Salep bisul di apotek bisa digunakan untuk meredakan nyeri dan mengatasi bakteri penyebab infeksi pada bisul. Masing-masing salep bisul memiliki kandungan dan kinerja yang berbeda dalam mengatasi bisul.
Bisul umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang memicu peradangan pada folikel rambut, yaitu tempat tumbuhnya rambut.
Bisul ditandai dengan benjolan lunak berisi nanah yang muncul di permukaan kulit. Benjolan ini terasa hangat dan menyebabkan kulit di sekitarnya menjadi kemerahan.
Bisul juga dapat disertai oleh gatal dan nyeri. Salep bisul di apotek dapat menjadi pertolongan pertama ketika bisul terasa nyeri.
Jenis Salep Bisul di Apotek dan Cara Kerjanya
Berikut adalah salep bisul di apotek yang dapat digunakan untuk meredakan keluhan:
1. Salep dengan kandungan tea tree oil
Tea tree oil memiliki sifat antibakteri dan antiseptik. Salep dengan kandungan ini dapat digunakan untuk membantu melawan infeksi bakteri penyebab bisul.
Selain mengoleskan salep bisul di apotek yang mengandung tea tree oil, Anda juga dapat menggunakan tea tree oil murni yang dicampurkan dengan minyak kelapa atau minyak zaitun. Namun, hindari mengoleskan tea tree oil langsung ke kulit karena dapat menyebabkan iritasi.
2. Salep dengan kandungan ichthyol
Salep bisul di apotek dengan kandungan ichthyol dapat digunakan untuk membuat bisul “matang” sehingga nanah dapat dikeluarkan. Penggunaan obat ini akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan kompres hangat.
Memberikan kompres hangat pada bisul akan meningkatkan aliran darah. Aliran darah yang meningkat bisa membawa lebih banyak sel darah putih ke area bisul untuk melawan infeksi. Di samping itu, kompres air hangat juga bisa membantu menarik nanah ke permukaan bisul agar bisul lebih cepat sembuh.
3. Salep dengan kandungan benzocaine
Benzocaine adalah obat yang berperan sebagai anestesi (obat mati rasa) lokal. Salep bisul di apotek dengan kandungan benzocaine akan membantu mengurangi rasa nyeri dan gatal pada bisul.
Penggunaan benzocaine hanya dianjurkan pada area yang terasa nyeri dan sebaiknya tidak digunakan lebih dari 4 kali dalam sehari. Selain itu, hindari penggunaan obat ini pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun.
4. Salep antiseptik
Salep antiseptik dengan kandungan benzoyl peroxide bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab bisul. Selain dalam bentuk salep, obat ini juga tersedia dalam bentuk krim, losion, atau gel.
Salep benzoyl peroxide dengan kadar 5% atau lebih rendah dapat dibeli tanpa resep dokter di apotek. Namun, pastikan Anda menggunakan obat bisul di apotek ini sesuai dengan aturan yang tertera pada kemasan untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi, termasuk iritasi kulit.
5. Salep antibiotik
Salep bisul di apotek berupa antibiotik akan diresepkan dokter untuk bisul yang belum menyebar dan tidak parah. Salep ini juga bisa dikombinasikan dengan obat lain untuk mengeluarkan nanah. Pemberian antibiotik bertujuan untuk mengatasi bakteri penyebab infeksi.
Salep antibiotik umumnya dioleskan 2–3 kali sehari sampai bisul sembuh atau sesuai petunjuk dari dokter. Jenis antibiotik yang digunakan adalah asam fusidat, klindamisin, dan mupirocin.
Beberapa salep bisul di apotek di atas dapat membantu meredakan bisul. Namun, sebelum menggunakannya, Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu guna mengetahui dosis serta cara pemakaian yang tepat.
Jika setelah menggunakan salep bisul di apotek selama 2 minggu bisul tidak kunjung membaik, makin membesar, menyebar, makin nyeri, disertai demam, atau jika bisul terjadi di wajah hingga mengganggu penglihatan, periksakan diri Anda ke dokter.
Dokter akan memberikan penanganan, termasuk melakukan operasi untuk mengeluarkan nanah pada bisul, serta meresepkan antibiotik oral untuk mencegah infeksi berulang.