Orang tua pasti khawatir jika melihat anak malas belajar. Sebagai solusi, orang tua terkadang memilih mendaftarkan anak ke tempat les atau bimbingan belajar. Padahal, belum tentu solusi tersebut sesuai dengan apa yang anak butuhkan.
Selalu ada penyebab di balik kebiasaan anak yang sering bermalas-malasan ketika diminta untuk belajar atau mengerjakan PR. Jika sudah ekstrem, ia mungkin akan berbohong ketika ditanyakan mengenai aktivitas di sekolahnya. Nah, mengenali penyebab anak malas belajar merupakan langkah pertama yang harus dilakukan orang tua untuk mengatasi kondisi tersebut.
Penyebab Anak Malas Belajar
Ada banyak faktor yang menyebabkan anak malas belajar, baik dari segi fisik, mental, maupun lingkungan belajar. Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab anak malas belajar beserta penjelasannya:
1. Kesulitan memahami materi
Anak cenderung menghindari materi pelajaran yang sulit ia pahami. Konsep materi yang kompleks dan soal-soal yang rumit sering kali menurunkan motivasi belajar anak. Pada akhirnya, ia cenderung malas-malasan dan enggan belajar.
Jika anak kesulitan memahami materi pelajaran, orang tua perlu menelaah penyebabnya untuk mengetahui apakah ia kesulitan karena ada keterbatasan kognitif atau karena gangguan fisik tertentu, misalnya kesulitan melihat, mendengar, atau berbicara.
2. Materi kurang menantang
Tidak hanya materi pelajaran yang sulit, materi yang terlalu mudah pun bisa membuat anak menjadi tidak semangat belajar. Bila materi kurang menantang, anak bisa berpikir, “Untuk apa belajar kalau aku sudah bisa?”.
3. Kurang berminat terhadap topik yang dipelajari
Setiap anak memiliki minat pada bidang yang berbeda. Anak yang memiliki minat di bidang musik tentu akan lebih semangat mempelajari cara bermain piano daripada menghafalkan rumus-rumus matematika.
4. Tidak nyaman dengan lingkungan belajar
Guru yang galak, teman yang suka melakukan bullying, atau fasilitas belajar yang tidak memadai sering kali membuat anak kehilangan motivasi untuk belajar. Pada akhirnya, anak akan malas-malasan ketika diminta untuk belajar.
5. Kelelahan
Belajar merupakan proses berpikir kompleks yang membutuhkan banyak energi. Jadi, wajar jika anak yang memiliki terlalu banyak aktivitas menjadi malas belajar karena ia sudah merasa lelah dan ingin segera beristirahat.
6. Terlalu banyak gangguan
Gawai, media sosial, suasana bising, dan kegiatan sosial bersama teman merupakan gangguan yang paling sering menginterupsi proses belajar. Perlu diingat, kebanyakan anak belum memiliki kontrol diri yang kuat.
Jika gangguan-gangguan ini tidak dikendalikan oleh orang tua, anak tentu lebih memilih melakukan hal-hal yang menurutnya menyenangkan daripada belajar.
Tips Mengatasi Anak Malas Belajar
Peran penting orang tua sangat dibutuhkan untuk mengatasi anak malas belajar. Selain berkomunikasi dengan baik, orang tua juga harus memiliki kesabaran ekstra dalam menghadapi kondisi ini.
Ada beberapa tips yang dapat dilakukan para orang tua kepada anak yang malas belajar, antara lain:
1. Bangun komunikasi dengan anak
Sebelum menyuruh anak untuk belajar atau mendaftarkan anak ke tempat les, orang tua harus membuka ruang komunikasi dengan anak lebih dahulu. Tujuannya adalah agar orang tua paham betul apa yang membuat anak malas belajar.
Beri anak kesempatan untuk menceritakan apa yang ia rasakan terhadap proses belajar, apa kendala yang ia hadapi, serta apa yang ia inginkan untuk membantunya belajar.
2. Ajak anak untuk menentukan tujuan belajarnya
Sering kali anak menganggap belajar merupakan kewajiban semata, sehingga ia tidak mengerti makna dan manfaat dari materi yang ia pelajari. Oleh karena itu, orang tua perlu membantu anak mengenali dulu tujuan belajar. Kalau bisa, kaitkan dengan cita-cita atau minat anak.
Sebagai contoh, jika anak ingin menjadi arsitek, ceritakanlah tentang keterkaitan antara tugas-tugas arsitek dengan pelajaran matematika, atau mungkin pelajaran sosial dan sejarah.
3. Kenali gaya belajar anak
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang suka belajar dengan cara membaca, ada yang lebih suka mendengarkan, dan ada pula anak yang lebih suka belajar melalui praktek. Dengan mengenali gaya belajar anak, orang tua akan lebih mudah memodifikasi materi dan sistem belajar agar sesuai dengan kebutuhan anak.
4. Bimbing anak untuk menyusun sistem belajarnya sendiri
Ajak anak untuk memilih perlengkapan belajar, mengatur ruang belajar, serta menetapkan jadwal belajar. Keterlibatan anak dalam menyusun sistem belajar akan membuat ia lebih semangat dan bertanggung jawab.
5. Buat suasana belajar menyenangkan
Proses belajar anak dapat berlangsung di mana pun, tidak hanya di ruang belajar. Orang tua dapat mengajak anak ke museum untuk belajar sejarah, ke kebun binatang untuk mempelajari fauna, ke taman kota untuk belajar flora, atau ke pusat edukasi ramah anak lainnya.
6. Hargai proses belajar, hindari terlalu fokus pada prestasi
Banyak orang tua yang tidak sadar bahwa menunjukkan ekspresi kekecewaan ketika nilai ujian anak tidak memuaskan merupakan hal yang menyakitkan bagi anak. Anak akan menganggap dirinya tidak mampu, sehingga tidak menghargai usahanya sendiri.
Orang tua perlu memberi penghargaan saat anak menunjukkan ketertarikan dan kemajuan dalam proses belajar, sekecil apa pun itu. Penghargaan terhadap proses belajar, bukan pada hasil, dapat membangun iklim belajar yang menyenangkan bagi anak.
7. Jadi role model
Dalam proses belajar, anak membutuhkan teladan dari orang tuanya. Oleh karena itu, saat memasuki waktu belajar, orang tua perlu membangun iklim belajar di dalam rumah. Orang tua dapat mendampingi anak belajar atau berada di dekatnya sambil membaca buku dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kantor.
Jika orang tua bermain gawai atau menonton televisi di saat anak belajar, anak akan menganggap belajar sebagai suatu kewajiban yang membuat ia dijauhkan dari kegiatan menyenangkan.
Pada dasarnya, setiap anak merupakan pribadi yang unik. Orang tua perlu mengenali dan memahami karakter anak agar dapat mendampingi proses belajarnya dengan optimal. Yang terpenting, orang tua perlu mendorong anak untuk belajar karena kebutuhan, bukan karena keharusan.
Jika beberapa tips mengatasi anak malas belajar di atas belum mampu memotivasi anak Anda, tidak ada salahnya untuk membawanya berkonsultasi ke psikolog. Nantinya, psikolog bisa menentukan apa yang menyebabkan anak malas belajar dan memberikan saran penanganan yang harus dilakukan oleh orang tua.
Ditulis oleh:
Arfilla Ahad Dori, M.Psi, Psikolog
(Psikolog Pendidikan)