Penyebab perut buncit sering dikaitkan dengan penumpukan lemak. Meski tidak langsung berakibat fatal, lemak berlebih di perut bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes atau penyakit jantung sehingga harus diatasi. Selain itu, perut buncit juga bisa disebabkan oleh kondisi medis lain.
Perut buncit merupakan suatu kondisi ketika perut tampak besar. Kondisi ini paling sering terjadi karena banyaknya jaringan lemak di perut. Tidak hanya itu, perut buncit juga dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu dan penanganannya perlu disesuaikan dengan penyebabnya.
Berbagai Penyebab Perut Buncit
Berikut ini adalah sejumlah hal yang bisa menjadi penyebab perut buncit:
1. Penumpukan lemak di bagian perut
Salah satu penyebab perut buncit yang utama adalah penumpukan lemak di bagian perut. Timbunan lemak inilah yang akhirnya membuat perut terlihat besar. Dibandingkan wanita, pria dewasa cenderung lebih sering mengalaminya.
Penumpukan lemak di bagian perut dapat terjadi karena jarang olahraga dan konsumsi makanan tidak sehat, seperti makanan tinggi kalori, lemak, dan gula. Selain itu, sering mengonsumsi minuman kemasan atau minuman beralkohol juga bisa memicu penumpukan lemak.
2. Kehamilan
Kehamilan dapat pula menjadi penyebab perut buncit pada wanita. Ini karena ketika hamil, rahim yang terletak di perut bagian bawah akan membesar karena adanya janin. Bahkan, ukuran rahim bisa membesar hingga sebesar buah semangka.
Namun, pembesaran perut karena hamil memanglah kondisi alami. Bila perut membuncit disertai ciri-ciri kehamilan lainnya, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk menentukan kehamilan.
3. Penumpukan gas
Penumpukan gas berlebih dalam perut bisa membuat perut membesar dan terasa penuh. Kelebihan gas di dalam perut dapat terjadi akibat gangguan pencernaan, misalnya sindrom iritasi usus besar atau intoleransi makanan.
4. Konstipasi
Perut membuncit juga bisa terjadi akibat konstipasi. Saat mengalami kondisi ini, feses tidak dapat keluar dari tubuh sehingga tertahan di usus besar. Bila konstipasi berlangsung secara berkepanjangan, perut dapat membuncit, terasa nyeri, dan tegang.
5. Asites
Asites merupakan penimbunan cairan di antara organ yang terletak dalam perut. Bila cairan yang menumpuk makin banyak, hal ini bisa mengakibatkan perut membesar dan terasa keras.
Perut buncit akibat asites cenderung disebabkan oleh sirosis atau kwasiokor, yaitu kondisi malnutrisi berat akibat kekurangan protein.
6. Pembesaran organ di perut
Pembesaran organ di perut yang sudah parah, seperti hati atau limpa, dapat pula mengakibatkan perut buncit. Pembesaran organ hati dapat disebabkan oleh infeksi, perlemakan hati, atau kerusakan saluran empedu.
Sementara itu, pembesaran limpa dapat disebabkan oleh penyakit liver, gangguan darah, atau infeksi mononukleosis.
Cara Mengatasi Perut Buncit
Pada dasarnya, perut buncit perlu diatasi sesuai penyebabnya. Bila muncul karena penyakit, pengobatan medis umumnya diperlukan. Sebagai contoh, perut buncit karena kwasiokor memerlukan perawatan di rumah sakit agar dokter dapat memberikan asupan nutrisi kepada pasien melalui infus.
Sementara itu, jika perut buncit akibat penumpukan lemak, perubahan pola hidup menjadi lebih sehat biasanya sudah cukup memperbaiki kondisi perut. Beberapa perubahan pola hidup yang dimaksud meliputi:
- Hindari konsumsi makanan berlemak, gorengan, serta makanan tinggi gula dan garam.
- Hindari konsumsi minuman manis dan minuman beralkohol.
- Batasi konsumsi karbohidrat sederhana, seperti roti tawar putih dan kue kering.
- Tingkatkan konsumsi serat dan karbohidrat kompleks, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
- Perbanyak konsumsi cairan atau air putih minimal 2 liter setiap hari.
- Olahraga secara rutin, setidaknya 30 menit setiap hari.
- Kelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan hobi atau mencoba terapi relaksasi.
- Cukupi waktu tidur setiap hari.
Itulah berbagai penyebab perut buncit dan langkah mengatasinya. Jika berbagai cara sederhana untuk membakar lemak dan mengecilkan perut di atas sudah Anda terapkan tapi tidak kunjung membuahkan hasil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan langkah yang tepat untuk mengatasinya.