Vaksin bayi baru lahir sangat penting untuk Si Kecil karena bermanfaat untuk melindunginya dari berbagai penyakit berbahaya, contohnya polio. Dengan memberikan vaksin tepat waktu, Bunda dan Ayah turut mendukung kekebalan Si Kecil yang optimal dan menjaganya dari risiko terkena penyakit berbahaya.
Kelahiran Si Kecil tentunya menjadi momen yang mengharukan. Pada saat ini, rasa cinta dan tanggung jawab orang tua juga makin bertumbuh. Nah, guna memastikan Si Kecil terlindungi dari penyakit dan tumbuh kembangnya berlangsung optimal hingga dewasa nanti, Bunda dan Ayah perlu melindunginya, salah satunya dengan memberikan vaksin.
Memberikan vaksin bayi baru lahir dapat membantu pembentukan daya tahan tubuh yang kuat. Daya tahan tubuh yang terbentuk ini kemudian bisa mengenali dan mengatasi infeksi yang terjadi, sehingga bayi bisa cepat sembuh dan terhindar dari komplikasi yang berat saat sakit.
Jenis Vaksin Bayi Baru Lahir
Saat masuk ke dalam tubuh, vaksin bisa membuat sistem kekebalan tubuh bayi “berkenalan” dengan kuman penyebab penyakit berbahaya yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Dengan begitu, tubuhnya bisa melawan jika sewaktu-waktu kuman tersebut masuk ke dalam tubuh.
Nah, berikut adalah berbagai vaksin bayi baru lahir yang perlu diberikan kepada Si Kecil:
1. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit berbahaya yang bisa merusak organ hati. Meskipun belum ditemukan obat yang ampuh untuk menyembuhkannya, penyakit ini bisa dicegah dengan memberikan vaksin hepatitis B dalam 24 jam setelah bayi lahir.
Vaksin hepatitis B tidak hanya diberikan sekali saja setelah kelahiran bayi, Bun. Ada total 4 dosis vaksin hepatitis B yang selanjutnya perlu didapatkan oleh bayi pada bulan ke-2, ke-4, dan ke-6 setelah ia lahir.
2. Polio
Penyakit polio disebabkan oleh virus polio dan bisa menginfeksi saraf tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan. Nah, penyakit yang umumnya menyerang anak-anak di bawah 5 tahun ini perlu dicegah sejak bayi baru lahir, salah satunya dengan memberikan vaksin polio.
Vaksin untuk penyakit ini bisa diberikan melalui dua cara, yaitu disuntik (IPV) atau diteteskan ke mulut (OPV). IPV umumnya diberikan kepada bayi mulai usia 2 bulan. Namun, pemberian IPV perlu dilengkapi dengan OPV, ya. Umumnya, OPV diberikan pada saat bayi baru lahir atau dalam rentang usia hingga 1 bulan.
3. BCG
Vaksin BCG berfungsi untuk mencegah infeksi penyakit tuberkulosis yang menyerang paru-paru. Vaksin ini diberikan hanya 1 kali setelah bayi baru lahir atau dapat diberikan saat usianya 1 bulan.
4. DPT
Jenis vaksin bayi baru lahir selanjutnya yang perlu diberikan adalah vaksin DPT (difteri, batuk rejan atau pertusis, serta tetanus). Ketiga penyakit tersebut bisa dibilang berbahaya bagi orang berusia berapa pun, termasuk bayi. Untungnya, memberikan vaksin DPT pada bayi usia 2–4 bulan dapat menurunkan risiko penyakit ini.
5. MMR
Vaksin MMR adalah vaksin yang dapat mencegah beberapa penyakit sekaligus, yakni campak, gondongan, dan rubella. Vaksin ini diberikan dalam 2 dosis, yakni dosis pertama pada usia 9 bulan serta dosis tambahan pada usia 18 bulan.
6. HiB
Vaksin HiB diberikan untuk mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenzae type b yang bisa merusak saluran pernapasan, telinga, kulit, tulang, atau otak, sehingga menyebabkan pneumonia atau meningitis.
Bayi usia di bawah 5 tahun berisiko tinggi mengalami penyakit ini, sehingga Bunda dan Ayah perlu sigap membawa Si Kecil ke dokter agar diberikan vaksin HiB lengkap 3–4 dosis, tergantung jenis vaksinnya, ya.
7. PCV
Salah satu vaksin bayi baru lahir adalah vaksin PCV untuk mencegah infeksi pneumokokus akibat bakteri Streptococcus pneumoniae. Infeksi ini dapat menyebabkan pneumonia serta meningitis. Untuk mencegahnya, bayi perlu diberikan 4 dosis vaksin PCV pada saat berusia 2, 4, 6, serta 12 bulan.
8. Rotavirus
Rotavirus merupakan virus yang menyerang sistem pencernaan dan dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Untuk mencegah diare parah akibat infeksi virus ini, bayi sebaiknya menerima vaksin rotavirus saat berusia 2 bulan sampai maksimal usia 6–8 bulan, tergantung pada jenis vaksin yang diberikan.
Oh ya, Bun, karena kebanyakan vaksin bayi baru lahir perlu diberikan lebih dari 1 kali, buatlah catatan yang memuat jadwal vaksinasi dan sudah berapa banyak dosis vaksin yang telah diterima oleh Si Kecil, ya. Pastikan Si Kecil juga menerima vaksin secara rutin dan lengkap agar efek vaksinnya manjur.
Sama seperti jenis obat lainnya, vaksin bayi baru lahir juga bisa menimbulkan efek samping. Namun, Bunda dan Ayah tidak perlu panik jika Si Kecil menunjukkan gejala efek samping setelah vaksinasi. Soalnya, efek ini biasanya tidak parah dan akan mereda dalam 2 hari.
Berikut adalah beberapa gejala efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksin pada bayi baru lahir:
- Demam
- Area bekas suntikan tampak merah dan membengkak
- Muncul benjolan yang bisa bertahan selama beberapa minggu sampai bulan, pada bagian bekas suntikan
- Rewel dan susah tidur
Beberapa efek samping vaksin bayi baru lahir ini kerap dianggap berbahaya sehingga orang tua bisa saja enggan untuk memvaksinasi buah hatinya. Namun, perlu diketahui, efek samping di atas umumnya wajar dan tidak berbahaya, ya.
Efek samping justru merupakan tanda bahwa vaksin bekerja dan tubuh bayi sedang menyesuaikan diri dengan munculnya kekebalan tubuh yang baru.
Setelah Si Kecil menerima vaksin lengkap, kekebalan tubuhnya bisa makin kuat dan jadi tak mudah sakit. Selain itu, bayi yang menerima vaksin juga lebih terlindungi dari gangguan tumbuh kembang seperti stunting, lho.
Jika bayi mengalami gejala efek samping vaksin, yang perlu Bunda dan Ayah lakukan adalah memperhatikan gejalanya. Efek samping vaksinasi biasanya memang tidak parah.
Akan tetapi, orang tua tetap perlu waspada dan segera periksakan bayi jika ia menunjukkan reaksi seperti sesak napas, demam tinggi yang tidak mereda meski sudah minum obat penurun panas, atau kejang setelah vaksin, ya.
Nah, bila masih bingung dengan jadwal maupun dosis vaksin bayi baru lahir, Bunda dan Ayah bisa Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan jawaban yang jelas.