Benjolan di bibir vagina bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari kutil kelamin hingga rambut yang tumbuh ke dalam kulit. Meski terlihat tidak berbahaya, beberapa jenis benjolan yang muncul di bibir vagina perlu Anda waspadai, terlebih bila disertai gejala lain.
Benjolan di bibir vagina atau labia umum terjadi selama usia subur atau seiring bertambahnya usia. Namun, benjolan tersebut juga bisa menjadi tanda adanya penyakit serius yang harus segera ditangani.
Selain itu, benjolan di bibir vagina juga sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman atau perih, terutama saat bergerak, buang air kecil, atau berhubungan seksual.
Berbagai Penyebab Benjolan di Bibir Vagina
Bibir vagina memiliki peran penting dalam sistem reproduksi, yaitu melindungi klitoris dan vagina bagian dalam. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kesehatan area kewanitaan.
Apabila Anda merasakan benjolan di bibir vagina, berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebabnya:
1. Kista Bartholin
Benjolan di bibir vagina dapat disebabkan oleh kista Bartholin. Bartholin merupakan kelenjar yang terletak di bibir vagina. Fungsi kelenjar ini adalah mengeluarkan pelumas agar vagina tidak kering.
Untuk beberapa kondisi, kelenjar Bartholin dapat mengalami penyumbatan sehingga cairan kembali ke kelenjar. Akhirnya, terjadilah pembengkakan yang disebut kista Bartholin.
Jika terjadi infeksi, benjolan lunak ini akan mengeluarkan nanah atau abses. Beberapa gejala infeksi yang muncul meliputi demam, kemerahan di kulit, dan nyeri saat berjalan, duduk, atau berhubungan seksual.
2. Varises vagina
Varises vagina merupakan pembengkakan pada pembuluh darah vena yang bisa menimbulkan benjolan di bibir vagina. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh kehamilan atau penuaan.
Varises vagina biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tapi terkadang terasa mengganjal apalagi jika pembengkakan semakin besar dan menimbulkan rasa gatal.
Jika penyebabnya kehamilan, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. Sedangkan pada wanita yang sedang tidak hamil, kondisi ini sebaiknya diperiksa langsung oleh dokter.
3. Rambut tumbuh ke dalam kulit
Perawatan yang kurang tepat setelah mencukur, waxing, dan mencabut rambut di area bibir vagina dapat meningkatkan risiko rambut tumbuh ke dalam kulit. Kondisi ini dapat menimbulkan benjolan di bibir vagina dan terkadang menimbulkan rasa sakit atau gatal. Area benjolan juga sering kali lebih gelap daripada area sekitarnya.
Jika ingin mencukur atau mencabut rambut, pastikan dahulu alat yang dipakai bersih. Setelah menghilangkan rambut yang tidak diinginkan, sebaiknya lakukan eksfoliasi pada 1 hari setelahnya agar sel kulit mati tidak menutupi jalur pertumbuhan rambut.
4. Kutil kelamin
Kutil kelamin merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh HPV. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom dan berganti-ganti pasangan. Gejala kutil di kelamin dapat berupa gatal, sensasi terbakar, keputihan abnormal, bahkan perdarahan dari kutil.
Segera konsultasikan ke dokter bila Anda mengalami gejala di atas. Ini karena penanganan kutil kelamin memerlukan pengobatan secara medis. Hindari memecahkan kutil atau menggunakan obat-obatan yang dijual secara bebas tanpa anjuran dokter guna mencegah komplikasi, misalnya infeksi bakteri.
5. Kanker vulva
Benjolan di bibir vagina juga bisa menjadi tanda-tanda terjadinya kanker vulva. Gejala lainnya berupa warna kulit sekitar vagina yang lebih terang atau gelap, sensasi terbakar, dan perdarahan atau keputihan yang terjadi selama beberapa minggu.
Kanker vulva sering terjadi di daerah bibir vagina. Wanita yang merokok, terinfeksi HPV, dan berusia di atas 50 tahun lebih berisiko mengalaminya. Meski begitu, vaksin HPV diketahui dapat mengurangi risiko terjadinya kanker ini.
Selain penyakit di atas, benjolan di bibir vagina juga dapat disebabkan oleh herpes genital, kanker vagina, sifilis, lichen sclerosus, dan limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening.
Pada dasarnya, cara mengatasi benjolan di bibir vagina perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Oleh karena itu, jika benjolan yang muncul di bibir vagina tidak kunjung hilang, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar diketahui penyebabnya dan diobati dengan tepat.
Jangan lupa pula untuk selalu menjaga kesehatan area vagina agar terhindar dari berbagai penyakit. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
- Hindari menggosok atau menggaruk area vagina secara berlebihan.
- Pastikan vagina tetap kering guna mencegah infeksi.
- Bersihkan vagina dengan benar setelah buang air besar dan kecil. Caranya adalah dengan membersihkan area vagina terlebih dahulu, kemudian baru area anus. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina.
- Hindari perilaku seks bebas.
Apabila benjolan di bibir vagina tidak kunjung hilang atau disertai gejala lain seperti, muncul benjolan baru, terasa sakit, keputihan abnormal, keluar nanah atau darah dari benjolan, segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan perawatan yang tepat.