Dampak stunting tidak hanya dilihat dari tampilan fisik anak yang lebih kecil dan pendek dari rata-rata anak seusianya, tetapi juga pada perkembangan otak dan kemampuan belajar anak. Bahkan, dampak stunting dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko anak mengalami berbagai penyakit kronis.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan anak akibat kurangnya asupan gizi sejak 1.000 hari pertama kehidupannya, yaitu sejak ia berada di dalam kandungan sampai berusia 2 tahun. Faktor penyebabnya bisa karena banyak hal, seperti faktor genetik, kelainan bawaan lahir, rendahnya asupan nutrisi, hingga infeksi berulang.

6 Dampak Stunting dan Cara Mencegahnya - Alodokter

Kondisi ini bisa menyebabkan beberapa dampak yang tentunya akan memengaruhi masa depan anak. Oleh karena itu, dampak stunting perlu untuk dicegah. 

Berbagai Dampak Stunting yang Perlu Diwaspadai

Dampak stunting dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik di masa kanak-kanak maupun dewasa nanti. Berikut ini adalah penjelasan rincinya:

1. Tubuh pendek dan kurus

Stunting membuat berat dan tinggi badan anak berada di bawah rata-rata anak seusianya. Tidak hanya terlihat kurus dan pendek, anak dengan kondisi stunting juga memiliki kulit, rambut, dan kuku yang kering.

Dampak stunting ini terjadi karena kurangnya asupan kalori, lemak, protein, dan karbohidrat dari makanan bergizi. Oleh karena itu, makanan bergizi sangat penting diberikan pada anak untuk mencegah dan mengatasi stunting.

2. Lebih sering jatuh sakit

Stunting juga dapat melemahkan sistem imunitas tubuh anak. Pembentukan sistem imun yang kuat dibutuhkan untuk melawan berbagai infeksi kuman penyebab penyakit. 

Karena memiliki imun yang tidak baik, anak dengan kondisi stunting menjadi lebih rentan terkena penyakit dan infeksi, serta lebih lembat untuk pulih dari sakit. Kondisi ini bisa makin parah apabila anak tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap sesuai jadwal.

3. Kecerdasan di bawah rata-rata

Asupan makanan memiliki dampak terbesar pada perkembangan otak selama 2 tahun pertama kehidupannya. Untuk mendukung proses tersebut, otak anak membutuhkan nutrisi yang tepat, seperti protein, folat, dan omega-3. 

Asupan makanan yang kurang baik bisa saja menyebabkan anak kekurangan gizi. Kondisi ini kemudian bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otaknya.

Oleh karena itu, stunting berdampak pada kemampuan berpikir anak. Menurut penelitian, dampak stunting bisa membuat anak memiliki IQ di bawah rata-rata dan cenderung kesulitan dalam menerima pelajaran di sekolah.

4. Gangguan penglihatan

Anak dengan kondisi stunting kerap mengalami kekurangan gizi, baik zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, maupun zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral. Nah, salah satu dampak buruk dari kekurangan vitamin, terutama vitamin A, adalah masalah penglihatan.

Anak yang mengalami stunting lebih rentan terkena rabun senja. Bahkan menurut beberapa penelitian, kekurangan vitamin A dalam jangka panjang dapat menyebabkan kebutaan.

5. Gangguan kesehatan mental

Kesehatan mental anak juga tergantung pada kecukupan gizi yang diterimanya sejak dalam kandungan. Anak dengan kondisi stunting umumnya mengalami perkembangan mental yang terlambat.

Beberapa riset juga menyebutkan bahwa stunting bisa meningkatkan risiko anak mengalami depresi dan gangguan cemas ketika ia sudah remaja atau dewasa.

6. Penyakit kronis

Dampak stunting lainnya adalah meningkatkan risiko anak menderita berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker. Dampak ini bersifat jangka panjang. Artinya, anak bisa mengalaminya di kemudian hari saat ia tumbuh dewasa.

Cara-Cara Mencegah Stunting

Dampak stunting akan berlanjut sampai anak dewasa. Karena memberi dampak yang besar terhadap kehidupan anak, penting untuk mencegah anak menderita stunting. Langkah pencegahan stunting harus dimulai sejak awal masa kehamilan.

Berikut ini adalah berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting:

  • Penuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi selama kehamilan, seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. Bila perlu, ibu hamil bisa mengonsumsi suplemen tambahan sesuai anjuran dari dokter.
  • Periksakan kondisi kandungan ke dokter secara rutin.
  • Berikan nutrisi yang lengkap untuk anak setelah lahir, yaitu dengan ASI eksklusif dan MPASI.
  • Pantau tumbuh kembang anak setelah lahir.
  • Ajarkan anak untuk menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat guna mencegah infeksi, seperti mencuci tangan sebelum dan setelah makan.
  • Berikan suplemen nutrisi tambahan kepada anak sesuai anjuran dokter.

Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda stunting sampai mengalami kesulitan belajar di sekolah, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Konsultasi ini bisa dilakukan melalui Chat Bersama Dokter. Melalui konsultasi ini, anak akan mendapatkan perawatan yang sesuai dan kerahasiaannya pun terjamin.