Apakah Anda sering lupa menaruh kunci atau dompet? Jika iya, itu tandanya Anda memiliki sifat pelupa. Lupa merupakan kondisi yang umum dialami oleh setiap orang. Namun, bila sifat pelupa sudah lama Anda alami atau sering terjadi, hal ini tetap perlu diwaspadai.
Mudah lupa atau sifat pelupa biasanya disebabkan oleh faktor pertambahan usia dan cukup sering dialami oleh mereka yang berusia lanjut. Kendati demikian, sifat pelupa terkadang juga bisa dialami oleh orang yang masih muda.
Sifat pelupa, baik pada orang dewasa muda atau lansia, sebaiknya tetap diperiksakan ke dokter. Hal itu dikarenakan pelupa dapat menjadi gejala kondisi tertentu yang mungkin sedang diderita, seperti stres, depresi, atau gangguan tiroid.
Beragam Penyebab Seseorang Memiliki Sifat Pelupa
Selain karena penuaan, sifat pelupa mungkin bisa disebabkan oleh beberapa faktor dan kondisi berikut ini:
1. Kurang tidur
Kurang tidur merupakan salah satu faktor yang cukup sering menyebabkan seseorang memiliki sifat pelupa. Pasalnya, tidak hanya lamanya waktu tidur yang perlu tercukupi, namun juga kualitas tidur.
Beberapa studi menunjukkan bahwa orang yang sering kurang tidur atau mengalami gangguan tidur cenderung lebih sering lupa dan kesulitan untuk fokus atau konsentrasi saat mengerjakan sesuatu.
Selain menjadi pelupa, kurang tidur juga diketahui dapat menyebabkan terjadinya gangguan otak dalam memproses informasi, memengaruhi perubahan mood, dan memicu munculnya serangan cemas.
2. Kekurangan gizi
Kekurangan gizi juga dapat memicu penurunan daya ingat. Agar fungsi otak dan daya ingat dapat bekerja dengan optimal, tubuh memerlukan sejumlah nutrisi, seperti protein, omega-3, serta vitamin dan mineral. Aneka nutrisi tersebut berfungsi untuk menjaga kesehatan sel saraf dan sel darah merah.
3. Gangguan tiroid
Gangguan pada fungsi kelenjar tiroid, seperti hipotiroidisme, dapat menyebabkan proses metabolisme nutrisi dan pengolahan energi untuk menunjang fungsi sel tubuh, termasuk sel saraf otak, menjadi lebih lambat.
Hal ini dapat menyebabkan orang yang mengalami gangguan tiroid menjadi pelupa. Untuk memastikan apakah Anda menderita gangguan tiroid atau tidak, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
4. Efek samping obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat berisiko mengganggu daya ingat. Ada beberapa obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan efek samping mudah lupa, di antaranya:
- Obat tidur
- Obat pereda nyeri golongan opioid yang biasanya digunakan setelah operasi
- Obat antidepresan
- Antihistamin (obat pereda gejala alergi)
- Obat penenang untuk mengatasi gangguan kecemasan
5. Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol
Merokok dapat mengganggu daya ingat karena mengurangi oksigen yang masuk ke dalam otak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perokok aktif cenderung lebih sulit mengingat sesuatu dibandingkan orang yang tidak merokok.
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga dapat menurunkan daya ingat. Batasi minum minuman beralkohol mulai sekarang, yaitu tidak lebih dari 2 gelas (700 ml) sehari untuk pria, dan 1 gelas (350 ml) sehari untuk wanita. Bila memang bisa, sebaiknya jangan minum alkohol sama sekali.
6. Gangguan mental
Sifat pelupa juga bisa muncul akibat gangguan mental, misalnya stres berat gangguan cemas, atau depresi. Beberapa macam gangguan mental tersebut dapat membuat seseorang sulit berkonsentrasi sekaligus mengganggu daya ingat. Hal ini tentu bisa berdampak pada aktivitas dan performa kerja sehari-hari.
7. Cedera kepala
Cedera kepala juga bisa menjadi penyebab seseorang menjadi pelupa. Cedera tersebut bisa disebabkan oleh hantaman atau pukulan pada kepala, misalnya akibat kecelakaan kendaraan bermotor, terjatuh dari motor, atau perkelahian.
Gangguan daya ingat akibat cedera kepala ringan biasanya hanya akan menyebabkan hilang ingatan sementara dan kondisi ini dapat membaik seiring masa pemulihan.
Namun, cedera kepala berat atau yang sudah menyebabkan penderitanya mengalami pingsan atau koma dapat menyebabkan gangguan memori berat atau sifat pelupa yang menetap.
Selain karena beberapa penyebab di atas, mudah lupa juga bisa terjadi selama hamil atau pada orang yang memiliki riwayat gangguan otak, misalnya stroke dan demensia.
Berbagai Cara untuk Melawan Sifat Pelupa
Penanganan mudah lupa tentu tidak sama pada tiap orang karena harus disesuaikan dengan penyebabnya. Oleh karena itu, jika Anda memiliki sifat pelupa yang sudah berlangsung lama dan sering merasa terganggu karenanya, sebaiknya hal tersebut diperiksakan ke dokter.
Untuk mencari tahu penyebab keluhan mudah lupa yang Anda alami, dokter dapat menjalankan serangkaian pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan status mental, hingga pemeriksaan penunjang berupa tes darah, tes urine, dan pemeriksaan radiologi, seperti CT scan atau MRI otak.
Setelah menentukan penyebab sifat pelupa yang Anda alami, dokter dapat memberikan penanganan yang tepat.
Jika mudah lupa disebabkan oleh pengaruh obat, misalnya antidepresan, dokter mungkin akan mengubah dosis atau jenis antidepresan yang digunakan. Beda lagi jika penyebabnya adalah hipotiroidisme. Dalam hal ini, penanganan dapat berupa pemberian obat pengganti hormon tiroid, seperti levothyroxine.
Mengingat banyaknya kemungkinan penyebab mudah lupa, sebaiknya jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter, jika Anda mengalami sifat pelupa yang berkelanjutan. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, sifat pelupa Anda mungkin dapat teratasi dan Anda dapat kembali beraktivitas dengan normal.