Ciri-ciri orang mengganja bisa dilihat dari perubahan pada fisik, psikologis, dan perilaku pemakainya. Tidak hanya pada tahap kecanduan, efek ganja bahkan bisa langsung muncul pada saat seseorang menggunakan ganja untuk pertama kali.

Ganja berasal dari tanaman Cannabis sativa yang secara alami mengandung THC. Zat kimia ini tergolong sebagai bahan psikoaktif karena dapat menyebabkan efek mabuk dan memengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan suasana hati, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Itulah sebabnya ciri-ciri orang mengganja bisa terlihat dengan jelas.

9 Ciri-Ciri Orang Mengganja yang Sering Terlihat - Alodokter

Di Indonesia, ganja termasuk narkotika golongan 1. Ini artinya, ganja tidak dapat digunakan dalam bentuk apa pun, termasuk untuk pengobatan.

Berbagai Ciri-Ciri Orang Mengganja

Menurut beberapa riset, ganja adalah zat adiktif ketiga yang paling umum digunakan, setelah tembakau dan alkohol. Ganja biasanya dipakai dengan cara diisap seperti rokok. Senyawa dalam ganja juga dapat diekstraksi menjadi minyak yang dapat dihirup melalui rokok elektrik atau vape.

Efek dari konsumsi ganja pada setiap pemakainya bisa berbeda, tergantung pada seberapa banyak ganja yang digunakan, frekuensi pemakaian ganja, jenis ganja, cara pakainya, obat-obatan lain yang digunakan, kondisi medis pemakai, hingga pengalaman pemakai dengan penggunaan ganja.

Namun, secara umum, inilah ciri-ciri orang mengganja yang bisa dikenali:

1. Mata merah

Ciri-ciri orang mengganja yang bisa langsung terlihat adalah mata merah. Zat kimia THC (tetrahydrocannabinol) dalam ganja menyebabkan tekanan darah menurun. Efeknya, pembuluh darah melebar dan aliran darah ke seluruh tubuh meningkat, termasuk ke mata

Kondisi itulah yang menyebabkan mata bisa jadi merah saat seseorang menggunakan ganja.

2. Kurang fokus

Kandungan THC di dalam ganja memiliki efek psikoaktif, sehingga bisa memengaruhi cara kerja otak dalam berpikir, berkonsentrasi, dan fokus. Zat tersebut juga dapat mengubah cara kerja saraf dan otak dalam memproses informasi dan mengingat. Oleh karena itu, salah satu ciri-ciri orang mengganja adalah kurang fokus dan mudah lupa. 

3. Mulut kering

Konsumsi ganja juga menimbulkan efek mulut kering. Ciri-ciri orang mengganja yang satu ini disebabkan oleh zat kimia THC yang memengaruhi kelenjar ludah dan kerja saraf parasimpatis, yakni saraf yang bertugas dalam mengatur produksi air liur. Inilah alasannya orang yang mengganja sering mengalami mulut kering. 

Selain itu, banyak orang yang menggunakan ganja bernapas melalui mulut, sehingga mempercepat penguapan air liur dan membuat mulut menjadi kering. 

4. Mood swing

Seperti yang telah disebutkan di awal, konsumsi ganja dapat memengaruhi suasana hati. Orang yang mengganja biasanya sering mengalami mood swing atau mood yang berubah cepat.

Ganja bisa membuat pemakainya merasa bahagia dan rileks, tetapi juga lebih mudah tersinggung, kesal, atau marah. Efek ini bisa berbeda-beda pada setiap individu, tergantung pada reaksi tubuh, jenis maupun jumlah ganja yang digunakan, dan pengaruh penggunaan ganja terhadap alkohol, obat, atau narkoba lainnya.

5. Lesu dan kurang bersemangat

Orang yang menggunakan ganja, terutama dalam jangka panjang, sering kali tampak lesu, kurang bersemangat, sempoyongan, atau kurang produktif. Hal ini karena zat kimia THC dalam ganja memiliki efek sedatif atau menenangkan.

Selain itu, efek penurunan tekanan darah karena THC juga dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas dan kurang energi.

6. Sering mengantuk

Efek sedatif dari ganja juga dapat mendorong rasa kantuk. Beberapa jenis ganja bahkan bisa menyebabkan efek yang jauh lebih rileks dan menenangkan, sehingga pemakainya merasa lemah dan terus mengantuk.

7. Peningkatan nafsu makan

Penggunaan ganja, baik melalui makanan, rokok, atau vape, dapat meningkatkan nafsu makan. Menurut beberapa penelitian, zat THC dalam ganja mendorong produksi hormon lapar yang disebut ghrelin.

8. Sering cemas atau panik

Orang yang mengonsumsi ganja dalam jumlah besar atau produk ganja dengan kadar THC yang tinggi lebih rentan mengalami gangguan kecemasan atau panik. Ciri-ciri orang mengganja ini juga bisa terlihat pada orang yang baru pertama kali mencoba ganja.

Efek ini biasanya terjadi ketika pemakai mendengar atau melihat hal-hal yang mengerikan (bad trip) saat mengonsumsi ganja. Selain itu, efek ini juga bisa lebih parah pada pemakai ganja yang memang sebelumnya sudah mengalami gangguan mental, seperti serangan panik dan gangguan cemas.

9. Halusinasi

Penggunaan ganja dalam dosis tinggi juga bisa menyebabkan halusinasi. Namun, bagi pemakai yang sensitif, ganja dalam dosis rendah pun bisa menimbulkan efek ini. Misalnya, pengguna ganja melihat suatu objek yang sangat diinginkannya sampai terasa begitu nyata, padahal hal tersebut tidak ada.

Ganja berisiko menyebabkan kecanduan karena zat THC di dalamnya sangat mirip dengan zat yang diproduksi otak untuk mengirimkan pesan antara sel-sel saraf di seluruh tubuh. Jika seseorang menggunakan ganja secara rutin, otak akan berhenti memproduksi zat tersebut dan mulai bergantung pada THC.

Saat pecandu ganja berhenti atau mengurangi ganja, ia pun akan mengalami gejala putus obat, seperti mudah marah, agresif, kecemasan, insomnia, kegelisahan, penurunan nafsu makan atau berat badan, sakit kepala, mual, dan mudah berkeringat.

Tidak hanya merugikan fisik dan mental, konsumsi ganja juga bisa membuat pemakainya terjerat hukuman pidana. Ganja termasuk dalam jenis narkotika golongan 1 dan tidak boleh digunakan dalam pengobatan menurut UU Narkotika No. 35 Tahun 2009.

Penanaman, pemakaian, penjualan, pembelian, dan penyimpanan ganja dalam bentuk apa pun dapat menyebabkan pidana paling singkat selama 4 tahun dan denda paling sedikit Rp800.000.000.

Jika ada orang terdekat Anda yang menunjukkan ciri-ciri orang mengganja atau Anda sendiri yang mengalaminya dan sulit untuk terlepas dari ganja, sebaiknya konsultasi ke dokter atau psikolog agar bisa diberikan perawatan yang tepat. Konsultasi ini bisa dilakukan tanpa tatap muka melalui chat.