ACDF (anterior cervical discectomy and fusion) adalah tindakan untuk mengganti cakram atau bantalan di antara ruas tulang leher. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk menangani saraf kejepit di area tulang leher.
Diskus atau bantalan (cakram) di antara ruas tulang leher bisa rusak atau mengalami penurunan fungsi akibat cedera, penyakit, atau penuaan. Kerusakan atau penurunan pada fungsi diskus biasanya ditandai dengan nyeri, sensasi lemah, atau kesemutan di leher yang menjalar ke lengan.
Jika obat-obatan dan terapi tidak efektif meredakan keluhan di tulang leher, dokter akan menyarankan tindakan ACDF (anterior cervical discectomy and fusion). Pada prosedur ini, bantalan yang rusak akan diambil, kemudian diganti dengan bantalan baru, yang biasanya diambil dari tulang di bagian tubuh lain dari pasien atau pendonor.
Tujuan ACDF
ACDF bisa menjadi pertimbangan bila pemberian obat-obatan atau terapi fisik kurang efektif dalam mengatasi kondisi atau keluhan berikut:
- Kerusakan pada tulang leher dan bantalannya (spondilosis servikal)
- Hernia nukleus pulposus atau saraf kejepit di area tulang leher
- Cervical myelopathy, yang terjadi ketika saraf tulang belakang tertekan
- Sakit leher yang parah
- Nyeri leher yang menjalar ke bahu dan lengan
- Kesemutan, mati rasa, atau sensasi lemah di lengan, bahu, atau tangan
- Rentang gerak yang terbatas
- Kehilangan kemampuan motorik halus, seperti menggenggam atau mengambil benda
- Gangguan keseimbangan
- Kesulitan berjalan
Peringatan dan Larangan ACDF
ACDF tidak dianjurkan pada pasien dengan kondisi berikut:
- Stenosis spinal
- Obesitas
- Hamil
- Diabetes
- Rheumatoid arthritis atau osteoporosis
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pasien yang direncanakan menjalani ACDF, yaitu:
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan suplemen, produk herbal, atau obat tertentu, terutama obat antinyeri, obat pengencer darah, atau aspirin. Konsumsi obat-obatan tersebut mungkin perlu dihentikan sementara.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit alergi, termasuk alergi terhadap obat-obatan atau obat bius tertentu.
- Beri tahu dokter bila Anda pernah mengalami perdarahan atau menjalani operasi tertentu.
Sebelum ACDF
Sebelum tindakan ACDF, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan bahwa prosedur ini aman dan sesuai dengan kondisi pasien. Dokter akan memulainya dengan melakukan pemeriksaan fisik dan menilai kesehatan pasien secara umum.
Jika pasien sudah menjalani foto Rontgen dan MRI, hasil pemeriksaan tersebut akan digunakan oleh dokter untuk menilai kondisi pasien, serta merencanakan pengobatan lebih lanjut.
Dokter juga akan meminta pasien untuk melakukan beberapa hal sebelum prosedur ACDF, yaitu:
- Tidak merokok, setidaknya 1–2 minggu sebelum operasi. Hal ini karena rokok bisa menghambat penyembuhan luka dan meningkatkan risiko infeksi.
- Menjalani pemeriksaan sebelum operasi, seperti elektrokardiogram (EKG) dan tes darah, beberapa hari sebelum operasi.
- Berhenti mengonsumsi obat pengencer darah sesuai waktu yang disarankan oleh dokter.
- Berpuasa mulai tengah malam sebelum prosedur dilakukan. Ikuti aturan puasa yang diberikan oleh dokter.
- Meminta anggota keluarga untuk mengantarkan pulang setelah prosedur dilakukan.
Prosedur ACDF
Secara umum, prosedur ACDF memerlukan waktu sekitar 1–3 jam. Sebelum memulai tindakan ini, dokter akan meminta pasien untuk melepaskan perhiasan dan mengganti pakaian dengan jubah khusus. Setelah itu, pasien akan diminta untuk berbaring dalam posisi telentang di meja operasi.
