Ada berbagai penyebab keguguran yang paling sering terjadi, baik itu berupa kelainan, penyakit bawaan, maupun gaya hidup ibu hamil. Meskipun terjadinya keguguran tidak bisa diprediksi, ada jenis keguguran yang masih bisa dicegah dengan langkah tertentu.
Keguguran adalah salah satu hal yang biasanya menjadi kekhawatiran ibu hamil. Kondisi ini kebanyakan terjadi pada minggu 1–13 kehamilan (trimester pertama), tetapi terkadang bisa juga terjadi pada trimester kedua.
Kebanyakan ibu hamil bisa menjalani kehamilan dengan lancar dan sehat. Namun, pada kasus tertentu, kehamilan bisa berhenti karena keguguran. Masalah pada kehamilan ini bisa terjadi 1 kali, tetapi bisa juga hingga berulang kali.
Penyebab keguguran yang paling sering terjadi penting untuk diketahui setiap ibu hamil maupun wanita yang sedang berencana untuk hamil. Dengan mengenali penyebab keguguran, Bumil bisa melakukan upaya untuk mencegahnya.
Penyebab Keguguran yang Paling Sering Terjadi
Penyebab keguguran bisa berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa penyebab keguguran yang paling sering terjadi:
1. Kelainan genetik
Kelainan genetik atau kromosom adalah penyebab keguguran yang paling sering terjadi pada awal kehamilan. Kromosom adalah bagian di dalam sel yang membawa sifat genetik. Materi genetik ini menentukan ciri-ciri fisik bayi, seperti jenis kelamin, warna rambut, kulit, dan mata.
Saat pembuahan, bakal janin atau embrio akan menerima kromosom dari kedua orang tuanya. Nah, keguguran bisa terjadi karena kelainan kromosom atau gangguan pada proses pembuahan, sehingga janin tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan normal.
2. Kehamilan di luar kandungan
Kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik adalah kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi berkembang menjadi bakal janin di luar rahim, misalnya di tuba falopi, yakni saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim. Jika ini terjadi, sel telur tersebut tidak bisa bertahan hidup sehingga ibu hamil mengalami keguguran.
3. Infeksi
Ini juga termasuk salah satu penyebab keguguran yang paling sering terjadi. Salah satu jenis infeksi yang paling sering menyebabkan keguguran dan juga menyebabkan wanita lebih susah hamil adalah infeksi TORCH, termasuk toksoplasmosis. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit T. gondii.
Selain itu, keguguran juga bisa disebabkan oleh infeksi lainnya, misalnya vaginosis bakterialis, radang panggul, demam tifoid (tipes), atau penyakit menular seksual.
Infeksi tersebut dapat menular dari ibu hamil ke janin yang masih sangat lemah. Akibatnya, infeksi tersebut bisa membuat janin keguguran, lebih berisiko terlahir prematur, atau mengalami cacat bawaan lahir.
4. Kurang gizi
Kurang gizi juga termasuk salah satu penyebab keguguran yang paling sering terjadi, terutama di Indonesia. Ketika tubuh ibu hamil kurang gizi, janin tidak bisa mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga kondisinya akan melemah dan sulit untuk bertahan hidup.
Salah satu tanda seseorang kekurangan gizi adalah berat badan yang sulit naik atau justru berkurang. Selain itu, kurang gizi juga bisa menyebabkan ibu hamil rentan mengalami kurang darah (anemia), sehingga lebih berisiko untuk keguguran.
5. Penyakit autoimun
Sistem imun normalnya bekerja dengan mengenali zat-zat berbahaya dan melindungi tubuh dari zat-zat tersebut. Namun, saat seseorang mengalami penyakit autoimun, sistem imun tidak berfungsi dengan normal dan justru menyerang jaringan dan organ tubuh yang normal.
Pada ibu hamil, penyakit autoimun, seperti lupus, bisa meningkatkan risiko keguguran. Apabila tidak mendapatkan penanganan, ibu hamil dengan penyakit autoimun juga lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia.
6. Masalah pada plasenta
Plasenta berfungsi sebagai penghantar nutrisi dan oksigen dari tubuh ibu hamil ke tubuh janin. Selain itu, organ ini juga berfungsi membuang zat sisa dari tubuh janin dan menyaring bakteri atau zat asing dari luar rahim agar tidak mengganggu kondisi janin.
