Salep bisul merupakan salah satu cara untuk meredakan gejala bisul dan mempercepat penyembuhannya. Salep ini juga digunakan untuk mencegah penyebaran bisul ke area kulit lain, selama cara pemakaiannya dilakukan dengan benar.
Bisul muncul akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus di kulit yang ditandai dengan benjolan merah, terasa nyeri, dan berisi nanah. Penyakit kulit ini umumnya terjadi di area wajah, leher, ketiak, bahu, atau bokong.
Untuk mengobati bisul yang ringan dan jumlahnya tidak banyak, Anda bisa mengoles salep bisul pada benjolan tersebut. Penggunaan salep ini juga dapat diiringi dengan perawatan mandiri di rumah agar infeksi dapat terkendali atau bisul cepat kempes dan tidak menyebar ke area lain.
Pilihan Salep Bisul yang Ampuh
Karena bisul disebabkan oleh infeksi bakteri, jenis salep bisul yang digunakan adalah salep antibiotik. Berikut ini adalah beberapa pilihan salep bisul yang umumnya ampuh dan aman digunakan:
1. Mupirosin
Salah satu salep bisul yang umum digunakan adalah mupirosin. Salep antibiotik ini bekerja dengan cara membasmi sekaligus mencegah infeksi bakteri Staphylococcus aureus di kulit. Penggunaan salep mupirosin cukup mudah, Anda hanya perlu mengoles tipis salep ke area bisul yang telah dibersihkan.
Jangan lupa cuci tangan sebelum dan sesudah mengoleskan salep. Anda juga bisa menutup area bisul dengan kasa steril yang tersedia di apotek agar infeksi tidak menyebar. Salep ini biasanya dioleskan 2–3 kali sehari selama 10 hari.
Penggunaan salep mupirosin harus sesuai dengan resep dokter dan hanya boleh dioleskan pada kulit yang terkena bisul. Jika salep bisul ini masuk ke mata, hidung, atau mulut secara tidak sengaja, segeralah bilas dengan air.
2. Klindamisin
Klindamisin juga termasuk salep bisul yang efektif. Salep ini bekerja dengan cara membunuh bakteri di kulit. Selain untuk bisul, salep klindamisin juga kerap digunakan untuk mengobati jerawat. Namun, Anda tidak bisa sembarangan menggunakannya, sebab salep antibiotik ini memerlukan resep dokter.
Cara penggunaan salep klindamisin kurang lebih sama seperti mupirosin. Salep ini umumnya dioleskan ke area bisul sebanyak 2 kali sehari dan hasilnya bisa terlihat sekitar 2–6 minggu.
3. Basitrasin
Salep bisul yang ampuh selanjutnya adalah basitrasin. Salep basitrasin mampu menghentikan pertumbuhan bakteri di kulit. Anda bisa mengoleskan salep ini ke area bisul 1–3 kali sehari. Meski banyak tersedia di apotek, sebaiknya gunakanlah basitrasin sesuai petunjuk dari dokter.
4. Neosporin
Salep bisul neosporin memiliki manfaat dan cara penggunaan yang hampir sama dengan basitrasin. Bedanya, neosporin mengandung lebih banyak antibiotik yang meliputi basitrasin, neomisin, dan polymixin B. Salep bisul ini juga harus dipakai sesuai anjuran dokter, biasanya perlu dioles sebanyak 1–3 kali sehari.
Meski umumnya aman dan efektif untuk bisul, neosporin lebih berpotensi memicu reaksi alergi pada sebagian orang, seperti kulit memerah, gatal, dan bentol. Bila hal tersebut terjadi, segera hentikan pemakaian dan berobat kembali ke dokter.
5. Polisporin
Salep polisporin juga bisa digunakan untuk mengobati bisul. Salep ini mengandung antibiotik basitrasin dan polymixin B yang bekerja dengan cara memperlambat pertumbuhan bakteri di kulit.
Polisporin biasanya perlu dioleskan ke bisul sebanyak 1–3 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter. Namun, hingga saat ini salep polisporin masih jarang ditemukan di Indonesia.
Selain menggunakan salep bisul, Anda juga bisa melakukan perawatan mandiri di rumah, misalnya kompres hangat di area bisul selama 10–20 menit. Perawatan mandiri juga dinilai efektif untuk mempercepat penyembuhan dan meredakan rasa tidak nyaman akibat bisul.
Jika bisul pecah, jangan panik dulu, ya. Anda bisa mencucinya dengan air dan sabun terlebih dahulu, lalu mengeringkan bisul dengan kasa steril.
Selanjutnya, Anda bisa mengoles salep bisul dan menutupnya dengan kasa steril yang baru untuk mencegah penyebaran bakteri. Jangan lupa untuk cuci tangan setelah merawat bisul yang pecah.
Selama merawat bisul, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Hindari menusuk atau memencet bisul karena bisa memperburuk infeksi.
- Jaga kebersihan kulit dengan baik, misalnya dengan rutin mandi 2 kali sehari dan segera ganti pakaian setelah banyak berkeringat.
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, baik sebelum maupun setelah mengobati bisul.
- Hindari berbagi barang pribadi dengan orang lain, seperti pakaian, handuk, kaus kaki, maupun sarung tangan.
Penggunaan salep bisul umumnya ampuh untuk mengatasi bisul yang masih berukuran kecil dan tidak berkelompok.
Namun, jika bisul membandel dan tidak bisa diobati dengan salep bisul, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar bisa diberikan penanganan lebih lanjut. Terlebih lagi bila bisul semakin membesar, menyebar ke banyak area tubuh, atau tidak kunjung sembuh hingga 7 hari.