Tendonitis bisa menyebabkan rasa sakit pada lutut, siku, bahu, dan pergelangan tangan. Kondisi ini umumnya terjadi akibat melakukan aktivitas berat secara berulang dan dapat dicegah dengan peregangan sebelum beraktivitas.
Tendon adalah jaringan yang menghubungkan otot dan tulang. Peradangan pada tendon atau tendonitis sering dialami oleh atlet atau orang yang rutin berolahraga, karena melakukan gerakan berulang seperti melompat, melempar bola, memukul bola, dan mengayunkan tangan.
Tendonitis bisa terjadi pada hampir seluruh bagian tubuh di mana tendon berada. Namun, peradangan tendon umumnya terjadi di pangkal ibu jari, siku, bahu, panggul, lutut, dan pergelangan kaki.
Berbagai Penyebab Tendonitis
Selain atlet dan orang yang aktif berolahraga, tendonitis juga berisiko terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun. Ini karena kelenturan dan kemampuan tendon untuk menerima tekanan makin berkurang, apalagi jika ditambah dengan aktivitas berat.
Selain usia, ada beberapa kondisi yang juga bisa menyebabkan tendonitis, yaitu:
1. Gerakan berulang
Tendonitis paling sering disebabkan oleh aktivitas berat yang dilakukan berulang, misalnya saat bekerja, berolahraga, atau melakukan kegiatan sehari-hari. Jenis olahraga yang bisa meningkatkan risiko terjadinya tendonitis, misalnya golf, bola basket, atau boling.
Dalam hal ini, tendonitis dapat terjadi karena tendon mendapatkan tekanan saat tubuh bergerak. Namun, karena gerakan dilakukan setiap hari, tendon yang belum sepenuhnya pulih bisa mengalami peradangan karena terus-menerus mendapat tekanan.
2. Postur tubuh yang salah
Postur tubuh yang salah dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan tekanan dan ketegangan pada tendon, sehingga terjadi tendonitis.
Salah satu contoh postur tubuh yang salah adalah membungkukkan bahu dan kepala saat bekerja di depan komputer atau laptop. Akibatnya, tendon di sekitar leher dan bahu bisa menegang dan menyebabkan nyeri.
3. Tidak pemanasan sebelum olahraga
Pemanasan dan peregangan adalah hal yang tidak boleh dilewatkan ketika hendak berolahraga. Ini karena tanpa pemanasan, tendon masih dalam keadaan kaku sehingga gerakan tiba-tiba saat olahraga bisa membuat tendon menegang dan menyebabkan tendonitis.
4. Olahraga berlebihan
Tendonitis juga dapat disebabkan aktivitas olahraga yang berlebihan. Kondisi ini biasanya dialami oleh orang yang sudah lama tidak berolahraga atau hanya berolahraga seminggu sekali.
Peningkatan aktivitas tersebut bisa membuat tendon mengalami tekanan berlebih dalam satu waktu, sehingga risiko cedera pada tendon meningkat.
5. Konsumsi obat tertentu
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi obat kolesterol, antibiotik, dan kortikosteroid dapat melemahkan jaringan tendon sehingga cenderung lebih rentan terhadap cedera.
Oleh karena itu, pastikan Anda mengikuti anjuran dokter saat mengonsumsi jenis obat-obatan di atas guna mencegah efek samping, salah satunya tendonitis.
6. Berat badan berlebih
Kelebihan berat badan dapat memberikan tekanan berlebih pada tendon di lutut dan tumit, sehingga menyebabkan tendonitis. Peradangan pada tendon akibat berat badan berlebih dapat menimbulkan gejala berupa nyeri, bengkak, serta kaku di area tungkai dan kaki.
7. Penyakit sendi
Beberapa penyakit, seperti rheumatoid arthritis dan asam urat, dapat menyebabkan tendonitis. Pada rheumatoid arthritis, sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat di sekitar sendi, termasuk tendon, dan bisa menyebabkan tendonitis.
Sementara itu, penyakit asam urat yang tidak diobati dapat menyebabkan terbentuknya kristal asam urat di persendian. Bila dibiarkan, kristal tersebut bisa mengganggu jaringan apa pun yang berdekatan dengan sendi, seperti tendon.
Ketahui Cara Mencegah Tendonitis
Tendonitis dapat disebabkan oleh pekerjaan, olahraga, dan aktivitas fisik yang berat. Oleh karena itu, Anda dapat melakukan langkah pencegahan peradangan tendon berikut ini:
- Lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan lakukan pendinginan setelahnya.
- Tingkatkan intensitas olahraga secara bertahap dan tidak langsung berlebihan.
- Istirahat dan hentikan aktivitas apa pun jika tubuh sudah terasa sakit.
- Gunakan postur yang benar ketika bekerja atau melakukan aktivitas lainnya.
- Jangan berada dalam posisi yang sama terlalu lama.
- Hindari melakukan gerakan berlebihan secara berulang.
Tendonitis mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk sembuh, tergantung tingkat keparahan cedera yang dimiliki. Kondisi ini umumnya bisa sembuh dengan istirahat, kompres es, dan obat pereda nyeri seperti ibuprofen.
Bila tendonitis tidak membaik dalam kurun waktu 1 minggu, dokter akan melakukan tindakan medis, seperti injeksi kortikosteroid, terapi fisik, atau operasi jika diperlukan.
Tendonitis biasanya dapat sembuh dengan beristirahat. Namun, Anda tetap perlu mewaspadai jika peradangan pada tendon disertai dengan gejala lain, seperti nyeri berlebihan, demam, kemerahan, dan pembengkakan yang terasa hangat saat disentuh.
Segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat bila gejala di atas muncul atau tendonitis yang Anda derita belum membaik dalam kurun waktu 1 minggu.