Penyebab jantung bengkak merupakan kondisi atau penyakit tertentu yang membuat jantung memompa darah lebih keras daripada biasanya, sehingga otot jantung menebal dan jantung menjadi bengkak. Penanganan yang tepat diperlukan untuk mengurangi keluhan-keluhan yang terjadi karena jantung bengkak, sehingga penderitanya bisa beraktivitas dengan lebih nyaman.
Jantung bengkak, atau yang disebut juga dengan istilah medis kardiomegali, adalah keadaan jantung yang tampak membesar dari ukuran normalnya berdasarkan pemeriksaan pencitraan, seperti Rontgen dada. Pembesaran jantung ini bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada penyebabnya.
Jantung bengkak bisa tidak bergejala dan baru diketahui dari hasil pemindaian alat Rontgen. Namun, jantung bengkak juga bisa disertai dengan gejala lain, seperti pusing, sesak napas, jantung berdebar, dan bengkak di kedua tungkai kaki. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab jantung bengkak agar kondisi ini bisa dicegah.
Penyebab Jantung Bengkak
Penyebab jantung bengkak bisa disebabkan oleh masalah pada jantung maupun karena penyakit lainnya. Berikut ini adalah beberapa penyakit dan kondisi yang menjadi penyebab jantung bengkak:
1. Penyakit jantung koroner
Salah satu penyebab jantung bengkak adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini terjadi akibat penumpukan plak di dalam arteri koroner jantung, sehingga membuat pembuluh darah menyempit dan mengeras. Penyempitan dan kakunya pembuluh darah membuat otot jantung bekerja ekstra untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Penyakit jantung koroner biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Gejala nyeri dada dan sesak napas bisa terjadi ketika jantung harus bekerja lebih keras dalam memompa darah.
Jika arteri koroner sudah tersumbat sepenuhnya, penyakit ini bisa menyebabkan gejala serangan jantung, berupa nyeri dada yang menjalar ke lengan atau punggung, keringat dingin, dan mual.
2. Penyakit katup jantung
Penyakit katup jantung juga menjadi salah satu penyebab jantung bengkak. Penyakit ini bisa terjadi sejak lahir atau baru berkembang saat dewasa akibat perubahan struktur katup jantung, penyakit jantung koroner, infeksi katup jantung, dan sifilis.
Selain jantung bengkak, penyakit katup jantung juga ditandai dengan keluhan lain, seperti sesak napas saat beraktivitas, kelelahan, nyeri dada, pusing, pembengkakan pada pergelangan kaki, pingsan, dan detak jantung tidak teratur.
3. Aritmia
Aritmia merupakan gangguan yang terjadi pada irama atau detak jantung. Kondisi ini membuat detak jantung menjadi terlalu lambat, terlalu cepat, atau tidak beraturan. Aritmia yang terjadi berulang-ulang dan dalam jangka waktu lama dapat memicu jantung bengkak.
Aritmia terjadi karena berbagai kondisi dan penyakit tertentu, seperti dehidrasi, kelelahan, efek obat tertentu, penyumbatan pada arteri jantung, penyakit katup jantung, gangguan tiroid, serta infeksi. Berbagai keadaan tersebut bisa memicu detak jantung tidak bekerja dengan baik.
Aritmia sering kali tidak menunjukkan gejala, sehingga kurang disadari oleh penderitanya. Namun, ada beberapa gejala aritmia yang dapat muncul, seperti pusing, sesak napas, nyeri dada, mudah lelah, dan pingsan saat beraktivitas fisik.
4. Kardiomiopati
Penyebab jantung bengkak lainnya adalah kardiomiopati. Kondisi ini membuat jantung kehilangan kemampuannya dalam memompa darah dengan baik. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kelainan genetik, hipertensi kronis, penyakit arteri koroner, miokarditis, serta penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.
Jantung bengkak akibat kardiomiopati pada awalnya jarang menimbulkan gejala. Gejala baru muncul seiring dengan menurunnya kerja jantung dalam memompa darah, seperti kelelahan, kesulitan bernapas, detak jantung yang tidak teratur, nyeri dada, tungkai atau kaki bengkak, pusing, dan pingsan saat beraktivitas fisik.
5. Miokarditis
Miokarditis adalah peradangan yang terjadi pada otot jantung karena infeksi virus atau bakteri, paparan zat kimia, atau penyalahgunaan NAPZA. Peradangan pada otot jantung membuat otot jantung bengkak dan terjadi penurunan kemampuan jantung dalam memompa darah.
Pembengkakan jantung karena miokarditis umumnya tidak menimbulkan keluhan, sehingga kebanyakan penderitanya kurang menyadari terkena penyakit ini. Gejala akan muncul bila miokarditis sudah tergolong berat, seperti sesak napas, detak jantung tidak normal, sakit kepala, nyeri dada hingga leher, pembengkakan di tungkai, dan badan terasa lemas.
6. Hipertensi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan penyebab lainnya dari jantung bengkak. Penyakit ini sering kali juga tidak bergejala dan baru diketahui saat pemeriksaan tekanan darah. Banyak pula penderita yang baru merasakan adanya keluhan saat sudah mengalami jantung bengkak.
Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang bisa menjadi faktor risiko jantung bengkak, seperti kehamilan, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), anemia, gagal ginjal, dan gangguan hormon tiroid.
Pengobatan Jantung Bengkak
Mengingat penyebab jantung bengkak sangat beragam, penggunaan obat jantung bengkak pun perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Berikut ini adalah beberapa jenis obat jantung bengkak yang umumnya diresepkan oleh dokter:
- Obat diuretik, seperti furosemid dan hydrochlorothiazide, untuk membuang kelebihan air dan garam dari dalam tubuh melalui urine agar tekanan darah menurun dan mengurangi jantung yang membengkak
- ACE inhibitor seperti captopril atau obat ARB seperti candesartan, untuk menangani jantung bengkak akibat hipertensi
- Obat penghambat beta (beta blockers), seperti bisoprolol, untuk mengontol tekanan darah dan meningkatkan fungsi jantung dalam memompa darah
- Obat antiaritmia, untuk menjaga detak jantung tetap normal
- Obat antikoagulan, untuk mengurangi penggumpalan darah di jantung
Selain penggunaan obat-obatan di atas, penderita jantung bengkak juga dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat, misalnya mengonsumsi makanan berserat, tidak mengonsumsi alkohol, menjaga berat badan, melakukan olahraga ringan secara rutin selama 30 menit setiap harinya, dan tidak merokok.
Jika mengalami gejala jantung bengkak, terlebih bila disertai dengan nyeri dada yang tidak tertahankan, sesak napas, sering pingsan, dan rasa tidak nyaman di bahu, lengan, leher, rahang, atau perut, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan medis guna mengetahui penyebab jantung bengkak dan memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.