Ada beragam obat muntaber di apotek yang dapat digunakan untuk meredakan gejala muntah dan diare. Namun, penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan, karena dapat memperburuk gejala yang ada atau bahkan meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
Muntaber atau gastroenteritis merupakan penyakit peradangan di dinding saluran pencernaan yang paling sering disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit. Kondisi ini bisa membuat penderitanya mengalami mual, muntah, dan diare.
Muntaber sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, penggunaan obat muntaber kerap digunakan untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut.
Berbagai Pilihan Obat Muntaber di Apotek
Ada berbagai merek obat muntaber yang efektif dan bisa Anda temui di apotek. Berikut adalah jenis-jenis obat muntaber di apotek yang bisa Anda jadikan acuan:
1. Bismuth subsalisilat
Bismuth subsalisilat merupakan obat yang dapat dibeli di apotek secara bebas untuk mengatasi gejala muntaber, seperti diare dan mual. Obat ini bekerja dengan cara memperlambat pertumbuhan bakteri di saluran pencernaan dan meningkatkan penyerapan air, sehingga buang air besar (BAB) tidak terlalu cair.
Meski dapat diperoleh tanpa resep dokter, sebaiknya hindari penggunaan obat ini dalam jangka panjang karena dapat menimbulkan efek samping berupa BAB berwarna hitam, telinga berdenging, bahkan diare berkepanjangan.
2. Dimenhydrinate
Meski umumnya digunakan untuk mengobati mual, muntah, dan pusing karena mabuk perjalanan, obat golongan antihistamin ini juga dapat digunakan untuk meredakan mual akibat muntaber.
Dimenhydrinate merupakan obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Meski begitu, hindari menggunakan obat ini untuk jangka panjang dan hentikan mengonsumsinya bila gejala muntaber sudah mereda.
3. Oralit
Obat muntaber di apotek selanjutnya adalah oralit. Obat ini dapat digunakan untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntaber, sebab oralit dapat menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang selama muntah dan diare.
4. Paracetamol
Pada sebagian kasus, muntaber dapat menyebabkan penderitanya mengalami demam. Untuk mengatasi gejala ini, Anda dapat mengonsumsi paracetamol yang dapat dibeli secara bebas di apotek. Namun, hentikan mengonsumsinya bila gejala demam sudah mereda.
5. Probiotik
Probiotik juga kerap digunakan sebagai obat muntaber di apotek. Obat muntaber ini umumnya mengobati muntaber yang disebabkan oleh infeksi, khususnya virus. Probiotik dapat menjaga keseimbangan jumlah bakteri jahat dan bakteri baik di dalam usus, sehingga membantu fungsi usus untuk mencerna nutrisi dan air.
Obat muntaber ini tersedia dalam bentuk tablet, sirup, maupun serbuk yang perlu diseduh air. Meski dinilai efektif, penggunaannya harus sesuai petunjuk dokter karena bisa saja memperparah gastroenteritis yang dipicu oleh bakteri.
6. Doxycycline
Bila muntaber disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan obat antibiotik untuk mengobati kondisi tersebut. Salah satu antibiotik yang paling umum diresepkan dokter adalah doxycycline.
Doxycyline bekerja dengan cara menghambat dan menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab muntaber. Mengingat obat ini hanya dapat diperoleh melalui resep, konsumsi dan habiskan obat ini sesuai anjuran dokter untuk mencegah bakteri kebal terhadap pengobatan.
7. Loperamide
Loperamide juga merupakan obat muntaber di apotek yang bisa digunakan untuk meredakan gejala muntaber. Obat ini bekerja dengan cara memperlambat pergerakan usus, sehingga frekuensi buang air besar berkurang.
Loperamide tidak bisa digunakan sembarangan dan harus berdasarkan resep dokter, karena dapat mengurangi pergerakan usus dan merusak jaringannya ketika digunakan secara berlebihan.
8. Ondansetron
Obat muntaber di apotek lainnya adalah ondansetron. Obat ini tergolong obat antiemetik (antimual) yang memerlukan resep dokter dan berfungsi untuk meredakan mual serta muntah pada penderita muntaber.
9. Domperidone
Domperidone juga termasuk obat muntaber di apotek yang harus dibeli dengan resep dokter. Obat ini kerap digunakan untuk mengatasi mual dan muntah serta rasa tidak nyaman atau sakit di perut akibat muntaber.
Selain dengan obat muntaber di apotek di atas, Anda juga dapat menerapkan cara-cara sederhana di rumah guna meredakan gejala muntaber, di antaranya:
- Istirahat yang cukup.
- Cukupi kebutuhan cairan agar terhindar dari dehidrasi.
- Kompres hangat guna meredakan kram perut.
- Hindari mengonsumsi produk susu dan olahannya, seperti keju.
- Hindari mengonsumsi makanan berlemak dan pedas.
- Hindari mengonsumsi minuman berkafein dan beralkohol.
Bila muntaber tidak kunjung membaik setelah mengonsumsi obat muntaber di apotek hingga membuat Anda tidak dapat mengonsumsi makanan atau minuman sama sekali, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.