Fisioterapi dada adalah tindakan rehabilitasi untuk menangani gangguan pada saluran pernapasan. Fisioterapi dada terdiri dari beberapa metode dan dilakukan untuk mengatasi kelebihan lendir di saluran napas serta mempermudah pengeluarannya, sehingga pernapasan menjadi lega.
Fisioterapi dada bisa dilakukan dengan atau tanpa alat. Fisioterapi dada dilakukan pada penderita asma, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), pneumonia, bronkiektasis, fibrosis kistik, dan COVID-19. Prosedur ini juga bisa dilakukan pada seseorang yang pernah cedera atau setelah menjalani operasi di dada maupun perut.
Jenis Tindakan Fisioterapi Dada
Selain pemberian obat-obatan, fisioterapi dada biasanya direkomendasikan oleh dokter guna mempercepat pemulihan. Prosedur ini terdiri beberapa metode atau bentuk perawatan. Metode-metode yang sering digunakan adalah:
1. Postural drainage
Fisioterapi dada ini dilakukan dengan cara mengubah posisi tubuh dan memanfaatkan gravitasi untuk mengeluarkan lendir dari paru-paru.
Berikut cara melakukan fisioterapi dada postural drainage:
- Berbaringlah dalam posisi telentang. Letakkan beberapa bantal di bawah pinggul dan lutut agar posisi pinggul lebih tinggi daripada dada. Selain berbaring telentang, Anda juga bisa tengkurap dengan meletakkan beberapa bantal di bawah dada dan perut.
- Tariklah napas dalam-dalam melalui hidung dan buang secara perlahan melalui mulut.
- Tahanlah posisi tersebut selama 5 menit sambil tetap mengatur napas.
Metode fisioterapi dada ini mudah dilakukan, sehingga Anda bisa melakukannya sendiri di rumah. Lakukan postural drainage di pagi hari untuk menghilangkan lendir yang menumpuk di malam hari.
2. Chest percussion
Fisioterapi dada ini dilakukan dengan cara menepuk-nepuk dada atau punggung untuk membantu melonggarkan lendir yang kental di paru-paru, sehingga dapat keluar dengan mudah melalui batuk.
Chest percussion juga dapat dilakukan dengan bantuan alat elektronik atau instrumen lain yang menghasilkan getaran di dada. Teknik ini juga biasanya digunakan bersamaan dengan postural drainage.
Waktu terbaik untuk melakukan chest percussion adalah di pagi hari, yaitu saat lendir mungkin menumpuk di saluran napas.
Jika kesulitan tidur karena batuk yang mengganggu, lakukan cara ini sebelum tidur agar Anda bisa tidur nyenyak. Namun, hindari melakukan chest percussion sesaat setelah selesai makan karena dapat membuat makanan naik ke kerongkongan.
3. Active cycle of breathing technique (ACBT)
ACBT adalah serangkaian pola bernapas untuk membantu mengeluarkan dahak dari saluran napas. Fisioterapi dada ini dapat dilakukan saat duduk atau berbaring.
Berikut ini adalah pola bernapas dalam ACBT:
- Pernapasan terkontrol, yaitu bernapas seperti biasa
- Pernapasan dalam, yaitu menarik napas panjang dan dalam secara perlahan melalui hidung, tahan selama 2–3 detik, lalu embuskan dengan lembut melalui mulut
- Mendengus, yaitu mengembuskan napas dengan keras melalui mulut, tetapi tanpa terbatuk
Pola bernapas di atas dapat dilakukan secara bergantian sampai saluran napas terasa lebih lega.
4. Positive expiratory pressure technique (PEPT)
Fisioterapi dada ini dilakukan dengan bernapas ke sebuah alat khusus seukuran genggaman tangan. Tekanan udara yang dihasilkan alat tersebut memaksa Anda untuk mengembuskan napas lebih kuat.
Alat ini membantu menahan saluran napas tetap terbuka dan memungkinkan udara masuk ke tenggorokan untuk melonggarkan lendir. Udara yang masuk kemudian akan menggerakkan lendir ke belakang tenggorokan, sehingga dapat dikeluarkan dengan mudah.
Berikut ini adalah langkah-langkah fisioterapi dada menggunakan PEP:
- Duduklah dalam posisi tegak dengan siku di atas meja dan dagu sedikit terangkat. Posisi ini memungkinkan tenggorokan terbuka, sehingga dahak di saluran napas dapat lebih mudah dikeluarkan.
- Tarik napas dalam-dalam dan tahan selama 2–3 detik. Sambil menahan napas, letakkan corong di mulut Anda.
- Buang napas dengan durasi yang lebih panjang daripada menarik napas, misalnya selama 4–6 detik atau selama yang Anda bisa. Ulangi siklus di atas sampai dada terasa lebih lega.
- Untuk membuang dahak, lepaskan corong, lalu batuklah sebanyak 2–3 kali. Tarik napas dalam-dalam dan embuskan napas 3 kali dengan cepat dan kuat sambil bersuara ‘ha, ha, ha’. Lalu, batuklah lebih keras hingga lendir keluar.
5. Spirometer insentif
Spirometer insentif adalah perangkat medis terbuat dari plastik yang digunakan untuk membersihkan dan menguatkan paru-paru. Alat ini biasanya digunakan setelah operasi paru-paru.
Berikut ini adalah panduan fisioterapi dada menggunakan spirometer insentif:
- Duduklah dalam posisi tegak sambil memegang spirometer insentif.
- Letakkan corong di mulut, lalu tarik napas selambat dan sedalam mungkin.
- Lihat indikator naik saat menarik napas. Usahakan menarik napas sedalam mungkin agar indikator tersebut naik setinggi mungkin.
- Tahan napas setidaknya selama 5 detik, atau selama yang Anda bisa, lalu buang napas perlahan.
- Istirahatlah selama beberapa detik, lalu ulangi langkah-langkah di atas setidaknya 10 kali setiap jam.
- Setelah 10 kali, batuklah untuk mengeluarkan dahak. Jika Anda memiliki luka bekas operasi, tekan bantal ke area tersebut dengan lembut saat batuk guna meredakan ketidaknyamanan yang mungkin timbul.
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menjalani fisioterapi dada. Nantinya, dokter akan merencanakan jenis dan frekuensi fisioterapi dada yang sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan fisioterapi juga dapat dibantu oleh fisioterapis untuk memaksimalkan hasilnya.