Selanjutnya, dokter akan melakukan prosedur ACDF dalam tahapan berikut:
- Memberikan obat bius umum melalui infus agar pasien tertidur dan tidak merasakan nyeri selama prosedur berlangsung
- Membuat sayatan di leher bagian depan, yang lebarnya disesuaikan dengan area yang akan ditangani
- Menggeser pembuluh darah, batang tenggorokan (trakea), dan kerongkongan (esofagus), agar area tulang leher lebih mudah diakses
- Mengangkat bantalan (cakram) yang rusak, kemudian membersihkan ruang di antara ruas tulang guna mempersiapkan tempat untuk cangkok bantalan tulang belakang
- Memulai cangkok dengan memasukkan potongan tulang atau cincin logam berongga yang diisi dengan potongan-potongan tulang
- Menempatkan pelat logam dan sekrup untuk menahan cangkok agar menyatu dengan tulang leher
- Menyelesaikan operasi dengan mengembalikan pembuluh darah, trakea, dan kerongkongan ke posisi semula, menjahit luka sayatan, lalu menutupnya dengan perban
Setelah ACDF
Setelah operasi ACDF, pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan untuk dipantau kondisinya. Selama di ruangan pemulihan, tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan, akan diperiksa secara berkala.
Ketika pengaruh obat bius sudah hilang, pasien akan diminta untuk latihan duduk atau berjalan di ruang perawatan. Bila kondisinya sudah stabil, pasien diperbolehkan untuk pulang. Namun, jika ada keluhan, seperti kesulitan bernapas atau tekanan darah tidak stabil, pasien akan disarankan untuk tetap menginap di rumah sakit.
Selama dalam masa pemulihan, pasien perlu menjaga luka operasi tetap kering dan bersih. Pasien bisa bertanya kepada dokter kapan waktu yang tepat untuk beraktivitas atau bekerja kembali.
Untuk membantu proses pemulihan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan pasien, yaitu:
- Menghindari aktivitas berat selama 6 minggu
- Tidak melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik, berkendara, berkuda, atau memanjat selama 3 bulan setelah operasi.
- Minum obat pereda nyeri yang diresepkan dokter atau obat yang bisa dibeli tanpa resep, seperti paracetamol. Penggunaan obat antinyeri bisa dihentikan apabila rasa sakit sudah mereda.
- Beristirahat atau tidur dalam waktu yang cukup, sekitar 7–9 jam per hari.
- Mengenakan penyangga leher dan membatasi gerakan leher, seperti menekuk atau memutar leher.
- Menggunakan kompres dingin pada bekas sayatan operasi, untuk mengurangi pembengkakan.
- Mengganti perban pada area sayatan secara teratur.
- Menjalani terapi fisik sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter.
Efek Samping dan Komplikasi ACDF
ACDF umumnya merupakan prosedur yang aman. Namun, beberapa pasien mungkin mengalami efek samping atau komplikasi berikut setelah ACDF:
- Perdarahan
- Infeksi
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Memar pada area operasi
- Penggumpalan darah
- Gejala kerusakan saraf, seperti perubahan suara, lengan melemah, atau kesulitan membuka kelopak mata
Jika muncul keluhan di atas atau timbul gejala baru, seperti bengkak, nyeri, atau perubahan warna kulit di area operasi, konsultasikan lewat Chat Bersama Dokter. Dokter dapat memberikan saran penanganan pertama atau merujuk ke rumah sakit terdekat bila keluhan tersebut memerlukan tindakan medis.
Pada kondisi tertentu, keluhan yang dialami pasien bisa saja tidak membaik meski telah dioperasi. Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter mengenai keluhan yang dialami setelah operasi.
Segera hubungi dokter atau pergi ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan darurat jika mengalami gejala berikut:
- Perdarahan yang terus-menerus dari area sayatan operasi
- Keluar cairan berwarna kuning atau hijau dari sayatan operasi
- Nyeri berat pada leher
- Demam tinggi yang tidak membaik dengan minum obat demam
- Mual dan muntah
- Sulit menelan atau makan yang bertambah parah atau terjadi terus-menerus
- Ruam atau gatal pada area sayatan operasi
- Bengkak dan nyeri pada betis di salah satu kaki
- Sensasi lemah, mati rasa, atau kesemutan yang baru muncul di lengan atau kaki