Gejala sifilis pada pria berkembang secara bertahap. Infeksi menular seksual ini dapat diawali dengan munculnya luka di area kelamin, mulut, atau dubur. Namun, penderitanya sering tidak menyadari karena luka tersebut tidak menimbulkan nyeri.
Gejala sifilis pada pria dapat muncul dalam 2–12 minggu setelah terinfeksi bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, lecet, ruam pada kulit, atau melalui selaput lendir dalam mulut atau kelamin saat berhubungan seksual.
Berbagai Gejala Sifilis pada Pria
Gejala sifilis sering kali sulit dibedakan dengan gejala kondisi medis lain, sehingga menyebabkan penyakit ini dikenal juga dengan nama the great imitator.
Gejala penyakit sifilis digolongkan sesuai dengan tahap perkembangan penyakitnya, yaitu primer, sekunder, laten, dan tersier. Gejala sifilis pada pria bervariasi pada setiap tahap, tetapi gejala tersebut dapat tumpang tindih. Artinya, suatu gejala bisa terjadi pada lebih dari satu tahap.
Gejala sifilis pada tahap primer dan sekunder dapat terasa sangat ringan, sehingga sering tidak disadari. Pada tahap laten, sifilis bahkan tidak menimbulkan gejala. Namun pada tahap tersier, gejala yang tidak tertangani akan berkembang menjadi kerusakan organ permanen yang bisa berakibat fatal bagi penderitanya.
Berikut adalah berbagai gejala sifilis pada pria:
1. Luka kecil di kulit
Gejala sifilis pada pria yang paling umum adalah luka kecil di kulit atau yang juga disebut chancre. Luka tersebut muncul di lokasi masuknya bakteri ke tubuh. Meski luka yang muncul umumnya hanya satu, beberapa pria mungkin mengalami luka yang lebih banyak pada penis atau mulut.
Luka tersebut sering luput dari perhatian karena tidak menimbulkan nyeri dan berada di dekat anus atau di balik skrotum. Gejala sifilis pada pria ini merupakan tahap primer dan biasanya akan hilang dalam 3–6 minggu. Meskipun telah hilang, bukan berarti Anda telah sembuh dari sifilis.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening
Pembengkakan kelenjar getah bening dapat menjadi gejala sifilis pada pria yang muncul di tahap awal. Gejalanya dapat berupa bengkak di leher, selangkangan, dan ketiak. Gejala ini bisa muncul berbarengan dengan luka kecil di kulit.
3. Ruam
Ruam merupakan gejala sifilis pada pria yang biasaya muncul sekitar 1–6 bulan setelah chancre hilang. Kemunculannya dapat dimulai dari dada atau punggung, lalu menyebar ke seluruh tubuh.
Ruam tersebut biasanya tidak terasa gatal, tetapi menandakan bahwa sifilis telah memasuki tahap sekunder.
4. Sakit tenggorokan
Bakteri penyebab sifilis terus berkembang di dalam tubuh. Hal ini dapat ditandai dengan beragam gejala yang menyerupai flu, seperti demam, tidak enak badan, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan kehilangan nafsu makan.
Gejala ini bisa muncul dalam 6–12 minggu setelah chancre muncul. Sebagian orang bahkan masih memiliki chancre saat mengalami sakit tenggorokan. Gejala sifilis pada pria ini juga bisa berbarengan dengan munculnya ruam.
5. Kutil di area kelamin
Kemunculan kutil di penis juga menjadi gejala sifilis pada pria yang perlu diwaspadai. Selain di penis, kutil berwarna putih atau abu-abu juga bisa tumbuh di sekitar dubur.
Kemunculan kutil masih merupakan bagian dari tahap sekunder, sehingga bisa disertai gejala lain. Kutil yang muncul pada tahap sekunder dapat sembuh, tetapi juga bisa hilang timbul selama 1 tahun.
Sifilis yang tidak ditangani di tahap awal dapat berkembang menjadi gejala yang lebih serius, yaitu tahap tersier. Gejala pada tahap ini dapat terjadi bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun setelah infeksi awal.
Pada tahap akhir ini, bakteri sifilis dapat menyerang saraf, mata, jatung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi. Penderitanya dapat mengalami beberapa gejala, mulai dari mati rasa, lumpuh, buta, demensia, stroke, bahkan penyakit jantung. Sifilis pada tahap ini bisa cukup berbahaya hingga menyebabkan kematian.
Cara Mengatasi Gejala Sifilis pada Pria
Pengobatan siflis akan lebih efektif jika dilakukan pada tahap awal. Gejala sifilis pada pria diobati menggunakan antibiotik penisilin pada tahapan apa pun. Dosis dan durasi pengobatan disesuaikan dengan tahapan dan keparahan gejala yang diderita.
Penisilin umumnya diberikan melalui suntikan. Namun, pada situasi tertentu, penisilin dalam sediaan oral (tablet) juga mungkin diberikan.
Jika gejala sifilis pada pria telah memasuk tahap akhir, pemberian antibiotik tetap dapat menyembuhkan infeksi, tetapi tidak dapat mengembalikan fungsi organ yang telah rusak.
Selama masa pengobatan, penderita dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks, sampai dokter menyatakan sudah sembuh. Hal ini dipastikan dengan melakukan tes darah setelah selesai pengobatan. Tes darah ini mungkin perlu dilakukan secara berkala selama sekitar 1 tahun sampai infeksi benar-benar hilang.
Hingga saat ini, vaksin untuk mencegah sifilis belum tersedia. Upaya paling efektif dalam mencegah sifilis adalah dengan menerapkan perilaku seks yang aman, seperti:
- Setia hanya pada 1 pasangan
- Gunakan kondom saat berhubungan intim
- Hindari berbagi sex toys dengan orang lain
- Lakukan tes infeksi menular seksual (IMS)
Gejala sifilis pada pria mungkin sulit dibedakan dengan gejala kondisi medis lain. Oleh karena itu, jangan menunda memeriksa diri ke dokter jika Anda menemukan luka yang diduga sebagai chancre atau jika Anda kurang menerapkan perilaku seks yang aman.