Ada anggapan bahwa berhubungan intim selama hamil sebaiknya tidak dilakukan karena dapat memicu keguguran. Faktanya, survei yang dilakukan Alodokter terhadap 830 wanita hamil menunjukkan bahwa 71% wanita di Indonesia berhubungan intim saat hamil. Namun, berhubungan intim selama hamil juga ada aturannya.
Dari 830 wanita hamil yang mengikuti survei di Alodokter, ada sekitar 71% yang menyatakan tetap berhubungan intim selama masa kehamilan. Sedangkan 29% sisanya tidak melakukan hubungan intim.
Hubungan seksual saat hamil selain bermanfaat bagi kesehatan juga dapat mempererat ikatan emosional antara suami dan istri. Saat orgasme, tubuh akan mengeluarkan hormon oksitosin atau biasa disebut dengan hormon cinta, yang berdampak positif bagi ibu dan janin yang dikandungnya. Orgasme juga dapat menguatkan otot panggul (pelvis) dan membantu tubuh dalam menghadapi depresi pasca melahirkan (postpartum depression).
Akan tetapi, perubahan hormon, mual, dan kelelahan akibat kehamilan dapat membuat gairah bercinta menurun. Nyeri punggung dan perubahan bentuk badan juga membuat posisi seks menjadi lebih sulit dan cenderung tidak nyaman untuk dilakukan. Selain itu, banyak pasangan yang khawatir jika berhubungan intim saat hamil dapat melukai janin.
Bagi Anda yang gairahnya tetap menyala selama hamil, berhubungan seksual dengan pasangan sah-sah saja dilakukan. Cermati keamanan dan serba-serbi mengenai berhubungan seksual saat hamil di bawah ini.
Keamanan Berhubungan Intim selama Hamil
Berhubungan seksual saat hamil aman bagi ibu dan janin, asalkan kehamilan yang dijalani normal. Kehamilan normal berarti Anda tidak mengalami kelainan maupun masalah yang membahayakan keselamatan Anda dan janin.
Anda juga masih bisa melakukan berbagai posisi seks seperti sebelum hamil. Meski demikian, seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, Anda mungkin perlu bereksperimen dengan posisi seks tertentu untuk menyesuaikan perubahan bentuk tubuh. Namun jika Anda belum yakin, konsultasikan kehamilan Anda pada dokter kandungan atau bidan.
Dampak Hubungan Seksual saat Hamil
Takut keguguran menjadi kekhawatiran banyak pasangan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama hamil. Pada kenyataannya, kebanyakan kasus keguguran terjadi karena janin tidak berkembang normal, bukan karena penetrasi yang dilakukan dalam hubungan seksual.
Orgasme dan prostaglandin yang terkandung dalam air mani pria memang dapat memicu kontraksi rahim. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Berbagai studi membuktikan bahwa hal tersebut tidak menyebabkan kelahiran prematur. Studi lain juga menyatakan, hubungan seksual yang dilakukan mendekati hari perkiraan lahir, belum terbukti dapat memicu persalinan.
Hubungan seks tidak akan melukai bayi. Bayi dilindungi oleh kantung dan air ketuban, serta otot dinding rahim. Selain itu, lendir tebal yang menutupi leher rahim membantu melindungi janin dari infeksi. Selama hubungan seksual, penis hanya memasuki vagina dan tidak sampai ke leher rahim. Karena itu, bayi Anda tetap aman dan terlindungi.
Kapan Sebaiknya Hubungan Seksual saat Hamil Tidak Dilakukan?
Berhubungan seksual saat hamil aman dilakukan, kecuali dokter kandungan atau bidan menyatakan adanya kelainan atau masalah pada kehamilan Anda. Ada beberapa kondisi di mana penetrasi seksual sebaiknya tidak dilakukan, antara lain jika terdapat:
- Riwayat keguguran.
- Riwayat melahirkan prematur.
- Ketuban pecah dini.
- Penyakit menular seksual.
- Perdarahan atau terdapat bercak kemerahan.
- Kelemahan pada leher rahim (serviks).
- Plasenta previa.
Seks oral aman dilakukan. Namun pastikan Anda dan pasangan bebas dari penyakit menular seksual. Saat melakukan seks oral, beri tahu pasangan agar tidak meniup vagina. Meskipun jarang terjadi, tiupan udara pada vagina berisiko menimbulkan emboli udara yang dapat menyumbat aliran darah. Kondisi ini akan membahayakan ibu dan janin.
Hindari pula melakukan seks anal. Seks anal yang diikuti oleh penetrasi vagina dapat menyebabkan perpindahan bakteri dari anus ke vagina, yang kemudian akan menimbulkan infeksi. Kondisi ini tentunya berbahaya bagi janin.
Tips Berhubungan Seksual Saat Hamil
Saat usia kandungan lebih dari 20 minggu, ukuran rahim akan semakin membesar dan mulai memengaruhi ukuran perut Anda juga. Jika ingin berhubungan seks pada masa hamil, Anda bisa mencoba beberapa posisi seks yang aman saat hamil.
Nyeri yang dirasakan ketika berhubungan intim selama hamil mungkin disebabkan oleh perubahan posisi tulang panggul dan otot yang menjadi semakin sensitif. Jika ini terjadi, ganti posisi yang lebih nyaman, terutama posisi di mana Anda dapat mengontrol penetrasi.
Untuk memastikan keamanan saat berhubungan seks, Anda dapat menggunakan kondom. Memakai kondom dapat mencegah penyakit menular seksual yang dapat menginfeksi ibu dan janin. Hindari berbagai macam kontak seksual jika Anda atau pasangan didiagnosis sedang menderita penyakit menular seksual.
Jika terjadi perdarahan, jangan panik. Saat hamil, serviks memang menjadi lebih sensitif sehingga hal ini sangat mungkin terjadi. Meski begitu, walaupun darah yang keluar sedikit, Anda disarankan tetap memeriksakannya ke dokter kandungan, untuk memastikan bahwa keluarnya darah bukan akibat masalah yang serius.
Jadi, Anda tidak perlu takut lagi. Berhubungan seks saat hamil tetap aman dilakukan, selama Anda mengikuti berbagai tips yang sudah dijelaskan di atas.