Pumping ASI di kantor bisa menjadi tantangan besar bagi ibu menyusui yang baru saja kembali bekerja di kantor. Namun, tenang saja! Dengan cara yang tepat, ASI bisa keluar dengan lancar dan melimpah, lho.
Sebagian ibu pekerja mungkin merasa bersalah karena tidak bisa selalu memberikan ASI secara langsung. Meski begitu, Bunda masih bisa kok memberikan ASI eksklusif dengan memompanya di kantor. Jika dilakukan secara tepat dan konsisten, ASI yang dihasilkan juga akan melimpah dan memenuhi kebutuhan Si Kecil.
Tips Melakukan Pumping di Kantor
Kunci utama sebelum Bunda melakukan pumping ASI di kantor adalah mempersiapkan Si Kecil untuk bisa minum ASI melalui media lain. Jadi, sebelum kembali bekerja, mulailah latih Si Kecil untuk minum ASI perah (ASIP) dari sendok, cup feeder, atau spuit.
Jika dibandingkan dengan botol susu, media sendok, cup feeder, dan spuit berisiko lebih rendah menimbulkan bingung puting pada bayi. Harapannya, Si Kecil tidak kesulitan untuk menyusu langsung dari payudara ketika Bunda ada di rumah. Selain itu, Bunda juga bisa mengajari keluarga di rumah cara untuk untuk memberikan susu perah kepada Si Kecil.
Nah, agar proses pumping bisa berjalan dengan lancar, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan, yaitu:
1. Siapkan semua perlengkapan pumping
Persiapan yang matang akan membuat proses pumping terasa lebih mudah. Jadi, hal pertama yang tidak boleh Bunda lewatkan adalah menyiapkan peralatan pumping dengan baik, seperti pompa ASI, kantong ASI, ice gel, dan tas untuk menyimpan ASI agar suhu ASI bisa tetap dingin selama perjalanan.
Selain itu, pastikan juga kantor Bunda menyediakan tempat untuk melakukan pumping dan kulkas untuk menyimpan ASI.
2. Kenakan baju yang mudah dibuka pada bagian payudara
Meskipun terlihat sederhana, memilih pakaian yang memudahkan proses pumping di kantor juga merupakan hal yang penting. Oleh sebab itu, bila memungkinkan, sebaiknya gunakan baju yang memiliki kancing di bagian depan dan bra khusus untuk menyusui yang mudah dibuka pada bagian payudara.
3. Tetapkan jadwal yang teratur
Ingat, Bun, kesibukan bekerja bukan alasan bagi Bunda untuk tidak melakukan pumping. Idealnya, ibu menyusui melakukan pumping kurang lebih selama 15 menit, setiap 3–4 jam sekali. Bila perlu, Bunda juga bisa menyetel alarm di handphone agar tidak lupa untuk pumping.
Agar hasilnya maksimal, lakukan pumping pada kedua payudara secara bergantian, sehingga jumlah ASI yang diperah akan lebih banyak.
4. Minum air putih yang cukup
Untuk memperbanyak ASI dan memenuhi kebutuhan cairan harian tubuh, Bunda juga wajib minum air putih dalam jumlah yang cukup setiap harinya.
Di beberapa negara, acuan terkait jumlah pasti air putih yang harus dikonsumsi oleh ibu menyusui per harinya memang berbeda-beda. Namun, jika di rata-ratakan, kisaran jumlah air putih yang sebaiknya dikonsumsi ibu menyusui adalah sekitar 10–12 gelas setiap harinya.
Selain cukup minum air putih, Bunda juga disarankan untuk menjalani pola hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup.
5. Hindari stres
Pekerjaan yang menumpuk dan mendekati deadline mungkin membuat Bunda menjadi stres. Padahal, stres bisa menyebabkan menurunnya jumlah produksi ASI. Oleh karena itu, Bunda harus bisa mengelola stres dengan tepat.
Salah satu cara yang bisa Bunda lakukan agar lebih relaks selama proses pumping adalah dengan menonton video Si Kecil saat sedang bercanda atau bertingkah lucu. Bila memungkinkan, Bunda juga bisa melakukan video call dengan orang rumah untuk sekadar melihat Si Kecil.
Meski pumping di kantor memang bisa membuat Bunda jadi lebih repot, tetaplah semangati diri sendiri dengan mengingat banyaknya manfaat ASI bagi Si Kecil. Selain itu, untuk menambah informasi yang mungkin Bunda perlu tahu perihal pumping ASI, Bunda juga dapat berbagi cerita dengan sesama ibu menyusui di kantor.
Jika memerlukan waktu tambahan atau fasilitas pumping, Bunda bisa coba mengusulkan kepada atasan atau bagian human resources (HR) di kantor. Namun, bila Bunda mengalami kesulitan untuk memerah ASI, cobalah manfaatkan layanan Chat Bersama Dokter atau konsultasi laktasi di rumah sakit.