Dexanta adalah obat untuk mengatasi gejala akibat asam lambung berlebih, seperti mual, nyeri ulu hati, dan kembung. Obat ini dapat digunakan pada kondisi gastritis, GERD, tukak lambung, atau ulkus duodenum. 

Dexanta mengandung bahan aktif aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan simethicone. Perpaduan bahan aktif ini bekerja dengan cara menetralkan asam lambung, serta mengurai gelembung gas di saluran pencernaan. Hasilnya, keluhan akibat asam lambung berlebih bisa mereda.

Dexanta - Alodokter

Produk Dexanta

Ada dua varian produk Dexanta yang tersedia di Indonesia, yaitu:

1. Dexanta Tablet Kunyah

Tiap tablet kunyah Dexanta mengandung 200 mg aluminium hidroksida, 200 mg magnesium hidroksida, dan 50 mg simethicone. Produk ini dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dan anak usia >6 tahun. 

2. Dexanta Suspensi

Tiap 5 ml Dexanta suspensi mengandung 200 mg aluminium hidroksida, 200 mg magnesium hidroksida, dan 50 mg simethicone. Produk ini dapat digunakan oleh orang dewasa. 

Apa Itu Dexanta

Bahan aktif Aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan simethicone
Golongan Obat bebas
Kategori Antasida dan antiflatulen 
Manfaat Meredakan gejala penyakit asam lambung, tukak lambung, ulkus duodenum, atau gastritis
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak usia >6 tahun
Dexanta untuk ibu hamil Kategori C: Belum ada cukup bukti dari studi pada binatang percobaan maupun manusia yang menjelaskan keamanan obat terhadap ibu hamil maupun janin.
Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, kecuali jika disarankan oleh dokter.
Dexanta untuk ibu menyusui  Dexanta umumnya aman untuk ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter.
Bentuk obat Tablet kunyah dan suspensi

Peringatan sebelum Menggunakan Dexanta

Meski dijual bebas di pasaran, Dexanta tidak boleh digunakan secara sembarangan. Berikut adalah hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi obat ini: 

  • Jangan mengonsumsi Dexanta jika Anda terhadap kandungan di dalam obat ini. Konsultasikan ke dokter mengenai riwayat alergi yang dimiliki.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan Dexanta jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, batu ginjal, penyakit liver, diare, sembelit, atau perdarahan lambung. 
  • Konsultasikan perihal penggunaan Dexanta dengan dokter jika Anda sedang menjalani diet rendah magnesium atau diet rendah garam. 
  • Diskusikan dengan dokter terkait penggunaan Dexanta jika Anda sedang hamil, menyusui, mungkin hamil, atau merencanakan kehamilan.
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Dexanta. Beri tahu dokter jika Anda kesulitan mengurangi konsumsi minuman beralkohol atau kecanduan alkohol.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi Dexanta.

Dosis dan Aturan Pakai Dexanta

Dosis Dexanta ditentukan berdasarkan jenisnya dan usia pasien. Berikut adalah penjelasannya:  

Dexanta tablet kunyah

  • Dewasa: 1–2 tablet, 3–4 kali sehari. 
  • Anak usia 6–12 tahun: ½–1 tablet, 3–4 kali sehari.

Dexanta suspensi

  • Dewasa: 1–2 sendok takar (5–10 ml), 3–4 kali sehari. 

Cara Menggunakan Dexanta dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi Dexanta. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.

Agar mendapat manfaat maksimal Dexanta, perhatikan cara penggunaannya yang benar berikut ini:

  • Konsumsilah Dexanta di antara waktu makan dan menjelang tidur. 
  • Pastikan untuk mengunyah Dexanta tablet terlebih dahulu sebelum ditelan. 
  • Untuk Dexanta suspensi, minumlah obat ini antara waktu makan dan menjelang tidur malam. Kocok kemasan sebelum dikonsumsi. Gunakan sendok takar yang sudah tersedia dalam kemasan agar dosisnya tepat.
  • Jika Anda perlu menggunakan obat lain, seperti antibiotik, minumlah obat tersebut 2 jam sebelum atau setelah mengonsumsi Dexanta.
  • Minumlah Dexanta hanya saat gejala muncul. Dexanta tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangka panjang. Sebaiknya periksakan diri ke dokter jika gejala yang dialami belum reda dalam 2 minggu. 
  • Hindari mengonsumsi makanan pemicu asam lambung, seperti gorengan atau makanan pedas maupun asam, agar hasil pengobatan lebih optimal.
  • Simpan Dexanta di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Dexanta dengan Obat Lain

Kandungan aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan simethicone di dalam Dexanta bisa menimbulkan interaksi antarobat jika digunakan dengan obat-obat lain. Efek interaksi tersebut antara lain: 

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping Dexanta jika digunakan dengan suplemen vitamin D3, kalsium sitrat, atau potassium sitrat, terutama jika digunakan dalam jangka panjang
  • Penurunan penyerapan dan efektivitas dolutegravir dalam mengobati infeksi HIV 
  • Peningkatan risiko terjadinya alkalosis metabolik jika digunakan dengan sodium polystyrene sulfonate
  • Penurunan penyerapan dan efektivitas dari allopurinol untuk mengatasi asam urat
  • Penurunan penyerapan dan efektivitas obat antidiabetes golongan sulfonilurea, seperti glimepiride atau glyburide

Jika Anda juga sedang minum allopurinol atau obat golongan sulfonilurea, beri jarak waktu setidaknya 2–3 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi Dexanta.

Agar tidak terjadi efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan Dexanta bersama obat, suplemen, makanan, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Dexanta

Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan simethicone di dalam Dexanta meliputi: 

Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika efek samping di atas terjadi dan tidak kunjung membaik. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi keluhan tersebut. 

Obat ini jarang menyebabkan efek samping yang berbahaya selama dikonsumsi berdasarkan aturan pakai. Namun, segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, seperti:

  • Pusing seperti akan pingsan
  • Tidak nafsu makan
  • Lemah otot
  • Muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
  • Detak jantung terasa cepat atau tidak beraturan 
  • Nyeri saat buang air kecil 
  • Sakit perut yang parah
  • Nyeri tulang
  • Perubahan suasana hati, seperti linglung