Prinsip parenting harus dimiliki oleh orang tua. Meski penerapannya tidak mudah, prinsip parenting yang baik akan berpengaruh terhadap perilaku dan mental anak. Anak nantinya akan memiliki karakter yang positif.
Pola asuh atau prinsip parenting yang baik dapat membantu menumbuhkan rasa kepedulian, kejujuran, kemandirian, dan keceriaan pada diri anak. Cara pengasuhan yang baik juga dapat mendukung kecerdasan dan melindungi anak dari rasa cemas, depresi, pergaulan bebas, serta penyalahgunaan minuman beralkohol dan narkoba.
Prinsip utama pola asuh yang baik adalah membesarkan dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, sekaligus mendukung, membimbing, dan menjadi teman yang menyenangkan.
Pola Asuh untuk Membentuk Karakter Positif pada Anak
Berikut ini adalah 5 prinsip pola asuh atau parenting yang bisa Bunda dan Ayah terapkan untuk membantu membentuk karakter positif pada anak:
1. Jadi panutan yang baik bagi anak
Anak merupakan peniru yang jitu. Oleh karena itu, untuk membentuk karakter positif anak, Ayah dan Bunda perlu untuk melakukan kebaikan agar bisa dijadikan panutan. Contoh hal-hal baik yang perlu diperlihatkan kepada Si Kecil adalah terbiasa berkata jujur, berperilaku santun terhadap orang lain, serta membantu orang lain tanpa mengharap imbalan.
Selain itu, tunjukkan juga kepadanya bagaimana cara hidup sehat, misalnya mengonsumsi sayuran dan buah-buahan setiap hari, menyikat gigi setelah makan dan menjelang tidur, serta membuang sampah pada tempatnya. Dengan demikian, anak juga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat.
2. Jangan terlalu memanjakan anak
Agar Si Kecil tidak menjadi anak yang manja, Bunda dan Ayah harus memilah mana hal yang perlu dituruti dan tidak. Sebagai contoh, jangan turuti kemauan Si Kecil ketika ia menangis karena ingin menonton televisi di waktu tidur malam, meminta dibelikan sesuatu yang tidak dibutuhkan, atau merengek untuk bermain gadget.
Meski mendisiplinkan anak dapat membentuk karakter yang baik pada dirinya, jangan memarahi atau memukul ketika si Kecil berbuat kesalahan, ya. Tegurlah dengan lembut tetapi tegas dan berikan pemahaman ketika ia melakukan kesalahan. Jangan lupa berikan pujian saat ia berhasil melakukan sesuatu yang baik.
3. Luangkan waktu untuk anak setiap hari
Anak mungkin saja bersikap buruk karena ingin diperhatikan oleh orang tuanya. Jadi, sesibuk apa pun Bunda dan Ayah, coba sempatkan waktu untuk terlibat dalam kehidupan Si Kecil. Namun, bukan berarti kalian berdua harus terus-menerus berada di sampingnya, ya.
Family time bisa dilakukan dengan sarapan bersama, mengantarnya ke sekolah, datang ke acara yang dilakukan Si Kecil, atau berbincang sebelum tidur mengenai kegiatan yang dilakukannya seharian.
4. Tumbuhkan sifat kemandirian pada anak
Melatih anak agar mandiri dapat ditanamkan dengan cara memberikannya kepercayaan, kesempatan, dan apresiasi. Misalnya, mengajarkan Si Kecil merapikan mainan dan tempat tidurnya sendiri atau membiasakan ia menyiapkan bekal sekolahnya sendiri.
Saat Si Kecil memasuki masa remaja, Bunda dan Ayah bisa mendukung dan membantunya menyelesaikan masalah pribadinya dengan cara berdiskusi dan mengarahkan pikirannya untuk mengambil sikap terbaik.
Pahamilah bahwa prinsip parenting ini tidak mudah untuk dilakukan anak. Jadi, tunjukkan apresiasi dan kasih sayang Bunda dan Ayah pada setiap usaha serta keberhasilannya. Saat mereka gagal atau berbuat salah, jangan mengejeknya apalagi membandingkan dirinya dengan anak-anak lain.
5. Tentukan peraturan di rumah dengan menyertai alasannya
Bunda dan Ayah perlu untuk menerapkan prinsip parenting dengan aturan yang bisa membantu anak belajar mengendalikan diri serta membedakan perilaku baik dan buruk. Ketika membuat peraturan, Bunda dan Ayah juga perlu menjelaskan alasan mengapa peraturan tersebut dibuat.
Peraturan yang bisa diterapkan misalnya, membatasi penggunaan gadget karena penggunaan gadget terlalu lama bisa merusak mata atau menggunakan listrik seperlunya untuk menghemat biaya.
Menerapkan prinsip parenting di atas memang tidak semudah yang dibayangkan. Namun, Bunda dan Ayah harus berusaha untuk tetap konsisten dalam menerapkan hal-hal di atas, meskipun ada keterbatasan waktu ataupun tenaga.
Bunda dan Ayah juga harus paham bahwa lingkungan dan usia bisa memengaruhi perilaku anak. Jadi, terapkan pola asuh sesuai usia dan perkembangan buah hati kalian, ya.
Jika Bunda dan Ayah mengalami kesulitan dalam menerapkan prinsip parenting ini, cobalah berdiskusi dan meminta saran dari orang tua lain, orang tua kalian, atau guru di sekolah Si Kecil.
Bila perlu, konsultasikan dengan psikolog untuk mendapatkan saran terbaik sesuai kondisi kalian dan Si Kecil. Konsultasi bisa dilakukan melalui chat tanpa perlu keluar rumah.