Sleep paralysis, atau lebih dikenal masyarakat dengan istilah ketindihan, kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Padahal, kondisi ini sebenarnya dapat dijelaskan secara medis dan dapat diatasi dengan beberapa cara sederhana atau penanganan langsung oleh dokter.
Sleep paralysis atau ketindihan merupakan fenomena ketika seseorang tidak dapat berbicara dan bergerak saat hendak bangun tidur. Kondisi ini sering kali memicu rasa panik dan takut, sebab tubuh seakan-akan lumpuh selama beberapa detik hingga beberapa menit meski penderitanya dalam kondisi sadar.
Sleep paralysis biasanya disertai halusinasi yang bisa terjadi saat tidur (hypnagogic hallucinations) atau ketika bangun tidur (hypnopompic hallucinations). Bentuk halusinasi yang dialami bisa beragam, mulai dari merasakan kehadiran seseorang, merasakan adanya dorongan atau tekanan, hingga tubuh terasa melayang.
Penyebab Sleep Paralysis
Kondisi sleep paralysis bisa dialami oleh siapa pun, baik orang dewasa maupun anak-anak. Penyebab utama kondisi ini hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang diyakini dapat meningkatkan risiko seseorang lebih sering mengalami sleep paralysis, antara lain:
- Migrain
- Kurang tidur
- Insomnia
- Gangguan tidur, seperti narkolepsi
- Gangguan kesehatan mental, seperti bipolar, gangguan kecemasan, gangguan stres pascatrauma (PTSD)
- Jadwal tidur terganggu, seperti pekerja shift atau jet lag
Cara Mengatasi Sleep Paralysis
Sleep paralysis bisa mengganggu kualitas tidur seseorang. Jika sering mengalami fenomena ini, ada beberapa cara untuk mengatasi dan meringankan sleep paralysis yang bisa Anda coba, yaitu:
1. Pastikan waktu tidur tercukupi
Kualitas tidur yang buruk dapat memicu sleep paralysis. Oleh karena itu, tidur yang cukup sangat disarankan untuk meningkatkan kualitas tidur Anda. Tidurlah 6–8 jam tiap malamnya dan biasakan tidur malam serta bangun pagi di waktu yang sama setiap harinya.
2. Lakukan meditasi
Metode relaksasi pikiran dan tubuh melalui meditasi dipercaya bisa meningkatkan kualitas tidur. Ketika dilakukan sebelum tidur, meditasi bahkan bisa mengurangi insomnia atau gangguan tidur. Dengan begitu, risiko Anda mengalami sleep paralysis pun juga akan berkurang.
Meditasi juga berguna untuk meningkatkan suasana hati serta mengurangi stres dan rasa cemas.
3. Perbaiki posisi tidur
Orang yang mengalami sleep paralysis sering kali dilaporkan tidur dalam posisi telentang. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko terjadinya sleep paralysis, cobalah tidur dengan posisi menyamping.
4. Kurangi stres
Stres umumnya dapat menyebabkan gangguan tidur dan meningkatkan risiko seseorang mengalami sleep paralysis. Untuk mengurangi stres, Anda dapat melakukan berbagai cara, mulai dari mencoba relaksasi dengan menyalakan lilin aromaterapi atau mendengarkan musik yang disukai sebelum tidur.
5. Kurangi konsumsi minuman berkafein
Konsumsi minuman kafein berdekatan dengan waktu tidur bisa membuat Anda lebih susah tidur dan mudah cemas. Dengan kondisi seperti ini, kualitas maupun kuantitas tidur pun berkurang sehingga meningkatkan risiko terjadinya sleep paralysis.
Oleh karena itu, cobalah untuk menghindari konsumsi minuman berkafein menjelang tidur setidaknya 6 jam sebelum tidur.
6. Hindari konsumsi minuman beralkohol
Konsumsi minuman beralkohol juga bisa berdampak buruk pada kualitas tidur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi alkohol sebelum tidur memang dapat tidur nyenyak, tetapi mudah terbangun di tengah malam dan sulit untuk tidur kembali.
Dengan menghindari konsumsi alkohol, Anda bisa mendapatkan tidur yang berkualitas dan tentunya meminimalkan risiko terjadinya sleep paralysis.
7. Ciptakan ruang tidur yang nyaman
Ruang tidur yang nyaman, bersih, dan rapih akan memengaruhi kualitas tidur Anda. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan ruang tidur nyaman, yaitu:
- Menggunakan kasur dan bantal yang nyaman
- Mengatur kamar tidur agar sebisa mungkin minim cahaya dan suara
- Menjauhkan diri dari peralatan elektronik, seperti televisi dan ponsel, setidaknya 30 menit sebelum tidur
Meski belum diketahui penyebabnya secara pasti, sleep paralysis atau ketindihan dipastikan tidak berhubungan dengan hal-hal mistis atau kehadiran roh halus seperti yang selama ini ditakutkan masyarakat. Oleh karena itu, Anda dapat menerapkan beberapa cara di atas untuk mengatasi atau meringankan kondisi sleep paralysis.
Jika cara di atas tetap tidak bisa mengatasi keluhan sleep paralysis yang kerap Anda alami, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan lebih lanjut.