Penyakit asam lambung cukup umum dialami oleh ibu hamil, terutama di trimester akhir kehamilan. Gejala utamanya berupa rasa panas di ulu hati (heartburn). Penyakit asam lambung saat hamil dapat menimbulkan dampak yang serius. Oleh karena itu, Bumil perlu mengetahui cara pengobatannya.
Penyakit asam lambung (GERD) pada ibu hamil biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Asam lambung bisa naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan gejala heartburn.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan ibu hamil mengalami hal ini. Salah satunya adalah karena lambung tertekan oleh rahim yang kian membesar.
Dampak Penyakit Asam Lambung Saat Hamil
Meski gejalanya sering terjadi pada ibu hamil, bukan berarti penyakit asam lambung bisa diabaikan. Pasalnya, kondisi ini bisa saja berdampak buruk jika dibiarkan berlarut-larut tanpa pengobatan. Berikut ini adalah beberapa komplikasi dari penyakit asam lambung:
Ulkus esofagus
Ulkus esofagus adalah luka pada dinding kerongkongan yang disebabkan oleh naiknya asam lambung. Awalnya, asam lambung hanya akan menyebabkan radang atau esofagitis. Namun, bila terus-menerus terjadi, radang bisa menjadi semakin parah dan akhirnya membentuk luka yang menyebabkan nyeri dada atau ulu hati dan sulit menelan (disfagia).
Selain itu, luka yang terbentuk karena asam lambung bisa sangat dalam dan menyebabkan perdarahan. Walaupun perdarahannya kecil, ini bisa menyebabkan anemia yang berbahaya bagi ibu hamil.
Striktur esofagus
Selain berkembang menjadi luka, radang pada kerongkongan yang disebabkan asam lambung juga bisa membentuk jaringan parut. Jaringan parut ini membuat kerongkongan menyempit sehingga mengakibatkan kesulitan dalam menelan.
Esofagus Barret
Esofagus Barret adalah kondisi ketika jaringan pada dinding kerongkongan bagian bawah mengalami perubahan hingga menjadi mirip dengan jaringan pada dinding usus. Kondisi ini tidak menimbulkan gejala tertentu, namun bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker esofagus.
Cara Mengobati Penyakit Asam Lambung Saat Hamil
Segera temui dokter jika Bumil mengalami gejala penyakit asam lambung. Untuk meredakan gejalanya, dokter kemungkinan akan meresepkan obat-obatan, seperti:
1. Antasida
Antasida bekerja dengan cara menetralkan asam lambung. Namun, perlu Bumil ketahui, obat ini dapat mengganggu penyerapan zat besi di usus. Oleh karena itu, gunakan antasida sesuai petunjuk dokter.
Dosis dan lama penggunaan antasida akan ditentukan oleh dokter sesuai kondisi Bumil. Efek samping yang mungkin timbul sewaktu menggunakan obat ini adalah mual, sembelit, diare, atau sakit kepala.
2. Omeprazole
Obat ini bekerja dengan cara mengurangi jumlah asam yang dihasilkan lambung. Omeprazole diresepkan untuk diminum sekali sehari sebelum makan. Meski aman untuk dikonsumsi ibu hamil, omeprazole dapat menyebabkan efek samping, seperti sakit kepala, diare, mual, maupun muntah.
3. Ranitidin
Ranitidin juga dapat meringankan penyakit asam lambung dengan cara mengurangi produksi asam lambung. Obat ini biasanya diminum 2 kali sehari dan efek samping yang mungkin timbul bisa berupa kantuk, sembelit, dan sakit kepala.
Penyakit asam lambung pada ibu hamil perlu diatasi. Selain karena gejalanya dapat membuat ibu hamil merasa tidak nyaman, kondisi ini juga bisa menimbulkan dampak serius. Obat-obatan dari dokter dapat mengurangi gejala penyakit asam lambung. Namun, pengobatan untuk asam lambung juga perlu diiringi dengan pola makan yang sesuai.
Bila Bumil mengalami gejala naiknya asam lambung, lebih baik makan sedikit-sedikit tapi sering dibandingkan makan dalam jumlah banyak sekaligus. Selain itu, hindari mengonsumsi makanan yang pedas, asam, atau berminyak, termasuk jenis sayuran tertentu, serta minuman yang tinggi kafein. Ketika makan, jangan sambil berbaring agar rahim tidak menekan lambung.
Jika gejala yang Bumil alami semakin parah, apalagi sampai menyebabkan kesulitan menelan, penurunan berat badan, atau tinja menjadi encer dan hitam, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.