Gejala stres pada bayi perlu disadari oleh orang tua agar tidak hal ini tidak berkelanjutan dan berisiko mengganggu tumbuh kembangnya. Meskipun bayi tak bisa mengadu bahwa ia stres, ia bisa menunjukkan gejala tertentu, salah satunya jadi lebih rewel saat terpisah dengan sang ibu.
Stres adalah respons tubuh terhadap tekanan atau situasi yang menantang. Nah, bayi pun bisa mengalami kondisi ini lho, Bun. Gejala stres pada bayi juga bisa terjadi saat ia mengalami situasi yang menegangkan baginya, misalnya ketika tidak melihat ibu, ayah, atau sang pengasuh di sekitarnya.
Stres pada bayi juga bisa muncul ketika ia merasa tak diperhatikan, sedang mendatangi tempat yang asing, atau melihat orang yang tidak dikenalnya.
Berbagai Gejala Stres pada Bayi
Bayi belum bisa mengatakan pada Bunda saat ia merasa stres. Meski begitu, bayi bisa menunjukkan tanda tertentu yang menunjukkan bahwa ia merasa tidak nyaman atau stres akan situasi yang dialaminya.
Oleh sebab itu, penting untuk mengenal gejala stres pada bayi agar Bunda bisa segera tahu saat Si Kecil merasakannya. Nah, berikut adalah beberapa gejala stres yang biasanya ditunjukkan oleh bayi:
1. Sering menangis
Salah satu gejala stres pada bayi yang paling mudah terlihat adalah sering menangis. Soalnya, menangis memang merupakan cara bayi menunjukkan rasa tidak nyaman. Meskipun bayi pada dasarnya memang sering menangis, stres bisa membuatnya makin sering menangis.
2. Rewel
Bayi yang sedang merasa stres bisa lebih sering rewel daripada biasanya. Sikap ini bisa ditunjukkan oleh bayi, misalnya lewat keengganan menatap orang lain atau tidak merespons saat diajak bercanda. Si Kecil juga bisa saja jadi lebih sering berteriak, menangis, melempar-lempar barang untuk mencari perhatian Bunda atau Ayah.
3. Lebih manja daripada biasanya
Ingat bahwa salah satu pemicu stres pada bayi adalah tidak melihat orang tuanya? Saat bersama orang tua yang sering mengasuhnya, bayi umumnya merasa aman dan nyaman.
Sebaliknya, ketika merasa jauh dari orang tua, bayi bisa merasa gelisah. Hal ini bisa saja ia tunjukkan dengan sikap manja atau rewel, misalnya menangis atau minta digendong saat Bunda atau Ayah hendak meninggalkannya.
4. Sering memasukkan jari atau tangan ke mulut
Saat mengalami situasi yang bisa memicu stres, bayi kerap memasukkan jari atau tangannya ke dalam mulut. Ini adalah salah satu cara dan insting alami bayi untuk menenangkan diri dan mengalihkan perhatian.
Jika Si Kecil melakukannya, Bunda tidak perlu langsung menyuruhnya berhenti atau mengomelinya, ya. Perlahan-lahan, alihkan saja perhatiannya agar kembali mengeluarkan tangannya dari mulut. Terlalu menekan bayi justru membuatnya makin stres dan jadi terus mengemut jarinya.
5. Minta dot atau empeng
Dot atau empeng punya banyak manfaat untuk bayi, salah satunya mengalihkannya dari situasi yang memicu stres. Oleh sebab itu, salah satu gejala stres pada bayi adalah meminta dot atau empeng, apalagi jika ia sudah terbiasa menerimanya saat rewel.
Bunda boleh-boleh saja memberikan dot atau empeng pada bayi jika ia memintanya, tetapi jangan terlalu sering, ya. Terlalu sering memberikan alat tersebut bisa menimbulkan ketergantungan dan gangguan pada gigi bayi.
6. Susah tidur
Susah tidur termasuk salah satu gejala stres pada bayi karena kondisi yang satu ini memang bisa mengganggu kebiasaan tidur. Bisa saja, bayi yang mengalami stres terbangun bahkan menangis saat waktunya tidur.
Meski begitu, bayi yang susah tidak selalu berarti sedang stres ya, Bun. Hal ini bisa saja disebabkan oleh sleep regression, yakni perubahan pola tidur bayi yang terjadi seiring bertambahnya usia.
7. Mudah gelisah
Gejala stres pada bayi lain yang bisa Bunda perhatikan adalah gestur gelisah. Bayi yang mengalami stres dapat menunjukkan ekspresi takut dan gelisah, termasuk saat tidur. Pada usia 2 tahun ke atas, bayi juga bisa mengungkapkan kegelisahan dengan menunjukkan gerakan berulang, misalnya menggigit kuku.
8. Muntah
Bayi yang sedang stres juga bisa terganggu secara fisik lho, Bun. Misalnya, saat stres, bayi dapat mengalami mual yang berujung muntah, apalagi kalau dia sudah menangis dalam waktu lama. Hal ini karena refleks muntah bayi bisa terpicu saat ia menangis.
Namun perlu dicatat, bayi tidak hanya bisa muntah karena stres, ya. Hal ini bisa terjadi jika bayi mengalami flu perut, alergi makanan, atau mabuk perjalanan. Muntah yang terjadi karena bayi stres biasanya hanya terjadi 1–2 kali dan tidak diiringi gejala lain, seperti diare.
9. Perubahan berat badan
Stres bisa mengubah pola makan bayi, misalnya ia jadi tidak nafsu makan atau justru sering makan agar dapat merasa nyaman. Jika berlangsung terus-menerus, hal ini bisa berujung pada perubahan berat badan yang tidak sehat, contohnya terlalu gemuk atau terlalu kurus.
Cara Mengatasi Stres pada Bayi
Mendapati gejala stres pada bayi tentu bisa membuat ibu khawatir. Namun, Bunda sebenarnya bisa kok membantu Si Kecil merasa lebih baik. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres pada bayi:
- Luangkan waktu lebih banyak untuk menemani Si Kecil, misalnya dengan bermain, bernyanyi, atau tidur bersamanya.
- Ajak Si Kecil beristirahat di tempat yang tenang dan aman.
- Ciptakan suasana dan suhu ruangan yang nyaman bagi Si Kecil, idealnya bayi akan merasa nyaman di suhu ruangan sekitar 20–23℃.
- Sampaikan kasih sayang melalui pelukan, kecupan, usapan, atau gendong dengan lembut.
- Jangan ganggu Si Kecil saat tidur.
Stres pada bayi sebetulnya tidak susah untuk diatasi, asal Bunda dan Ayah bisa mengetahui apa saja penyebabnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu peka terhadap gejala-gejala stres pada bayi agar kondisi ini bisa diatasi dan tidak dibiarkan terlalu lama. Soalnya, stres berkepanjangan dapat memengaruhi tumbuh kembang, nafsu makan, pola tidur, dan tentunya kenyamanan Si Kecil.
Oleh sebab itu, jika gejala stres pada bayi tidak kunjung hilang atau mengganggu aktivitasnya, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter via chat atau secara langsung, ya.