuai anjuran dokter, efek samping kekentalan darah diharapkan bisa terpantau dan dicegah.
Cara Mengurangi Risiko Gangguan Kekentalan Darah
Risiko kekentalan darah berlebih dapat dikurangi dengan pola hidup sehat. Setidaknya, ada enam langkah yang dapat Anda jalani untuk mengurangi kekentalan darah sehingga terhindar dari berbagai penyakit akibat kekentalan darah.
Berikut ini adalah beberapa langkah pola hidup sehat yang bisa Anda lakukan untuk meminimalkan risiko kekentalan darah:
- Menerapkan pola makan sehat dan mengurangi asupan makanan berlemak
- Berolahraga secara teratur dan perbanyak minum air putih
- Melakukan donor darah secara berkala juga memberikan manfaat untuk kesehatan
- Menjauhi kebiasaan merokok untuk mengurangi risiko pembentukan gumpalan darah dan serangan jantung
- Mengelola stres dengan baik
- Mengonsumsi obat pengencer darah sesuai anjuran dokter
Selain menerapkan langkah-langkah tersebut, upayakan untuk menjaga berat badan tetap ideal serta mengecek kadar kolesterol dan tekanan darah secara teratur agar tetap terkontrol dalam batas normal.
Kekentalan darah berlebih memang bisa dicegah dengan pola hidup sehat. Namun, sebagian orang ada juga yang cenderung mengalami kekentalan darah berlebih akibat penyakit genetik atau keturunan.
Oleh karena itu, melakukan pemeriksaan atau berobat secara rutin sesuai anjuran dokter menjadi hal penting guna mendeteksi penyakit genetik atau penyakit kronis sejak dini serta mencegah komplikasi berbahaya akibat kekentalan darah.