Acebutolol atau asebutolol adalah obat untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan dalam pengobatan gangguan irama jantung atau angina pektoris.
Acebutolol merupakan obat golongan penghambat beta yang bekerja dengan cara menghambat reseptor beta di jantung dan pembuluh darah. Dengan begitu, denyut jantung akan melambat, ketegangan di jantung dan pembuluh darah berkurang, dan tekanan darah akan turun.
Merek dagang acebutolol: -
Apa Itu Acebutolol
Golongan | Obat resep |
Kategori | Penghambat beta (beta blockers) |
Manfaat | Mengobati hipertensi, aritmia, atau angina pektoris |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Acebutolol untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Acebutolol untuk ibu menyusui | Acebutolol dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter. |
Bentuk obat | Kapsul |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Acebutolol
Acebutolol hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi acebutolol:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Acebutolol tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita gagal jantung yang berat gangguan irama jantung, seperti AV blok atau bradikardia berat. Acetabutolol tidak boleh digunakan oleh pasien dengan kondisi tersebut.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, sindrom Raynaud, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), sleep apnea, diabetes, hipertiroidisme, penyakit hati, myasthenia gravis, penyakit ginjal, atau depresi.
- Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan, selama menjalani pengobatan dengan acebutolol, karena obat ini dapat menyebabkan pusing.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk obat herbal dan suplemen.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan acebutolol sebelum menjalani operasi atau tindakan medis, termasuk operasi gigi.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi acebutolol.
Dosis dan Aturan Pakai Acebutolol
Dosis acebutolol ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan respons tubuh terhadap obat. Berikut ini adalah dosis acebutolol untuk orang dewasa berdasarkan tujuan penggunaannya:
- Tujuan: Mengobati hipertensi
Dosis awal 200–400 mg, 1–2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan setelah 2 minggu pengobatan menjadi 400 mg, 2 kali sehari. Dosis maksimal 1.200 mg per hari yang dibagi dalam beberapa dosis.
- Tujuan: Mengatasi aritmia
Dosis awal 200 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sesuai respons pasien. Dosis maksimal 1.200 mg per hari yang dibagi dalam beberapa dosis.
- Tujuan: Menangani angina pektoris
Dosis awal 200–400 mg, 1–2 kali sehari. Dosis maksimal 1.200 mg per hari yang dibagi dalam beberapa dosis.
Cara Mengonsumsi Acebutolol dengan Benar
Gunakan acebutolol sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan obat. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis, serta jangan menggunakan obat melebihi jangka waktu yang dianjurkan.
Acebutolol dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Gunakan air putih untuk menelan kapsul. Jangan mengunyah, membelah, atau menghancurkan kapsul karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
Konsumsi acebutolol pada jam yang sama setiap harinya. Jika Anda lupa mengonsumsi acebutolol, segera konsumsi obat ini jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Selain mengonsumsi acebutolol, Anda disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat dan berolahraga secara rutin agar pengobatan lebih maksimal. Perhatikan menu makanan sehari-hari dan hindari makanan yang mengandung banyak garam (natrium).
Periksakan diri Anda ke dokter secara berkala selama menggunakan acebutolol agar perkembangan kondisi bisa tetap dikontrol.
Simpan acebutolol pada suhu ruangan dan letakkan di dalam wadah tertutup. Hindarkan dari paparan sinar matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Acebutolol dengan Obat Lain
Penggunaan acebutolol bersamaan dengan obat-obatan lain dapat menimbulkan beberapa efek interaksi, antara lain:
- Penurunan efektivitas acebutolol jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen
- Peningkatan kadar aminofilin atau teofilin di dalam darah yang bisa meningkatkan risiko terjadinya efek samping, seperti tremor atau insomnia
- Penurunan efektivitas obat dekongestan hidung, seperti efedrin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan diltiazem atau verapamil
- Peningkatan efektivitas acebutolol jika digunakan dengan obat golongan antihipertensi lainnya, seperti atenolol, reserpine, metoprolol, clonidine, atau betaxolol
Efek Samping dan Bahaya Acebutolol
Ada beberapa efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan acebutolol, antara lain:
- Sakit kepala atau pusing
- Mual, sakit perut, diare, atau sembelit
- Lelah yang tidak biasa
- Nyeri otot
- Insomnia
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau semakin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:
- Sesak napas
- Bengkak di kaki
- Nyeri dada
- Detak jantung terasa sangat lambat
- Gelisah, bingung, atau depresi
- Pusing yang berat hingga ingin pingsan
- Gangguan hati, yang bisa ditandai dengan urine berwarna gelap, mual dan muntah, penyakit kuning