Gejala cacar air yang paling khas adalah ruam yang disertai dengan lepuhan. Selain itu, terdapat gejala cacar air yang bisa menyerupai kondisi penyakit lain, seperti mudah lelah, demam, dan sakit kepala. Meskipun gejalanya tampak ringan, penyakit ini tidak boleh disepelekan karena berpotensi menimbulkan komplikasi pada kelompok tertentu.
Cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster. Meskipun bisa dialami oleh siapa pun, penyakit ini memang lebih sering dialami oleh anak-anak.
Beberapa kelompok juga lebih rentan mengalami komplikasi cacar air, termasuk bayi baru lahir, lansia, ibu hamil, penderita HIV/AIDS, penderita kanker, dan orang yang sedang menjalani kemoterapi.
Cacar air dapat menimbulkan komplikasi berupa dehidrasi, infeksi sekunder, hingga sepsis yang dapat mengancam nyawa. Agar tidak menyebabkan komplikasi, mengenali gejala cacar air sedini mungkin adalah langkah awal yang penting dilakukan.
Gejala Cacar Air
Layaknya penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, cacar air dapat menimbulkan gejala berupa kondisi yang menyerupai flu, seperti demam, tidak enak badan, dan badan terasa pegal-pegal atau lelah.
Mengenali gejala cacar air sedini mungkin penting untuk memastikan penanganan yang sesuai dan mencegah komplikasi yang bisa membahayakan. Berikut ini adalah beberapa gejala cacar air yang biasa terjadi:
1. Ruam yang disertai dengan lepuhan
Gejala cacar air yang paling khas adalah timbulnya ruam yang disertai dengan lepuhan. Ruam dapat tersebar pada seluruh bagian tubuh, bahkan lepuhan bisa terjadi dalam rongga mulut.
Ruam yang disertai dengan lepuhan ini terasa sangat gatal. Namun, lepuhan sebaiknya tidak digaruk agar tidak menyebabkan infeksi serta menimbulkan bekas luka.
2. Demam
Demam merupakan salah satu respons peradangan. Infeksi virus, termasuk virus cacar air, merupakan salah satu bentuk peradangan yang bisa memicu terjadinya demam.
Gejala cacar air ini dapat terjadi sebelum atau ketika ruam muncul. Umumnya, demam sebagai gejala cacar air akan mereda dengan sendirinya dalam 3−4 hari.
Namun, jika suhu tubuh mencapai 40°C atau demam tidak kunjung mereda selama lebih dari 3 hari, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
3. Mudah lelah
Perasaan mudah lelah merupakan gejala cacar air yang sering terjadi dan dapat bertambah parah seiring berjalannya waktu. Mudah lelah yang dialami penderita cacar air ini disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster.
Ketika virus penyebab cacar air menyerang, tubuh memerlukan energi lebih banyak agar sistem imun dapat melawan penyebab infeksi. Kondisi inilah yang membuat tubuh penderita cacar air menjadi lebih mudah lelah.
4. Sakit kepala
Sakit kepala juga menjadi gejala cacar air. Penderita cacar air dapat mengalami sakit kepala yang terasa tajam seperti ditusuk-tusuk atau tumpul, berdenyut, dan berlangsung terus-menerus.
Jika dialami oleh anak-anak, gejala cacar air ini mungkin akan dikenali dengan anak menjadi lebih rewel dan sering menangis sambil memegang kepalanya. Selain itu, sakit kepala juga dapat ditunjukkan dengan tidak ingin bermain dan lebih memilih untuk tidur. Hal ini karena mungkin ia belum bisa mengutarakan apa yang dirasakannya.
5. Tidak enak badan
Penderita cacar air juga dapat mengalami tidak enak badan atau malaise. Keluhan ini terjadi karena peningkatan produksi sitokin yang sebenarnya bermanfaat untuk memperbaiki jaringan. Namun, produksi sitokin berlebih justru dapat membawa dampak negatif bagi tubuh.
Produksi sitokin yang berlebih dapat mengganggu peredaran darah. Dampak buruk ini dibuktikan melalui sebuah penelitian yang memaparkan bahwa sitokin berkaitan dengan pembentukan plak di pembuluh darah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan kanker.
Selain itu, produksi sitokin berlebih dapat membuat hormon dopamin menurun. Hal ini dapat membuat penderita cacar air kesulitan untuk merespon rasa bahagia, sehingga membuat kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat membuat penderita cacar air merasa lemas dan tidak enak badan.
6. Penurunan nafsu makan
Infeksi cacar air dapat membuat nafsu makan penderitanya berkurang karena peningkatan produksi sitokin. Hormon ini dapat memengaruhi pusat kenyang dan lapar di otak yang pada akhirnya menurunkan nafsu makan. Hal ini dapat membuat penderita cacar mengalami komplikasi, seperti gangguan makan atau anoreksia nervosa.
Meskipun cacar air dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi, Anda masih memiliki risiko terinfeksi cacar air. Hanya saja, gejala cacar air yang timbul akan lebih ringan dan risiko terjadinya komplikasi pun lebih rendah.
Agar gejala cacar air cepat reda, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter dan mengikuti penanganan yang diberikan. Selain itu, Anda dapat melakukan beberapa tips berikut ini untuk memaksimalkan penanganan:
- Gunakan pakaian longgar untuk mencegah terjadinya gesekan pada ruam yang melepuh.
- Minum air lebih banyak untuk mencegah dehidrasi.
- Gunakan krim atau gel, maupun losion kalamin, untuk meredakan gatal.
- Minum paracetamol untuk meredakan nyeri dan rasa tidak nyaman, serta meredakan demam sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan. Namun, untuk anak-anak, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dulu untuk mengetahui dosis yang sesuai.
- Konsumsi makanan bertekstur lembut, tidak pedas, dan tidak asam agar tidak melukai mulut dan mencegah gesekan ruam yang terjadi dalam mulut.
- Jika terjadi pada bayi, pastikan kebutuhan nutrisi dan cairannya terpenuhi dengan memberikan ASI lebih banyak atau secara konsisten.
- Mandi menggunakan air hangat yang dicampur dengan soda kue untuk meredakan gatal pada ruam.
Jika telah menerapkan beberapa tips di atas tetapi gejala cacar air yang terjadi tidak kunjung membaik selama 3 hari, bahkan makin parah, jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Dengan demikian, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai dan komplikasi pun dapat dicegah.