Kebahagiaan Bunda setelah dinyatakan hamil akan terasa lebih lengkap jika kandungan Bunda juga dipastikan dalam keadaan sehat. Salah satu pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui hal ini adalah tes TORCH.
Tes TORCH adalah pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit atau infeksi pada ibu hamil guna mencegah komplikasi pada bayinya. Istilah TORCH merupakan singkatan dari Toksoplasmosis, Other diseases (penyakit-penyakit menular lainnya), Rubella (campak Jerman), Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes.
Penyakit TORCH pada Ibu Hamil dan Dampaknya terhadap Bayi
Penyakit TORCH penting sekali untuk diwaspadai, karena jika ibu hamil terinfeksi TORCH selama kehamilan, janinnya juga bisa ikut terinfeksi.
Janin rentan terhadap bahaya infeksi, terutama selama 3-4 bulan pertama kehamilan. Infeksi pada janin dapat menyebabkan beragam masalah, mulai dari gangguan otak dan sistem saraf, keterlambatan pertumbuhan, hingga kelainan kongenital, seperti cyclopia.
Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing penyakit yang termasuk dalam TORCH:
1. Toksoplasmosis
Penyakit ini bisa timbul bila tubuh terinfeksi oleh Toxoplasma gondii, yaitu parasit yang dapat ditemukan pada kotoran kucing, daging yang tidak matang, dan telur mentah. Meski tidak menyebabkan kelainan pada janin selama dalam kandungan, toksoplasmosis bisa menyebabkan bayi mengalami ketulian atau keterbelakangan mental setelah lahir.
2. Rubella
Rubella adalah penyakit yang paling berbahaya bagi janin bila terjadi pada ibu hamil di awal kehamilan. Selain dapat menyebabkan keguguran, rubella juga bisa menyebabkan sindrom rubella kongenital yang menyebabkan cacat lahir, seperti tuli, katarak, penyakit jantung bawaan, dan gangguan pertumbuhan.
3. Cytomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus (CMV) masih satu keluarga dengan virus herpes. Pada orang dewasa, infeksi virus ini biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, bila terjadi pada janin, infeksi CMV dapat menyebabkan gangguan pendengaran, epilepsi, dan gangguan intelektual.
4. Herpes simpleks
Virus herpes simpleks biasanya ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan ketika bayi melalui jalan lahir. Meski begitu, bayi juga bisa terinfeksi virus ini selama dalam kandungan.
Infeksi herpes simpleks dapat menyebabkan kerusakan otak, gangguan pernapasan, dan kejang pada bayi. Gejala penyakit ini biasanya baru muncul setelah bayi berusia 2 minggu.
Di samping keempat penyakit di atas, ada juga penyakit lainnya yang bisa ditularkan ibu hamil kepada bayi selama masa kehamilan atau persalinan, yaitu hepatitis B, HIV, sifilis, cacar air, campak, gondok, infeksi virus Epstein-Barr, dan infeksi human parvovirus.
Alasan Penting Ibu hamil Dianjurkan Mengikuti Tes TORCH
Melalui tes TORCH, dokter dapat menentukan apakah ibu hamil menderita penyakit infeksi di atas. Hasil dari tes TORCH akan ditunjukkan dengan tanda ‘positif’ atau ‘negatif’.
Jika hasil tes negatif, artinya Bunda tidak sedang mengalami infeksi dan tidak pernah terinfeksi penyakit tersebut sebelumnya. Sebaliknya, jika hasil positif, dokter akan memastikan lagi apakah infeksi tersebut masih aktif atau tidak.
Jadi, alasan penting di balik tes TORCH adalah agar dokter dapat melakukan pengobatan bila ditemukan adanya infeksi di dalam tubuh ibu hamil. Dengan begitu, komplikasi pada bayinya dapat dicegah.
Selain menjalani tes TORCH, Bumil juga perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Bila mengalami gejala yang dirasa tidak normal, segeralah periksakan ke dokter kandungan agar dapat diberikan penanganan yang aman dan tepat.