Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang kesuksesan anak, baik di sekolah maupun di dunia kerja nantinya. Dalam hal ini, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk maupun mengembangkan kecerdasan emosional anak.
Kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan mengelola emosi. EQ dapat membantu siapa saja, termasuk anak-anak, untuk membangun hubungan yang kuat, membuat keputusan, dan menghadapi situasi sulit.
Tak hanya itu, dengan EQ yang baik, seseorang akan lebih mudah bersosialisasi dengan siapa saja, lebih percaya diri, dan dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik. EQ juga berperan penting dalam mendukung prestasi anak di sekolah.
Beberapa Tips untuk Menumbuhkan Kecerdasan Emosional Anak
Anak-anak cenderung lebih cepat menyerap apa saja yang diajarkan kepada mereka. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk mulai menanamkan kecerdasan emosional anak sejak dini.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan EQ anak:
1. Memberikan contoh yang baik dalam berperilaku
Membiasakan anak untuk berperilaku baik terhadap orang lain merupakan salah satu hal penting dalam melatih kecerdasan emosionalnya. Untuk melatih dan membiasakan anak berperilaku baik, Anda dapat memberikan contoh melalui kebiasaan sehari-hari ketika hendak meminta bantuan kepada orang lain.
Misalnya, ketika hendak meminta bantuan kepada orang lain, biasakan anak untuk mengucapkan kata “tolong” dan jangan lupa mengingatkan anak untuk mengucapkan “terima kasih” setelah mendapatkan bantuan.
Dengan demikian, anak secara bertahap akan menerapkan kebiasaan tersebut saat berinteraksi dengan orang lain.
2. Membantu anak mengenali emosi
Untuk menumbuhkan kecerdasan emosionalnya, anak perlu dilatih dan dididik untuk mengenal dan mengendalikan emosi. Anda dapat membimbing anak mengungkapkan emosinya, misalnya saat menonton film, setelah mendengarkan cerita atau dongeng.
Komunikasi dan kasih sayang merupakan kunci utama untuk melatih anak mengenal emosi dan mengendalikannya. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk sering menanyakan apa yang sedang dirasakan anak serta melatih anak untuk mengungkapkan emosinya dengan jujur dan terbuka.
Ketika anak berperilaku kasar atau tantrum karena merasakan emosi negatif, seperti marah, kesal, atau kecewa, ajari ia untuk meredakan atau mengalihkan emosinya dengan hal yang positif, misalnya mengajak anak bermain atau memeluknya.
3. Membangun empati anak
Empati membantu anak peduli terhadap orang lain dan membangun hubungan baik dengan lingkungan mereka nantinya.
Anda dapat membangun rasa empati anak dengan mendidiknya untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain. Misalnya, ketika ia bercerita tentang temannya yang kehilangan mainan, coba tanyakan “Bagaimana perasaanmu kalau kamu yang kehilangan mainan?”
Jika ia menjawab “sedih”, coba tanyakan lagi, “Apakah kamu mau meminjamkan mainanmu?” lalu perhatikan responsnya. Anak yang memiliki empati tentu akan bersedia meminjamkan mainan kepada temannya.
Dengan melatih anak terbiasa untuk memikirkan perasaan orang lain, ia akan lebih empati dan peka terhadap orang dan lingkungan di sekitarnya. Hal ini juga bisa membuat mereka lebih bijak dan berperilaku baik terhadap orang lain.
4. Membiasakan anak bekerja sama
Kerja sama dan gotong royong merupakan keterampilan yang dapat diajarkan melalui pengalaman langsung. Hal ini bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan meminta anak membantu mengerjakan pekerjaan rumah yang sederhana, seperti membersihkan meja dan mencuci buah atau sayuran.
Setelah ia mengerjakan hal tersebut, ucapkan terima kasih kepada anak karena telah membantu Anda. Hal sederhana ini bisa memberikan anak motivasi untuk lebih empati dan senang membantu orang lain.
5. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
Bagian lain dalam keterampilan emosional adalah mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri. Saat anak sedang bertengkar dengan saudara atau temannya, Anda dapat memanfaatkan situasi ini untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya.
Misalnya, ketika anak mulai kesal karena selalu diganggu saudaranya saat bermain, Anda dapat membimbingnya untuk mencari solusi dengan cara memberikannya beberapa pilihan tindakan yang bisa dilakukannya. Dengan demikian, anak dapat belajar cara memutuskan dan menyelesaikan masalah secara tepat.
6. Mengembangkan rasa percaya diri
Anda dapat mengajarkan anak untuk membangun rasa percaya diri dan memberinya motivasi agar bisa meraih keinginan atau cita-cita mereka. Namun, sebagai orang tua, Anda juga perlu mengingatkan bahwa hal tersebut membutuhkan kerja keras, usaha, dan waktu yang tidak sebentar.
Selain itu, dari setiap usaha yang mereka kerjakan tentu tidak selalu berjalan dengan baik dan pasti ada kegagalan di dalamnya. Namun, kegagalan tidak selalu dimaknai sebagai hal negatif. Anak-anak dapat belajar untuk menghindari kesalahan yang sama di masa datang.
7. Memenuhi kebutuhan nutrisi anak
Agar Si Kecil merasa nyaman dan siap menerima segala stimulasi serta memiliki observasi yang baik ke lingkungan sekitarnya, pastikan pencernaannya sehat karena 90% hormon serotonin yang mengatur suasana hati anak ada di saluran cerna.
Dukung kesehatan pencernaan Si Kecil dengan asupan bernutrisi, seperti buah, sayur, dan susu pertumbuhan. Sebagai pilihan yang lebih sehat untuk Si Kecil, Anda bisa memilih susu pertumbuhan anak dengan prebiotik FOS dan GOS 1:9 karena ini merupakan kombinasi terbaik serta paling banyak teruji klinis di negara di Asia & Eropa untuk optimalkan kesehatan pencernaannya.
Nah, itulah tips yang bisa Anda lakukan untuk membantu anak mengembangkan kecerdasan emosionalnya dengan baik. Dengan EQ yang baik, anak akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang pintar dan sehat.
Bila Anda merasa sulit membimbing anak atau masih bingung dengan cara melatih kecerdasan emosional anak, cobalah untuk berkonsultasi dengan psikolog.