Gejala hernia pada pria sedikit berbeda dengan gejala hernia pada wanita. Perbedaannya dapat terlihat dari letak munculnya gejala. Dengan mengenali gejalanya lebih awal, penanganan sejak dini dapat dilakukan dan risiko terjadinya komplikasi hernia menjadi lebih rendah.
Hernia merupakan kondisi saat organ di dalam tubuh menonjol keluar dari jaringan sekitarnya yang melemah, misalnya jaringan otot. Meski gejala yang dirasakan hampir mirip, tetapi gejala hernia pada pria sebenarnya berbeda dengan wanita.
Berbagai Gejala Hernia pada Pria
Hernia terdiri atas beberapa macam tipe. Namun, dari sekian banyak tipe hernia, pria diketahui berisiko lebih tinggi mengalami hernia inguinalis. Ini karena otot antara perut dan selangkangan pria memiliki sedikit celah sebagai jalur pembuluh darah dan saraf yang menuju ke buah zakar.
Bila jaringan otot tersebut melemah, organ yang terdapat di atasnya, yaitu usus, bisa menonjol ke arah selangkangan. Berikut ini adalah beberapa gejala hernia pada pria yang umum terjadi dan perlu diketahui:
1. Tonjolan di selangkangan
Bila hernia pada wanita lebih sering menimbulkan tonjolan pada paha, salah satu gejala hernia pada pria yang utama adalah timbulnya tonjolan di selangkangan. Tonjolan tersebut umumnya hanya terdapat di satu sisi selangkangan dan timbul saat beraktivitas, tetapi bisa hilang ketika berbaring.
2. Nyeri di selangkangan
Tonjolan yang timbul juga dapat memberikan tekanan dan rasa nyeri yang tidak nyaman di selangkangan, terutama saat melakukan aktivitas seperti mengangkat, mengejan, mendorong sesuatu, serta batuk dan berdiri.
3. Sensasi terbakar di selangkangan
Selain nyeri, tonjolan yang muncul juga bisa menyebabkan adanya sensasi terbakar di selangkangan. Terkadang, pria yang mengalami hernia juga kerap merasakan sensasi tertarik atau berat di selangkangannya.
4. Pembengkakan pada testis
Gejala hernia pada pria lainnya adalah pembengkakan dan nyeri pada testis atau buah zakar. Hal itu bisa terjadi jika tonjolan akibat hernia sudah terlalu besar, sehingga turun dan masuk ke skrotum atau kantong yang berisi testis.
5. Tonjolan membesar
Tonjolan hernia bisa saja makin membesar seiring berjalannya waktu. Terlebih, bila tekanan pada perut makin sering atau besar, misalnya mengejan terus-menerus karena wasir, selalu mengangkat benda berat, dan batuk berkepanjangan karena penyakit paru-paru.
Pada akhirnya, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi hernia, seperti kerusakan jaringan usus, bahkan kematian jaringan.
6. Nyeri perut
Ketika usus terperangkap dalam lubang hernia, hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan usus. Jika kondisi terjepitnya parah, bagian usus yang terjepit akan mengalami kerusakan jaringan karena kekurangan asupan darah yang pada akhirnya menimbulkan nyeri perut.
Penting pula diketahui bahwa ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko pria mengalami hernia atau memperburuk kondisi hernia. Faktor risiko tersebut meliputi:
- Usia lebih dari 50 tahun
- Obesitas
- Batuk kronis, misalnya karena merokok
- Wasir yang berkepanjangan sehingga banyak mengejan
- Selalu mengangkat benda yang berat
Gejala hernia pada pria yang telah disebutkan sebelumnya memang bisa hilang timbul. Penyakit ini pun tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan, melainkan melalui prosedur operasi hernia.
Meski begitu, hernia pada pria yang tidak disertai tanda bahaya hanya memerlukan pengobatan untuk meredakan gejala, seperti obat antinyeri dan kontrol ke dokter secara rutin. Namun, bila gejalanya memburuk, seperti nyeri perut hebat, benjolan menetap, dan jantung berdebar kencang, penderitanya perlu segera dibawa ke IGD rumah sakit.