Karena peran plasenta sangat penting, masalah pada plasenta dapat membahayakan janin maupun ibu hamil. Beberapa masalah plasenta, seperti plasenta previa atau plasenta terlepas dari rahim, bisa berisiko menyebabkan keguguran.
7. Cedera
Cedera ringan selama hamil umumnya aman dan tidak berpotensi menyebabkan keguguran. Ini karena janin dilindungi oleh rahim, cairan ketuban, dan kantung ketuban. Meski demikian, ibu hamil perlu tetap waspada karena cedera berat, misalnya karena pukulan, tabrakan, atau jatuh terduduk, bisa menyebabkan keguguran.
Jika mengalami cedera saat hamil dan lalu muncul tanda-tanda keguguran, seperti perdarahan dari vagina, perut kencang atau kram, dan nyeri panggul, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, ya, Bumil.
8. Gaya hidup yang tidak sehat
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol, dikenal dapat merusak kesehatan secara umum. Selain itu, gaya hidup ini juga bisa menyebabkan keguguran karena memengaruhi tumbuh kembang janin.
Saat ibu hamil atau orang di sekitar ibu hamil merokok, karbon monoksida dari tembakau yang terdapat di dalamnya dapat menghalangi janin untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Sementara itu, alkohol dalam minuman beralkohol dapat masuk ke aliran darah ibu hamil, lalu ke darah, jaringan, dan organ-organ tubuh janin.
Kedua hal ini dapat membahayakan kelangsungan hidup janin dan akhirnya menyebabkan keguguran.
9. Lingkungan tidak sehat
Lingkungan yang udaranya tercemar karena polusi, asap rokok, atau yang kebersihannya tidak terjaga, bisa membawa banyak penyakit. Pada ibu hamil, lingkungan yang tidak sehat bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah, termasuk keguguran, penyakit bawaan lahir, atau bayi terlahir dengan berat badan kurang.
Tak hanya polusi udara, lingkungan yang terkontaminasi zat berbahaya seperti timbal, merkuri, pestisida, atau arsenik, juga bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami keguguran.
Selain berbagai penyebab di atas, ada juga faktor lain yang bisa membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami keguguran, misalnya:
- Hamil di usia lebih dari 35 tahun
- Pernah keguguran sebelumnya
- Kekurangan atau kelebihan berat badan
- Sering kelelahan saat hamil
- Stres berat dan sulit terkontrol
Tips Mencegah Keguguran
Itulah beberapa penyebab keguguran yang paling sering terjadi. Meski sudah mengetahuinya, Bumil sebaiknya jangan terlalu khawatir, ya. Untuk menjaga kehamilan tetap sehat dan lancar, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah keguguran, yaitu:
- Konsumsi makanan bergizi, termasuk sayur dan buah setiap hari
- Tidak mengonsumsi makanan yang bisa mengganggu kehamilan, seperti kerang dan daging mentah atau susu yang tidak dipasteurisasi
- Minum suplemen kehamilan sesuai anjuran dokter
- Menjaga berat badan sehat sebelum maupun selama hamil
- Jaga kebersihan untuk menghindari penularan penyakit
- Jangan merokok, mengonsumsi obat terlarang, maupun minuman beralkohol
- Menerapkan hubungan seksual yang sehat dengan pasangan
Seorang wanita yang mengalami keguguran umumnya merasakan gejala tertentu, khususnya pendarahan ringan maupun berat disertai rasa sakit ataupun tidak. Selain itu, keguguran juga bisa menimbulkan rasa nyeri atau kram di area panggul atau punggung bawah, serta keluarnya jaringan atau gumpalan dari vagina.
Untuk menghindari berbagai penyebab keguguran yang paling sering terjadi di atas, penting bagi setiap ibu hamil untuk menjalani gaya hidup sehat. Jangan lupa juga untuk rutin melakukan pemeriksaan ke dokter, mulai dari promil dan selama hamil, guna memastikan kondisi Bumil dan janin aman. Hal ini sangat penting dilakukan bagi setiap ibu hamil, tak terkecuali yang sudah pernah keguguran berulang.
Oleh sebab itu, jika mengalami gejala keguguran yang berat, seperti pendarahan terus-menerus, sakit perut, demam, atau nyeri panggul saat hamil, sebaiknya segera periksa ke dokter, ya.