Bullying bisa terjadi kapan pun dan di mana pun, termasuk di sekolah anak. Selain mengajarkan Si Kecil untuk bersikap baik dan tidak menjadi pelaku bullying, penting juga bagi Bunda untuk memberitahunya mengenai hal apa yang harus dilakukan saat melihat tindakan bullying.
Bullying atau perundungan merupakan perilaku menyerang dan mengintimidasi yang dilakukan secara sengaja kepada orang lain. Tindakan ini bisa terjadi dalam bentuk kekerasan fisik, seperti memukul atau menendang, dan bisa juga dalam bentuk verbal, misalnya mengejek atau mempermalukan.
Sikap yang Perlu Diajarkan pada Anak Saat Melihat Bullying
Ada dua respons yang bisa terjadi pada saksi bullying. Respons pertama, saksi terlalu bersimpati dengan korban bullying, sehingga ia ikut merasa tersiksa karena melihat kejadian itu. Studi bahkan menunjukkan bahwa saksi tindakan bullying mungkin bisa lebih menderita akibat merasa bersalah, tidak berdaya, cemas, hingga depresi.
Respons lainnya justru bertentangan, saksi dari tindakan bullying justru tidak merasa perlu membantu korban dan cuek saja, karena ia menganggap akan ada orang lain yang akan membantu korban. Respons ini umumnya terjadi jika bullying terjadi di tempat umum yang dilihat banyak orang.
Kedua respons di atas tentu dapat merugikan kedua pihak, baik saksi maupun korban bullying. Inilah alasan mengapa orang tua perlu mengajarkan anak cara menyikapi perilaku yang tidak terpuji ini.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu Bunda ajarkan pada Si Kecil ketika melihat tindakan bullying:
1. Jangan ikut mem-bully
Terkadang anak-anak belum mengerti bahwa mengolok-olok atau mengejek temannya merupakan tindakan bullying. Karena dianggap lucu, mungkin saja anak menjadi ikut tertawa bersama sang pelaku.
Bunda perlu menjelaskan pada Si Kecil tindakan apa saja yang termasuk bullying. Katakan padanya untuk tidak ikut melakukan hal tersebut kepada korban atau ikut menertawakan korban. Memberikan respons positif, seperti tertawa, terhadap tindakan bullying justru membuat pelaku menjadi merasa tidak bersalah.
Ajarkan juga Si Kecil untuk mengajak teman-teman lain di sekitarnya yang melihat tindakan bullying untuk tidak ikut serta dan tidak memberikan respons positif kepada pelaku.
2. Laporkan kepada orang dewasa
Ajarkan Si Kecil untuk melaporkan tindakan bullying pada orang dewasa, misalnya pada guru atau orang tua, dan menceritakan kejadian yang ia lihat. Dengan begitu, Si Kecil akan membantu menghentikan tindakan bullying dengan aman.
Bullying tidak selalu terjadi secara langsung, tapi juga bisa terjadi di dunia maya. Jadi, mintalah Si Kecil untuk melaporkan kepada Bunda atau guru di sekolah ketika menemukan foto, video, atau komentar media sosial yang tergolong bullying. Minta juga ia untuk tidak menyebarluaskan foto atau video tersebut.
3. Tegur pelaku bullying
Jika Si Kecil memiliki keberanian, minta ia untuk menegur pelaku bullying secara baik-baik. Ketika tidak mendapatkan respons positif dari orang lain, biasanya pelaku akan menghentikan tindakannya tersebut.
Namun, beri tahu Si Kecil kalau ia boleh menegur pelaku bullying hanya jika ia merasa aman. Bila tindakan bullying berupa kekerasan fisik atau terlihat sangat kasar, sebaiknya Si Kecil langsung melaporkannya kepada orang dewasa.
4. Rangkul korban
Sebuah penelitian membuktikan bahwa menemani korban bullying dapat melindunginya dari tindakan bullying yang akan terjadi ke depannya. Berikanlah Si Kecil ide untuk berteman dengan korban bullying, misalnya dengan duduk bersama di kelas, makan siang bersama, atau bermain bersama ketika jam istirahat
Selain mencegah tindakan bully kembali, korban juga jadi tidak putus asa karena sadar bahwa ada orang yang peduli dan dia tidak sendirian.
5. Jangan musuhi pelaku bully
Bullying memang perilaku tidak terpuji, tetapi ajarkan Si Kecil untuk tidak memusuhi pelaku bullying atau membicarakan hal jelek soal pelaku, ya. Bagaimana pun, Si Kecil tetap harus bersikap baik dengan setiap orang.
Demi keamanan Si Kecil, Bunda bisa meminta ia untuk berjaga jarak dan bersikap asertif dengan pelaku, agar Si Kecil tidak ikut ke dalam pergaulan pelaku bullying atau malah menjadi korban bully.
Bullying merupakan tindakan yang tidak boleh disepelekan. Yuk, ajak Si Kecil untuk mencegah dan menghentikan perilaku ini dengan cara-cara yang telah dijelaskan di atas. Cara tersebut juga bisa menanamkan empati dan rasa percaya diri pada Si Kecil.
Pastikan juga Bunda mendampingi Si Kecil saat menggunakan media sosial, agar ia dapat mempelajari hal apa saja yang positif dan bermanfaat untuk pengembangan dirinya serta apa saja yang negatif dan perlu dihindari.
Jika Bunda khawatir tindakan bullying yang Si Kecil lihat memberikan pengaruh yang buruk pada kondisi psikologisnya atau justru Si Kecil yang menjadi korban bullying, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog, ya, Bun.